SKRIPSI PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INFLASI, DAN TINGKAT KESEMPATAN KERJA TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA

Tuesday, January 19, 2016

(KODE : 0001-EKOPEMB) : SKRIPSI PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INFLASI, DAN TINGKAT KESEMPATAN KERJA TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA



BAB II 
LANDASAN TEORI

2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan pendapatan nasional secara berarti dalam suatu periode perhitungan tertentu (Putong, 2003). Angka pertumbuhan ekonomi umumnya dalam bentuk persentase dan bernilai positif, tetapi mungkin juga bernilai negatif. Negatifnya pertumbuhan ekonomi disebabkan adanya penurunan yang lebih besar dari pendapatan nasional tahun berikutnya dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Menurut Boediono (1985) dalam Kuncoro (2004), teori pertumbuhan ekonomi menjelaskan faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain, sehingga terjadi proses pertumbuhan.
Menurut Prof. Simon Kuznets, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan j angka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya. Definisi ini mempunyai 3 (tiga) komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat (Jhingan, 2000). 

2.1.1 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Arsyad (1997), terdapat 3 faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: (1) akumulasi modal, termasuk semua investasi baru yang berwujud tanah(lahan), peralatan fisikal dan sumberdaya manusia (human resources), (2) pertumbuhan penduduk, dan (3) kemajuan teknologi. 
1. Akumulasi Modal
Akumulasi modal akan terjadi jika ada proporsi tertentu dari pendapatan sekarang yang ditabung dan kemudian diinvestasikan untuk memperbesar output pada masa yang akan datang. Pabrik-pabrik, mesin-mesin, peralatan-peralatan dan barang-barang yang baru akan meningkatkan stok modal fisikal suatu negara sehingga pada gilirannya akan memungkinkan negara tersebut untuk mencapai output yang lebih besar.
Selain itu, ada juga investasi tidak langsung. Pembangunan fasilitas-fasilitas irigasi akan dapat memperbaiki kualitas lahan pertanian melalui peningkatan produktivitas per hektar. Jika 100 hektar lahan beririgasi bisa menghasilkan output yang sama dengan 200 hektar lahan tidak beririgasi, maka fasilitas irigasi itu nilainya sama dengan dua kali luas lahan tanpa irigasi. Sama halnya dengan investasi tidak langsung, investasi sumberdaya manusia juga dapat memperbaiki kualitas sumberdaya manusia dan juga akan mempunyai pengaruh yang sama atau bahkan lebih besar terhadap produksi. Sekolah formal, sekolah kejuruan, dan program-program latihan kerja serta berbagai pendidikan informal lainnya, semua diciptakan secara lebih efektif untuk memperbesar kemampuan manusia dan sumber-sumberdaya lainnya sebagai hasil dari investasi langsung dalam pembangunan gedung, peralatan dan bahan-bahan (buku-buku, pro véktor, peralatan penelitian, alat-alat latihan kerja, mesin-mesin, dan lain-lain).
Semua jenis investasi diatas menyebabkan terjadinya akumulasi modal. Akumulasi modal, akan menambah sumberdaya-sumberdaya baru atau meningkatkan kualitas sumberdaya yang ada, tetapi ciri-cirinya yang utama bahwa investasi itu menyangkut suatu trade-off antar konsumsi sekarang dan konsumsi masa yang akan datang, menghasilkan hasil yang sedikit sekarang tetapi hasilnya akan lebih banyak nanti. 2. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk dan hal yang berhubungan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi, artinya semakin banyak angkatan kerja berarti semakin produktif tenaga kerja, sedangkan semakin banyak penduduk akan meningkatkan potensi pasar domestik. 
3. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi merupakan faktor yang paling penting dalam pertumbuhan ekonomi. Kemajuan teknologi disebabkan oleh cara-cara baru dan cara-cara lama yang diperbaiki dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tradisional seperti cara menanam padi, membuat pakaian, atau membuat rumah. 

2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi
1. Teori Pertumbuhan Harrod-Domar
Merupakan perluasan dari analisa Keynes mengenai kegiatan ekonomi nasional dan masalah penggunaan tenaga kerja. Teori Harrod-Domar pada hakekatnya berusaha untuk menunjukan syarat yang di perlukan agar pertumbuhan yang mantap atau steady growth yang dapat di definisikan sebagai pertumbuhan yang akan selalu menciptakan penggunaan sepenuhnya alat-alat modal yang akan selalu berlaku dalam perekonomian.
Teori Harrod-Domar memperhatikan dua aspek dari pembetukan modal dalam kegiatan ekonomi yaitu : mempertinggi pengeluaran masyarakat dan mempertinggi jumlah alat-alat modal dalam masyarakat. Dalam teori ini juga pembentukan modal dipandang sebagai pengeluaran yang akan menambah kesanggupan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang-barang maupun sebagai pengeluaran dan permintaan efektif seluruh masyarakat.
Dalam teori ini juga menganggap bahwa pertambahan dalam kesanggupan memproduksi ini tidak secara sendirinya akan menciptakan pertambahan produksi kenaikan pendapatan nasional. Harrod-Domar menyatakan bahwa pertambahan produksi dan pendapatan nasional bukan ditentukan oleh pertambahan dalam kapasitas memproduksi masyarakat, tetapi oleh kenaikan pengeluaran masyarakat. Dengan demikian, walaupun kapasitas memproduksi bertambah, pendapatan nasional baru akan bertambah dan pertumbuhan ekonomi tercipta. Analisa Harrod-Domar bertujuan menunjukan syarat yang diperlukan supaya dalam jangka panjang kemampuan produksi yang bertambah dari masa ke masa (yang di akibatkan oleh pembetukan modal pada masa sebelumnya) akan selalu sepenuhnya digunakan. 
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Solow-Swan
Menurut teori ini garis besar proses pertumbuhan mirip dengan teori Harrod-Domar dimana asumsi yang melandasi model ini yaitu:
1. Tenaga Kerja (penduduk) tumbuh dengan laju tertentu, misal P per tahun.
2. Adanya Fungsi produksi Q = f (K, L) yang berlaku bagi setiap periode.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »