1. Pengertian Manajemen
Istilah manajemen memiliki banyak arti , bergantung pada orang yang mengartikanya dan konteks permasalahan yang menyertainya. Manajemen sekolah acap kali disandingkan dengan istilah administrasi sekolah. Berkaitan dengan itu terdapat tiga pandangan yang berbeda mengenai istilah manajemen ; pertama, mengartikan administrasi lebih luas dari pada manajemen ( manajemen merupakan inti dari administrasi ) ; kedua, melihat manajemen lebih luas dari administrasi; ketiga, pandangan yang menganggap manajemen identik dengan administrasi ( Mulyasa:2007:19 )
Gaffar dalam Mulyasa ( 1989 ) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama yang sistematik, sistemik, dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan , baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan jangka panjang.
Menurut E. Mulyasa ( 2007 : 20 - 23 ) terdapat fungsi- fungsi pokok manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan. Dalam prakteknya keempat fungsi tersebut merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Yakni ; Perencanaan, merupakan proses sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan dating; Pelaksanaan, merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien; Pengawasan, sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis dan berkesinambungan ; Pembinaan, merupakan rangkaian upaya pengendaliansecara professional semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Manajemen sekolah secara langsung akan
mempengaruhi dan menentukan efektip tidaknya kurikulum, berbagai peralatan belajar, waktu mengajar, dan proses pembelajaran.
Untuk mendukung terlaksananya manajemen sekolah yang berkualitas dalam rangka merespon perubahan, tantangan kemajuan dan tuntutan kebutuhan masyarakat diperlukan sumber daya manusia yang memadai. Seorang manajer memiliki tanggung jawab terhadap berbagai macam tugas organisasi. Dan tugas - tugas tersebut pada hakekatnya mencerminkan bagaimana seorang manajer mangatur, mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengembangkan berbagai sumber yang ada di dalam suatu organisasi.
Menurut Oemar Hamalik ( 2007 : 16- 17 ) "Manajemen adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber- sumber lainya , menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya."
Bertolak dari rumusan tersebut , maka ada beberapa hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut .
a. Manajemen merupakan suatu proses sosial yang merupakan proses kerja sama antara dua orang atau lebih secara formal.
b. Manajemen dilaksanakan dengan bantuan sumber- sumber yakni; sumber manusia, sumber material, sumber beaya, dan sumber informasi.
c. Manajemen dilaksanakan dengan metode kerja tertentu yang efisien dan efektif, dari segi tenaga, dana, waktu, dan sebagainya.
d. Manajemen mengacu kepencapaian tujuan tertentu yang telah ditentukan sebelunya.
Manajemen adalah suatu istilah yang sulit didefinisikan , dan pekerjaan manajer sulit untuk
didefinisikan secara tepat ( persis). Ada sejumlah teori yang dimajukan bersama dengan sangat banyak
deskripsi berdasarkan observasi . Karena sulitnya maka batas- batas manajemen pendidikan tidak jelas. Suatu rumusan yakni the term management to mean all those people who are responsible for achieving the organization's objectives, either by being responsible for other peoples work or for their own as specialists at the same level ( Hills, dalam Oemar Hamalik : 2007:17 )
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif , memberikan kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya , dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.
Pertama, memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif dimaksudkan bahwa dalam peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah , kepala sekolah harus mementingkan kerja sama dengan tenagqa kependidikan dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan . Sebagai manajer kepala sekolah harus mau dan mampu mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam mewujudkan visi , misi dalam mencapai tujuan. Kepala sekolah harus mampu bekerja melalui orang lain ( wakil- wakilnya ) , serta berusaha untuk senantiasa mempertanggungjawabkan setiap tindakan . Kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah, berpikir analitik dan konseptual , serta harus senantiasa berusaha untuk menjadi juru penengah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh para tenaga kependidikan yang menjadi bawahanya, serta berusaha untuk mengambil keputusan yang memuaskan bagi semua.
Menurut E. Mulyasa ( 2004 : 103 ) , kepala sekolah sebagai manajer , adalah kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga pendidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya
mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang
program sekolah.
Kedua,memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesi sebagai
manajer, kepala sekolah harus meningkatkan profesi secara persuasive dan dari hati kehati. Dalam hal
ini, kepala sekolah harus bersikap demokratis dan memberikan kesempatan kepada seluruh tenaga
kependidikan untuk mengembangkan profesinya secara oftimal.
Ketiga, mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan , dimaksudkan bahwa kepala sekolah
harus berusaha untuk mendorong keterlibatan semua tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan di
sekolah.
Menurut Wahyo Sumidjo ( 2003 : 96 ), kepala sekolah sebagai seorang manajer pada hakekatnya adalah seorang perencana , organisator, pemimpin, dan seorang pengendali . Keberadaan manajer pada suatu organisasi sangat diperlukan , sebab organisasi sebagai alat mencapai mencapai tujuan dimana di dalamnya berkembang barbagai macam pengetahuan serta organisasi yang menjadi tempat untuk membina dan mengembangkan karir- karir sumber daya manusia , memerlukan manajer yang mampu merencanakan , mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan agar tujuan organisasi tercapai
Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut di atas , dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah harus memiliki kemampuan memberdayakan tenaga kependidikan di sekolah. Adapun ujudnya adalah memberi arahan secara dinamis, mengkoordinasi tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas, memberi hadiah ( reward) bagi mereka yang berprestasi , dan memberi hukuman (funismen ) bagi yang kurang disiplin dalam melaksanakan tugasnya. Kepala Sekolah juga mempunyai kemampuan mendayagunakan sumber daya sekolah yang harus diwujudkan dalam pendayagunaan serta perawatan sarana prasarana sekolah , pencatatan berbagai kinerja tenaga kependidikan dan pengembangan program peningkatan profesionalisme.
Menurut R. Alec Mackendlie dalam Oemar Hamalik ( 2008 : 32- 34 ) ada tiga unsur pokok yang berkenaan dengan pekerjaan seorang manajer, ialah gagasan ( ideas ) atau hal atau benda ( thing ) dan orang (people ) . Unsur unsure tersebut direfleksikan dalam tugas - tugas :
a. Berpikir konseptual , yakni seseorang merumuskan gagasan dan kesempatan- kesempatan baru dalam organisasi.
b. Administrasi, yakni merinci proses manajemen.
c. Kepemimpinan, yakni memotivasi orang- orang supaya melaksanakan kegiatan untuk mencapai
tujuan organisasi.
Fungsi- fungsi analisis masalah , dimana fakta- fakta baru dikumpulkan dan alternative pemecahan dinilai sebagaimana pada langkah- langkah pemecahan masalah , pembuatan keputusan dan mengkomunikasikan keputusan kepada orang- orang yang harus melaksanakanya , merupakan fungsi- fungsi yang berkelanjutan.
Fungsi- fungsi yang berurutan dalam proses manajemen terdiri dari merencanakan , mengorganisasikan, menyusus staf, mengarahkan dan mengontrol. Merencanaklan, berarti memilih serangkaian tindakan . Mengorganisasikan , berarti menata pekerjaan untuk melaksanakan rencana . Menyusun staf, berarti memilih dan mengalokasikan pekerjaan kepada orang- orang yang akan melaksanakanya. Mangarahkan, berarti menuntut tindakan bertujuan pada pekerjaan. Mengontrol, berarti rencana dilaksanakan dan dilengkapi . Masing- masing fungsi yang berurutan tersebut mencakup berbagai kegiatan.
Fungsi perencanaan. Untuk mengembangkan suatu rencana, seseorang harus mengacu kemasa depan ( forecast ) atau menentukan pengaruh pengeluaran biaya atau keuntungan, menetapkan perangkat tujuan atau hasil akhir, mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan akhir ;
menyusun program yakni menetapkan prioritas dan urutan strategi ; anggaran beaya atau alokasi sumber- sumber ; menetapkan prosedur kerja dengan metode yang baru ; mengembangkan kebijakan berupa aturan tertentu.
Fungsi pengorganisasian. Maliputi kegiatan- kegiatan membentuk struktur organisasi baru untuk menghasilkan produk baru ; dan menetapkan garis hubungan kerja antar struktur yang ada dalam struktur baru, merumuskan komunikasi dan hubungan- hubungan , menciptakan deskripsi kedudukan dan menyusun kualifikasi tiap kedudukan yang menunjuk apakah rencana dapat dilaksanakan oleh organisasi yang ada atau diperlukan orang lain yang memiliki keterampilan khusus.
Fungsi staffing. Meliputi kegiatan seleksi calon tenaga staf, memberikan orientasi kepada tenaga staf kea rah pekerjaan dan tugas , memberikan latihan- latihan keterampilan sesuai dengan bidang tugas serta melakukan pembinaan ketenagaan.
Fungsi pengarahan. Meliputi langkah- langkah pendelegasian atau pelimpahan tanggung jawab dan akuntabilitas , memotivasi dan mengkoordinasikan agar usaha- usaha kelompok serasi dengan usaha- usaha lainya, merangsang perubahan bila terjadi perbedaan / pertentangan untuk mencari pemecahan tugas- tugas berikutnya.
Fungsi kontrol. Meliputi kegiatan pengadaan sistem pelaporan yang serasi dengan struktur pelaporan keseluruhan, mengembangkan standart perilaku, mengukur hasil berdasarkan kualitas yang diinginkan dalam kaitanya dengan tujuan , melakukan tindakan koreksi dan memberiklan ganjaran.
Komponen- komponen Manajemen Sekolah: a. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran Menurut E. Mulyasa ( 2007 : 40 - 41 ) Manajemen kurikulum program pengajaran mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum. Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum , baik nasional maupun local, yang diwujudkan melalui proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan nasional, institusional, kurikuler, dan instruksional.
Manajer sekolah harus mampu mengarahkan pengembangan kurikulum dan program pengajaran serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaanya. Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan program pengajaran , kepala sekolah sebagai pengelola program pengajaran bersama dengan guru- guru menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan operasional ke dalam program tahunan, catur wulan,dan bulanan. Adapun program mingguan atau satuan pelajaran , wajib dikembangkan guru sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar. Untuk itu dalam melakukan manajemen kurikulum perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan dan jadwal pelajaran, pembagian waktu yang digunakan, penetapan pelaksanaan evaluasi belajar, penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas, pencatatan kemajuan peserta didik, seta peningkatan perbaikan pengajaran.
b. Manajemen Tenaga Kependidikan
Menurue E. Mulyasa (2007 : 44) Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia kependidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang oftimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Adapun manajemen tenaga kependidikan meliputi :
- Perencanaan pegawai, merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif untuk masa sekarang dan masa depan. Analisis ini memberi gambaran tentang kualitas minimum pegawai yang dapat diterima dan yang perlu untuk melaksanakan
pekerjaan sebagaimana mestinya.
- Pengadaan pegawai, merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pegawai pada suatu lembaga, baik jumlah maupun kualitasnya. Untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan dilakukan rekruitment, yaitu usaha mencari dan mendapatkan calon- caon pegawai yang memenuhi syarat sesuai kebutuhan.
- Pemberhentian pegawai, adalah merupakan fungsi personalia yang menyebabkan
terlepasnya pihak organisasi dan personil dari hak dan kewajiban sebagai lembaga tempat bekerja dan
sebagai pegawai
- Kompensasi, adalah balas jasa yang diberikan sekolah kepada pegawai, yang dapat dinilai
dengan uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap. Masalah kompensasi merupakan
tantangan yang harus dihadapi manajemen. Dikatakan tantangan kerena imbalan, oleh para pekerja
tidak lagi dipandang sebagai pemuas kebutuhan material , tetapi sudah dikaitkan dengan harkat dan
martabat manusia
Tugas kepala sekolah dalam kaitanya dengan manajemen tenaga kependidikan bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak hanya mengusahakan tercapainya tujuan sekolah , tetapi juga tujuan tenaga kependidikan secara pribadi. Karena itu kepala sekolah dituntut untuk mengerjakan instrumen pengelolaan tenaga kependidikan seperti daftar absensi, daftar urut kepangkatan, daftar riwayat hidup, daftar riwayat pekerjaan, dan kondite pegawai. (E. Mulyasa.2007;45 )
Untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan yang bermutu maka diperlukan seorang guru yang profesional, yakni guru yang memahami dirinya sendiri, siswa dan masyarakat . Guru yang baik adalah guru yang berhasil. Guru yang berhasil dalam pengajaran adalah yang mampu mempersiapkan anak mencapai tujuanya yang telah dirumuskan dalam kurikulum. ( Oemar Hamalik : 2008; 69 )
c . Manajemen Kesiswaan
Menurut E. Mulyasa ( 2007 : 45- 46 ) Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik , mulai dari masuk sampai keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik , melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu menumbuh kembangkan proses pendidikan di sekolah. Adapun untuk kepentingan ini, diperlukan data yang lengkap tentang peserta didik . Untuk itu, di sekolah perlu dilakukan pencatatan dan ketatalaksanaan kesiswaan, dalam bentuk buku nduk, buku klapper, buku laporan keadaan siswa, buku presensi siswa, buku rapor, daftar kenaikan kelas, dan buku mutasi.
d . Manajemen Keuangan dan Pembiayaan
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian penting dari manajemen sekolah. Sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu ; 1.Biaya pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah ( BOS )
Panduan Bos Dirjen Dikdasmen Depdiknas ( 2009 : 10 ) BOS adalah program pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksanaan progranm wajib belajar.
2. Biaya orang tua atau pribadi peserta didik.
Panduan Bos Dirjen Dikdasmen Depdiknas ( 2009 : 10 ) biaya pribadi peserta didik adalah