SKRIPSI PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN TB PARU TENTANG PENCEGAHAN TB

Monday, January 18, 2016
(0002-KEPERAWATAN) SKRIPSI PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN TB PARU TENTANG PENCEGAHAN TB

BAB 2 
TINJAUAN PUSTAKA

1. Tuberculosis Paru
1.1. Definisi
Tuberculosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobakterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi, diantaranya adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum, malaise, gejala flu, demam derajat rendah, nyeri dada dan batuk darah (Mansjoer, 2001).
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis (Sylvia, 2005). Tuberculosis adalah contoh lain infeksi pernafasan bawah, penyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme Mycobacterium Tuberculosis, yang biasanya ditularkan melalui inhalasi percikan ludah {droplet), orang ke orang dan men kolonisasi bronkiolus atau alveolus (Corwin, 2000)
Berdasarkan definisi diatas, maka Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Tuberculosis Paru adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman "Mycobakterium Tuberculosis" dengan gejala khasnya berupa batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum.
1.2. Etiologi
Penyebabnya adalah kuman Mycobacterium Tuberculosis yaitu kuman batang aerobik dan tahan asam yang merupakan organisme patogen maupun saprofit.Ada beberapa mikobakteri patogen,tetapi hanya strain bovin yang patogenik terhadap manusia. basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 mm, ukuran ini lebih kecil dari pada sel darah merah (Wilson,2006).
1.3. Tanda Dan Gejala
Keluhan dan gejala pada penderita tuberkulosis pam dapat dibagi menjadi gejala lokal dipam dan keluhan pada selurh tubuh secara umum. Keluhan dipam pun akan banyak tergantung pada jaringan pam yang sudah msak karena teberkulosis ini dan bagaimana bentuk kemsakan yang ada.
Hams diketahui pula bahwa tidak ada keluhan yang khas untuk tuberkulosis. Artinya keluhan-keluhan yang ada bisa saja menyempai keluhan pada penyakit lain. Batuk misalnya, memang dapat terjadi pada tuberkulosis tetapi dapat terjadi juga pada penyakit flu biasa (Tjandra, 2002). Menumt Depkes RI (2009) tanda dan gejalanya diantara lain:
a. Batuk terns menems dan berdahak selama 2 minggu atau lebih.
b. Batuk bercampur darah.
c. Sesak nafas dan nyeri dada.
d. Badan lemah.
e. Nafsu makan berkurang.
f. Berat badan tumn.
g. Rasa kurang enak badan (lemas).
h. Demam meriangberkepanjangan.
i. Berkeringat dimalam hari walaupun tidak melakukan kegiatan.
1.4. Komplikasi
Setelah terjadi infeksi melalui saluran napas, di dalam gelembung paru (alveoli) berlangsung reaksi peradangan setempat dengan timbulnya benjolan-benjolan kecil (tuberkel). Sering kali sistem-tangkas tubuh yang sehat dapat memberantas basil dengan cara menyelubunginya dengan jaringan pengikat. Infeksi primer ini lazimnya menjadi abses "terselubung" (incapsulated) dan berlangsung tanpa gejala hanya jarang disertai batuk dan napas berbunyi.
Pada orang-orang dengan sistem-imun lemah (anak-anak, manula, penderita ADDS) dapat timbul radang paru hebat. Basil TBC memperbanyak diri di dalam makrofag dan benjolan-benjolan bergabung menjadi infiltrat yang akhirnya menimbulkan rongga (caverna) di paru-paru. Bila kemudian terjadi hubungan antara paru-paru dan cabang bronchi, maka terjadilah TBC terbuka (tuberculosis cavernosus) dengan adanya basil di dahak (sputum). TBC terbuka ini berbahaya sekali. Walaupun hanya bercirikan batuk kronis, tetapi bersifat sangat menular. Penderita dengan kondisi seperti itu merupakan sumber merajalelanya TBC dengan mendadak di sekelompok masyarakat. Hal ini terjadi lebih kurang 10% dari semua infeksi.
1.5. Pengobatan Pada Tuberculosis paru
Penderita TBC dapat diobati dengan pemberian antibiotik oleh dokter. Pengobatan secara teratur selama 6-12 bulan dapat mencegah TBC kambuh lagi. Penyakit TBC merupakan penyakit menular. Oleh karena itu, pencegahan dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan penderita TBC. TBC dapat menular misalnya melalui dahak penderita TBC yang secara tidak langsung terhirup manusia yang sehat. Penularan perlu diwaspadai dengan mengambil tindakan-tindakan pencegahan selayaknya untuk menghindarkan infeksi tetes dari penderita ke orang lain. Salah satu cara adalah batuk dan bersin sambil menutup mulut/hidung dengan sapu tangan atau kertas tissue untuk kemudian di desinfeksi dengan lysol atau dibakar. Bila penderita berbicara, jangan terlampau dekat dengan lawan bicaranya. Ventilasi yang baik dari ruangan juga memperkecil bahaya penularan. Selain itu pengobatan TB paru lebih di utamakan dalam pengobatan medikamentosa diantaranya adalah dasar terapi medikamentosa TB :
1) Kombinasi: minimal dua macam tuberculosis.
2) Kontinue: makan obat setiap hari.
3) Lama : berbulan-bulan/ tahun.
4) Bila obat pertama sudah diganti, dianggap telah resisten terhadap
obat tersebut.
5) Semua obat sebaiknya diberikan dalam dosis tunggal (kecuali
pirazidinamid)
6) obat pertama : tuberkulostatika yang dipakai adalah:
Obat-obat primer (first line drugs):
1) INH (isoniazid)
2) Rifampisin
3) Etambutol
4) Streptomisin
5) Pirazidinamid
Obat Alternatif (second line dmgs):
1) Keptromisin
2) Sikloserin
3) Etionamid
4) Viomisin
5) kanamisin
Alternatif Dmgs
1) PAS (para amino salcylic acid)
2) Tioasetazon.
Sekarang banyak yang dianut terapi jangka pendek, yaitu:
1) INH + rifampisin plus salah satu dari:
2) Streptomisin
3) Etambutol
4) Pirazinamid
Diberikan setiap hari selama 1-2 bulan,dilanjutkan dengan: INH plus salah satu dari :
1) Rifampisin
2) Etambutol
3) Streptomisin
Diberikan 2-3 kali seminggu selama 4-7 bulan dengan demikian, lamanya pengobatan 6-9 bulan.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »