SKRIPSI PENGARUH PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH

Tuesday, January 19, 2016

(KODE : 0002-EKONPEMB) : SKRIPSI PENGARUH PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH



BAB II 
URAIAN TEORITIS

2.1 Dasar Teori
2.1.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi
A. Teori Klasik
Adam Smith mengatakan bahwa output akan berkembang sejalan dengan perkembangan penduduk. Bertambahnya jumlah penduduk dipercaya akan meningkatkan produk nasional. Namun hal ini juga yang membuat hukum the law of diminishing returns berlaku, karena semakin bertambahnya jumlah penduduk tidak diiringi bertambahnya jumlah lahan untuk digarap.
Teori Pertumbuhan Klasik juga memiliki Teori Penduduk Optimum yang menyinggung mengenai pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori ini mengemukakan beberapa hal, yaitu:
1. Pada saat produksi marginal lebih tinggi daripada pendapatan per kapita, jumlah penduduk masih sedikit dan tenaga kerja masih terbatas. Maka pertumbuhan penduduk akan menambah tenaga kerja dan menaikkan pertumbuhan ekonomi.
2. Pada saat produksi marginal semakin menurun, pendapatan nasional semakin naik tetapi dengan kecepatan yang lambat. Maka pertambahan penduduk akan menambah jumlah tenaga kerja, tetapi pendapatan perkapita turun dan pertumbuhan ekonomi masih ada meskipun jumlahnya semakin kecil.
3. Pada saat produksi marginal nilainya sama dengan pendapatan per kapita, artinya nilai pendapatan perkapita mencapai maksimum dan jumlah penduduk optimal (jumlah penduduk yang sesuai dengan keadaan suatu negara yang ditandai dengan pendapatan perkapita mencapai maksimum). Sehingga pertambahan penduduk akan membawa pengaruh yang tidak baik terhadap pertumbuhan ekonomi. Berlakunya hukum the law of diminishing returns berarti tidak semua penduduk dapat terlibat dalam proses produksi. Tetapi pertumbuhan tenaga kerja diikuti dengan pertumbuhan produk akan terjadi apabila pertumbuhan tenaga kerja diikuti dengan pertumbuhan modal.
Keterangan:
1. Kurva TP1 menunjukkan adanya hubungan antara jumlah tenaga kerja dengan tingkat output nasional. Kondisi yang optimal akan tercapai jika jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi adalah Tkl, dan jumlah produk nasional Ql. Jika jumlah tenaga kerja ditambah menjadi Tk2, produk nasional tidak bertambah justru berkurang menjadi Q2.
2. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja menjadi Tk2 dapat mendorong pertumbuhan ekonomi bila diikuti dengan pertumbuhan barang modal sehingga produk nasional dapat mencapai titik Q3.

B. Teori Neo Klasik
Teori Neo Klasik ini dipelopori oleh Robert Solow yang menyatakan bahwa:
1. Fluktuatif perkembangan produk nasional akan ditentukan oleh pertumbuhan dua jenis input yaitu pertumbuhan modal dan pertumbuhan tenaga kerja. Perhatian terhadap dua input tersebut sangat besar karena proses pertumbuhan ekonomi memerlukan beberapa hal, yakni:
2. Terdapatnya intensifikasi modal, yaitu suatu proses jumlah modal per tenaga kerja naik setiap saat.
3. Adanya kenaikan tingkat upah yang dibayarkan kepada para pekerja pada saat intensifikasi modal terjadi. Sehingga masyarakat memiliki daya beli tinggi, trend konsumsi meningkat. Hal ini akan mendorong pertumbuhan produk.
4. Terdapatnya faktor perkembangan teknologi. Menurut Solow, yang paling penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah kemajuan teknologi dan peningkatan keahlian serta keterampilan para pekerja dalam menggunakan teknologi.

C. Teori Rostow
Menurut Rostow pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dari berbagai perubahan yaitu sebagai berikut:
1. Perubahan reorientasi organisasi ekonomi.
2. Perubahan pandangan masyarakat
3. Perubahan cara menabung atau menanam modal
4. Perubahan pandangan terhadap faktor alam.
Rostow juga mengemukakan tahap-tahap dalam pertumbuhan ekonomi antara lain:
1. The Traditional Society (Masyarakat Tradisional), artinya suatu kehidupan ekonomi masyarakat yang berkembang secara tradisional dan belum didasarkan pada perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan serta memiliki cara berpikir yang masih irrasional.
2. The Precondition For Take Off (Persyaratan Tinggal Landas), artinya mempakan masa transisi masyarakat untuk mempersiapkan dirinya untuk menerima teknik-teknik baru dari luar kehidupan mereka.
3. The Take Off (Tinggal Landas), artinya terjadi perubahan yang sangat drastis dalam terciptanya kemajuan yang sangat pesat dalam inovasi berproduksi dan lain sebagainya. Tahap ini merupakan salah satu tahap terpenting dalam teori Rostow, karena dari tahap inilah semua struktur dapat berubah ke arah yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
4. The Drive To Maturity (Menuju Kematangan), artinya masyarakat secara efektif telah menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor-faktor produksi dan kekayaan alam.
5. The Age Of High Mass Consumption (Konsumsi Tinggi), artinya perhatian masyarakat lebih menekankan pada masalah kesejahteraan dan upaya masyarakat tertuju untuk menciptakan welfare state, yaitu kemakmuran yang lebih merata kepada penduduknya dengan cara mengusahakan distribusi pendapatan melalui sistem perpajakan yang bersifat progresif. Hal ini dilakukan semata-mata agar tidak terjadi ketimpangan dalam masyarakat. Masyarakat tidak mempermasalahkan kebutuhan pokok lagi, tapi konsumsi lebih tinggi terhadap barang tahan lama dan barang-barang mewah

D. Teori Schumpeter
Teori yang dicetuskan oleh Schumpeter ini lebih menekankan pada peran pengusaha, baik pengusaha kecil maupun pengusaha besar dalam pembangunan, karena kemajuan perekonomian sangat ditentukan oleh adanya entrepreneur. Ciri-ciri entrepreneur yang baik yaitu orang yang memiliki inisiatif yang tinggi, motivasi dan keberanian mengaplikasikan inovasi-inovasi baru dalam kegiatan berproduksi. Para entrepreneur akan menciptakan hal-hal yang baru seperti menciptakan barang baru, menggunakan cara-cara yang baru dalam berproduksi, memperluas pasar ke daerah baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru, reorganisasi dan restrukturisasi dalam perusahaan industri agar usahanya dapat lebih maju dibandingkan kompetitor lainnya.

E. Teori Keynesian
Keynes menyatakan bahwa dalam jangka pendek output nasional dan kesempatan kerja utama ditentukan oleh permintaan agregate, mereka yakin bahwa kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal harus digunakan untuk mengatasi pengangguran dan menurunkan laju inflasi serta peranan pemerintah sangat besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Perekonomian pasar sepertinya sulit untuk menjamin ketersediaan barang yang dibutuhkan masyarakat dan bahkan sering menimbulkan instability, inequity dan inefisiensi. Bila perekonomian sering diharapkan pada ketidakstabilan, ketidakmerataan dan ketidakefisienan jelas akan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »