TESIS PENGARUH MEDIA GAMBAR DAN VERBALIS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI

Wednesday, March 30, 2016
T-(0110) TESIS PENGARUH MEDIA GAMBAR DAN VERBALIS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI


BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS


Dalam bab ini akan diuraikan tentang deskripsi teori-teori atau konsep-konsep (kajian teori) yang berkaitan dan mendukung topik/masalah yang diteliti, menganalisis dan membuat sintesis teori-teori atau konsep-konsep tersebut. Dalam bab ini juga disusun kerangka berfikir dan hipotesa penelitian. A. Kajian Teori
1. Pembelajaran dengan media gambar a. Pengertian media pembelajaran
Rahadi (2004 : 7-8), menyatakan bahwa :"Istilah media berasal dari bahasa latin "medium" yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi".
Suprayekti (2004 : 9) menyatakan bahwa : "Media adalah segala sesuatu yang mengantarkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam konteks interaksi belajar mengajar guru harus terampil untuk menggunakannya atau memanfaatkannya baik itu sebagai alat bantu mengajar atau sebagai media pembelajaran".
Sadiman,dkk (2008 : 6), menyatakan bahwa : " Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan".
Pendapat lain menyatakan, bahwa pengertian media sebagai berikut:
"A Medium ( plural, media ) is a means of communication and source of information. Derived from the latin word meaning " between " the term refers to anything that carries information between a source and receiver. Examples include video, television, diagram, printed materials, computer program, and instructor. These are considered instructional media when they provide message with an instructional purpose. The purpose of media is to fasilitate communication and learning". (Smalindo, Sharon E, James D, Russel, Robert Heinich, & Michael Molenda, 2005 : 9).
Pendapat tersebut bisa diterjemahkan sebagai berikut, media adalah persamaan dari komunikasi dan sumber informasi. Diperoleh dari kata latin disamakan dengan "perantara" tempat penghubung sesuatu yang membawa informasi diantara sumber dan penerima. Yang termasuk contoh antara lain video, televisi, diagram, bahan cetakan, program komputer, dan pengajar. Dengan mempertimbangkan media pembelajaran yang menyediakan pesan untuk tujuan pembelajaran. Tujuan dari media untuk memfasilitasi komunikasi dan pembelajaran.
Dari berbagai pendapat tersebut menurut penulis pendapat mereka pada intinya sama,maka dapat penulis simpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima. Pengirim dan penerima pesan itu dapat berbentuk orang atau lembaga, sedangkan media tersebut dapat berupa alat-alat elektronik, gambar, buku dan sebagainya.
Pengembang instruksional dapat memilih salah satu atau beberapa diantara media untuk digunakan dalam menyusun strategi instruksionalnya. Allen dalam (Sumarti, 2007 : 12-13), memberi petunjuk yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih media yang sesuai dengan tujuan instruksional tertentu, dengan menggambarkan tinggi rendahnya kemampuan setiap jenis media bagi pencapaian berbagai tujuan belajar sebagai berikut :
Tabel 1. Kemampuan setiap jenis media dalam mempengaruhi berbagai macam belajar
AECT dan Gagne dalam (Priyatna, 2008 : 7), menyatakan bahwa :
" 1). Makna umum : media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Dalam proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran. 2). AECT, menerangkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. 3). Gegne, mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. 4). Media pembelajaran juga merupakan istilah yang merangkum istilah Alat Peraga, Alat Bantu, dan Audio Visual Aid (AVA)".
Menurut Wilkinson (1984 : 5), yang diterjemahkan oleh Zulkarimein Nasution dalam (Priyatna, 2008 : 7), pengertian media pendidikan adalah sebagai berikut : "Media pendidikan dimaksudkan sebagai alat dan bahan selain buku teks yang dapat dipakai untuk menyampaikan informasi dalam suatu situasi belajar mengajar".
Anderson (1987 : 21) yang diterjemahkan oleh Yusuf Hadi Miarso dalam (Priyatna, 2008 : 7), berpendapat bahwa, "Media instruksional adalah media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seseorang pengembang mata pelajaran dengan siswa ".
Hamalik (1986 : 23), menyatakan bahwa : "Media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah".
Dari beberapa pengertian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa media pembelajaran tidak hanya sekedar alat bantu (aids) saja, tetapi meliputi segala sesuatu yang berupa sarana ataupun prasarana yang dapat dipergunakan oleh guru (pendidik) di dalam menyampaikan pesan (bahan pelajaran) kepada subjek didik untuk memperjelas, memperlancar, dan lebih meningkatkan efisien dan efektivitas dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan secara optimal. b. Jenis media pembelajaran Arief S. Sardiman, dkk. (2008 : 19-26) menyebutkan, bahwa dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam khasanah pendidikan seperti ilmu cetak-mencetak, tingkahlaku (behaviorisme), komunikasi, dan laju perkembangan teknologi elektronik, media dalam perkembangannya tampil dalam berbagai jenis dan format, masing-masing dengan ciri-ciri dan kemampuannya sendiri. Dari sini usaha-usaha penataan timbul, yaitu pengelompokan atau klasifikasi menurut kesamaan ciri atau karakteristiknya. Beberapa contoh usaha ke arah taksonomi media tersebut antara lain adalah uraian berikut ini. 1). Taksonomi menurut Rudy Bretz.
Bretz mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok, yaitu suara, visual, dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis (line graphic), dan simbol yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Disamping itu, Bretz juga membedakan antara media siar (telecommunication) dan media rekam (recording) sehingga terdapat 8 klasifikasi media :
(1) media audio visual gerak,
(2) media audio visual diam,
(3) media audio semi-gerak,
(4) media visual gerak,
(5) media visual diam,
(6) media semi-gerak,
(7) media audio, dan
(8) media cetak.
2). Hierarki media menurut Duncan.
Semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semkin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi juga semakin umum penggunaannya dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya, semakin sederhana perangkat media yang digunakan biayanya akan lebih murah, pengadaannya lebih mudah, sifat penggunaannya lebih khusus, dan lingkup sasarannya lebih terbatas.
3). Taksonomi menurut Briggs.
Briggs mengidentifikasi 13 macam media yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu : objek, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film rangkai, film bingkai, film, televisi, dan gambar.
4). Taksonomi menurut Gagne.
Tanpa menyebutkan jenis dari masing-masing medianya, Gagne membuat 7 macam pengelompokan media, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar.
5). Taksonomi menurut Edling.
Menurut Edling, media merupakan bagian dari enam unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi kodifikasi subjektif visual dan kodifikasi subjekti audio, dua untuk pengalaman visual meliputi kodifikasi subjekti audio dan kodifikasi objektif visual, dan dua pengalaman belajar 3 dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan pengalaman langsung dengan benda-benda.
Aristo Rahadi membuat klasifikasi tentang media pembelajaran sebagai berikut :
" Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai yang paling sederhana dan murah hingga media yang canggih dan mahal harganya. Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran."( 2004 : 17 ).
Di bawah ini beberapa pengklasifikasian media pembelajaran yang dikutip oleh Aristo Rahadi dari beberapa pendapat, antara lain :
"1). Rudy Bretz (1971), mengidentifikasi jenis-jenis media berdasarkan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual, dan gerak. Berdasarkan tiga unsur tersebut, Bretz mengklasifikasikan media ke dalam tujuh kelompok, yaitu audio semi gerak, media audio visual diam, media audio visual gerak.: media audio, media cetak, media visual diam, media visual gerak, media. 2). Anderson (1976), mengelompokkan media menjadi sepuluh golongan sebagai berikut : audio, cetak, audio cetak, proyeksi visual diam, proyeksi audio visual diam, visual gerak, audio visual gerak, obyek fisik, manusia dan lingkungan, dan komputer. 3). Schramm (1985), menggolongkan media atas dasar kompleksnya suatu media, yaitu media besar dan media kecil; atas dasar jangkauannya, yaitu media masal, media kelompok, dan media individual. 4). Henich dkk (1996), membuat klasifikasi media sebagai berikut : media yang tidak diproyeksikan, media yang diproyeksikan, media audio, media visual, media berbasis komputer, dan multi media kit". (2004 : 17-20).
Dari beberapa pengklasifikasian media pembelajaran di atas penulis setuju dengan pendapat Henich dkk., yaitu bahwa media diklasifikasikan menjadi : 1). Media yang tidak diproyeksikan, 2). Media yang diproyeksikan, 3). Media audio, 4). Media visual, 5). Media berbasis komputer, 6). Multi media kit.
c. Karakteristik Media Gambar/foto
Menurut Poerwadarminta, gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya) yang dibuat dengan cat, tinta, coret, potret, dan sebagainya.
Gambar merupakan salah satu dari media berbasis visual. Arsyad menulis dalam buku Media Pembelajaran (2002 : 106), bahwa :" visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/ilustrasi, sketsa/gambar garis, grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih".
Menurut Arsyad : "Gambar yang dimaksud di sini termasuk foto, lukisan / gambar, dan sketsa (gambar garis)". (2002 : 113).
Di antara media pembelajaran, gambar / foto adalah media yang paling umum dipakai. Gambar / foto merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu pepatah Cina mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak daripada seribu kata. Peran gambar adalah :
"One role that visuals definitely play is to provide a concrete referent for ideas. Words don't (usually) look or sound like the thing they stand for, but visuals are iconic - that is, they have some resemblance to the thing they represent. As such, they serve as a more easily remembered link to the orginal idea. Visuals can also motivate learness by attracting their attention, nolding their attention, and gererating emotional responses. (Smalindo, Sharon E, James D, Russel, Robert Heinich, & Michael Molenda, 2005 : 82) ".
Dapat diterjemahkan bahwa salah satu peran dari gambar adalah memberi petunjuk yang sesuai dengan ide yang akan disampaikan. Kata-kata jarang mengungkapkan sesuatu yang dimaksud. Namun gambar adalah sesuatu yang ikonik memiliki lambang pada hal-hal yang diwakilinya. Gambar dapat pula memotivasi pelajar dengan menarik perhatian mereka, menyita perhatiannya serta menggerakkan respon emosionalnya. Gambar dapat menyederhanakan informasi yang sulit untuk dimengerti. Gambar adalah pelengkap yang memberikan kesempatan orang untuk memahami hal-hal yang terlewatkan saat mereka mendengar.
Salah satu peran dari gambar adalah memberi petunjuk yang sesuai dengan ide yang akan disampaikan. Kata-kata jarang mengungkapkan sesuatu yang dimaksud. Namun gambar adalah sesuatu yang ikonik memiliki lambang pada hal-hal yang diwakilinya. Gambar dapat pula memotivasi pebelajar dengan menarik perhatian mereka, menyita perhatiannya serta menggerakkan respon emosionalnya. Gambar dapat menyederhanakan informasi yang sulit untuk dimengerti. Gambar adalah pelengkap yang memberikan kesempatan orang untuk memahami hal-hal yang terlewatkan saat mereka mendengar.
Beberapa kelebihan media gambar/foto yang lain dijelaskan di bawah ini :
1). Sifatnya konkret; gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
2). Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda obyek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan anak-anak tidak selalu dapat dibawa ke obyek atau peristiwa tersebut. Gambar /foto dapat mengatasi hal tersebut. Air terjun Niagara atau Danau Toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin, atau bahkan semenit yang lalu kadang-kadang tidak dapat dilihat apa adanya. Gambar atau foto amat bermanfaat dalam hal ini.
3). Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan. Sel atau penampang daun yang tidak mungkin dilihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar/foto.
4). Gambar/foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau memperbaiki kesalahpahaman.
5). Foto harganya murah dan mudah didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus. Selain kelebihan-kelebihan tersebut, gambar/foto juga mempunyai
beberapa kelemahan,yaitu :
1). Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata;
2). Gambar/foto benda terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran;
3). Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »