Upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis pada siswa telah banyak dilakukan. Hal ini terbukti dengan banyaknya penelitian yang dilakukan oleh para ahli bahasa maupun mahasiswa. Penelitian yang telah dilakukan tersebut belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu, untuk mencapai kesempurnaan perlu adanya penelitian lanjutan demi melengkapi dan menyempurnakan penelitian sebelumnya.
Penelitian tindakan kelas tentang keterampilan menulis merupakan penelitian yang menarik. Banyaknya penelitian tentang keterampilan menulis itu dapat dijadikan bukti bahwa keterampilan menulis yang ada disekolah menarik untuk diteliti. Penelitian terdahulu antara lain penelitian yang dilakukan oleh Huang (2005), Setyaningrum (2007), Aryadi (2008), Sesanti (2008), Saputri (2008), dan Purwanti (2009), Simpson (2009).
Huang (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Chinese International Students Perceptions of the Problem-Based Learning Experience dalam Journal of Hospitality, Leisure, Sport and Tourism Education Vol. 4, No. 2. menyatakan bahwa problem based learning telah membangun keterampilan dan kepribadian yang berkualitas dari mahasiswa Cina yang belajar di Inggris dalam program yang berkaitan dengan pariwisata. Hal tersebut tertulis dalam penelitiannya yang menunjukkan bahwa 89,4% responden mengakui bahwa pembelajaran berdasarkan masalah membuat mahasiswa merasa puas ketika ide-ide mereka diterima oleh teman sekelas, 80% melaporkan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah lebih interaktif dari gaya belajar mereka sendiri. Mayoritas mahasiswa juga melaporkan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah memungkinkan mereka untuk belajar mandiri, hanya 29,4% berpikir bahwa pembelajaran berdasarkan masalah memungkinkan mereka belajar lebih efektif dan belajar dari teman sekelas, dan hanya 7,1% yang mendukung pemikiran bahwa pembelajaran berdasarkan masalah meningkatkan kreativitas. Hasil penelitian ini menujukkan berbagai persepsi positif dari proses pembelajaran berdasarkan masalah yang telah dilakukan oleh mahasiswa Cina yang sedang belajar di Inggris.
Relevansi penelitian Huang (2005) dengan penelitian yang dilalukan peneliti yaitu sama-sama mengaji penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Perbedaan penelitian Huang dengan penelitian ini terletak pada keterampilan yang dikaji. Huang menggunakan pembelajaran berdasarkan masalah untuk meningkatkan keterampilan dalam bidang yang berkaitan dengan pariwisata, sedangkan peneliti menggunakan pembelajaran berdasarkan masalah dalam bidang tulis-menulis, khususnya menulis resensi. Perbedaan lain terletak pada subyek penelitian. Huang melakukan penelitian terhadap mahasiswa yang berasal dari Cina, yang sedang menyelesaikan studinya di universitas di Inggris, sedangkan peneliti melakukan penelitian terhadap siswa SMA kelas XIIPA 1 SMA Negeri 1 Bawang Kabupaten Banjarnegara.
Setyaningrum (2007) dalam penelitiannya yang berjudul "Peningkatan Keterampilan Menulis Resensi Buku dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas X.1 Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2006/2007" diketahui bahwa berdasarkan hasil analisis data penelitian keterampilan menulis resensi buku siswa dari prasiklus, siklus I, siklus II mengalami peningkatan. Sebelum dilakukan pratindakan, nilai rata-rata klasikal menulis resensi buku sebesar 56,43. Pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 19,53% dari prasiklus dengan nilai rata-rata klasikal sebesar 67,45. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 80,56 atau meningkat sebesar 19,44% dari siklus I. Peningkatan keterampilan menulis resensi buku pada tiap siklus diikuti dengan perubahan perilaku siswa ke arah yang positif. Hal tersebut terlihat pada perilaku siswa dalam menggikuti pembelajaran, siswa tampak lebih bersemangat, aktif dalam menerima pelajaran, dan menjadi senang dengan kegiatan menulis resensi buku serta siswa menjadi termotivasi dan tertantang untuk menulis resensi.
Relevansi penelitian Setyaningrum (2007) dengan penelitian ini yaitu sama-sama mengaji keterampilan menulis resensi buku. Perbedaan penelitian Setyaningrum dengan penelitian ini terletak pada subjek penelitiannya. Setyaningrum menggunakan siswa SMP kelas X sebagai subjek penelitian sedangkan peneliti menggunakan siswa SMA kelas XI sebagai subjek penelitian. Perbedaan lain terletak pada strategi pengajaran yang dilakukan. Setyaningrum menggunakan model pengajaran kooperatif tipe jigsaw dalam tindakan kelasnya sedangkan peneliti menggunakan teknik membandingkan dengan metode pembelajaran berdasarkan masalah dalam pengajaran.
Aryadi (2008) menulis skripsi yang berjudul "Peningkatan Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Siswa Kelas V SD Trengguli 3 Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2008/2009." Hasil tes pada prasiklus menunjukkan nilai rata-rata sebesar 54,53, siklus I menunjukkan rata-rata sebesar 72,79, dan pada siklus II menunjukkan rata-rata sebesar 79. Peningkatan keterampilan menulis karangan dari prasiklus ke siklus I sebesar 18,26 poin atau 33,48% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 6,21 poin atau 8,53%. Peningkatan keterampilan menuis resensi buku pada tiap siklus diikuti dengan perubahan perilaku siswa ke arah yang positif.
Relevansi penelitian Aryadi (2008) dengan penelitian ini yaitu sama-sama meningkatkan keterampilan menulis dan sama-sama menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah dalam pengajaran. Penelitian Aryadi megaji keterampilan menulis karangan sedangkan peneliti mengaji keterampilan menulis resensi. Perbedaan penelitian Aryadi dengan penelitian ini terletak pada subjek penelitiannya. Aryadi menggunakan siswa SD kelas V sebagai subjek penelitian sedangkan peneliti menggunakan siswa SMA kelas XI sebagai subjek penelitian. Perbedaan lain terletak pada strategi pengajaran yang dilakukan.
Sesanti (2008) dalam penelitiannya yang berjudul "Peningkatan Keterampilan Menulis Resensi Buku Pengetahuan melalui Metode Proyek pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Kragan Kab. Rembang Tahun Ajaran 2008/2009" diketahui bahwa terjadi peningkatan dari prasiklus, siklus I, hingga siklus II. Sebelum dilakukan pratindakan, nilai rata-rata klasikal menulis resensi buku sebesar 56,03, masuk skala nilai kurang. Pada siklus I terjadi peningkatan dari prasiklus dengan nilai rata-rata klasikal 56,03 menjadi 68,15, masuk skala nilai cukup. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 80,35. Peningkatan keterampilan menulis resensi buku pada tiap siklus diikuti dengan perubahan perilaku siswa ke arah yang positif.
Relevansi penelitian Sesanti (2008) dengan peneliti yaitu sama-sama mengaji keterampilan menulis resensi buku. Perbedaan penelitian Sesanti dengan penelitian ini terletak pada subjek penelitian dan strategi pengajaran yang digunakan. Sesanti menggunakan siswa kelas IX SMP sebagai subjek penelitian sedangkan peneliti menggunakan siswa kelas XI SMA sebagai subjek penelitian. Strategi pengajaran yang digunakan oleh Sesanti adalah metode proyek sedangkan peneliti menggunakan teknik membandingkan melalui metode pembelajaran berdasarkan masalah.
Saputri (2008) dalam penelitiannya yang berjudul "Peningkatan Keterampilan Menulis Resensi Buku Pengetahuan dengan Metode Partisipori pada Siswa Kelas IX B SMP N 5 Banjarnegara Tahun Ajaran 2008/2009" diketahui bahwa berdasarkan analisis data penelitian keterampilan menulis resensi buku pengetahuan siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I, nilai rata-rata yang diperolah siswa sebesar 66,425 sedangkan pada siklus II, hasil yang dicapai sebesar 80,26. Peningkatan yang terjadi dari siklus I sampai ke siklus II sebesar 13,83. Peningkatan keterampilan menulis resensi buku pada tiap siklus diikuti dengan perubahan perilaku siswa ke arah yang positif. Siswa lebih antusias dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran menulis resensi.
Relevansi penelitian Saputri (2008) dengan peneliti yaitu sama-sama mengaji keterampilan menulis resensi buku. Perbedaan penelitian Saputri dengan penelitian ini terletak pada subjek penelitian dan strategi pengajaran yang digunakan. Sesanti menggunakan siswa kelas IX SMP sebagai subjek penelitian sedangkan peneliti menggunakan siswa kelas XI SMA sebagai subjek penelitian. Strategi pengajaran yang digunakan oleh Saputri adalah metode partisipori sedangkan peneliti menggunakan teknik membandingkan melalui metode pembelajaran berdasarkan masalah.
Purwanti (2009) dalam penelitiannya yang berjudul "Peningkatan Keterampilan Menulis Resensi Buku dengan Menggunakan Teknik Cuplik dan Rangkai Kalimat pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 3 Ungaran Tahun Ajaran 2009/2010" diketahui bahwa berdasarkan hasil penelitian keterampilan menulis resensi buku pada prasiklus, rata-ratanya adalah 61,47 dengan kategori cukup. Pada siklus I rata-rata keterampilan menulis resensi buku meningkat sebesar 70,69 dengan kategori cukup. Pada siklus II, rata-rata nilai keterampilan menulis resensi buku siswa adalah 78,97. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 15,01% dari prasiklus ke siklus I, 11,71% dari siklus I ke siklus II, dan 22,16% dari prasiklus ke siklus II. Peningkatan keterampilan menulis resensi buku pada tiap siklus diikuti dengan perubahan perilaku siswa ke arah yang positif.
Relevansi penelitian Purwanti (2009) dengan peneliti yaitu sama-sama mengaji keterampilan menulis resensi buku. Perbedaan penelitian Purwanti dengan penelitian ini terletak pada subjek penelitian dan strategi pengajaran yang digunakan. Sesanti menggunakan siswa kelas IX SMP sebagai subjek penelitian sedangkan peneliti menggunakan siswa kelas XI SMA sebagai subjek penelitian. Strategi pengajaran yang digunakan oleh Purwanti menggunakan teknik cuplik dan rangkai kalimat sedangkan peneliti menggunakan teknik membandingkan yang dua kali lebih tinggi dari teknik cuplik dan rangkai kata melalui metode pembelajaran berdasarkan masalah.
Simpson (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Improvement in Writing and Reviewing Skills with Calibrated Peer Review dalam International Journal for the Scholarship Of Teaching and Learning Vol. 3, No. 2 (July 2009) menyatakan bahwa perbedaan skor antara mahasiswa yang berprestasi tinggi dan mahasiswa yang berprestasi rendah semakin menurun setelah dilakukan penelitian peningkatan keterampilan menulis dan meresensi menggunakan Calibrated Peer Review.
Relevansi penelitian Simpson (2009) dengan peneliti yaitu sama-sama meningkatkan keterampilan menulis resensi. Perbedaan penelitian Simpson dengan peneliti adalah penggunaan strategi pembelajaran. Simpson menggunakan Calibrated Peer Review sedangkan peneliti menggunakan strategi pembelajaran berdasarkan masalah. Perbedaan lain terletak pada subjek yang dikaji. Simpson melakukan penelitian terhadap mahasiswa universitas A&M Texas sedangkan peneliti melakukan penelitian pada siswa SMA kelas XI.
Berdasarkan kajian pustaka tersebut, upaya peningkatan keterampilan menulis resensi buku telah banyak dilakukan. Penelitian yang pernah dilakukan antara lain menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, metode partisipori, metode proyek, dan menggunakan teknik cuplik dan rangkai kalimat. Peningkatan keterampilan menulis resensi dengan teknik membandingkan belum