SKRIPSI STUDI TENTANG PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR SE-KEC X

Wednesday, January 20, 2016
(0004-PENDOLRA) SKRIPSI STUDI TENTANG PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR SE-KEC X

BAB II 
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 
1.   Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara pengajar (guru) dan pelajar (siswa). Dalam hal ini guru sebagai pengajar yang bertugas memberikan materi pelajaran, sedangkan sisa sebagai obyek yang menerima pelajaran. Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, dibutuhkan metode pembelajaran yang efektif. Dalam hal ini seorang guru harus mampu menerapkan cara belajar yang efektif. Menurut Rusli Lutan (1988: 26) mengemukakan : "Kebutuhan akan metode yang efisien dalam pengajaran atau latihan olahraga dilandasi oleh beberapa alasan. Pertama, efisien akan menghemat waktu, energi atau biaya. Kedua, metode efisien yang memungkinkan para siswa atau atlet untuk menguasai keterampilan yang tinggi".
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, upaya untuk meningkatkan keterampilan olahraga, maka perlu ditetapkan metode mengajar yang efisien. Winarno Surakhmad (1986: 24) berpendapat bahwa "metode mengajar atau cara yang menggunakan teknik beraneka ragam yang didasari oleh pengertian yang mendalam dari guru akan memperbesar minat belajar murid sehingga mempertinggi hasil belajar".
a.   Pengertian Teknik dan kaitannya dengan Metode Pembelajaran
Teknik adalah prosedur yang sistematis sebagai petunjuk untuk melaksanakan tugas pekerjaan yang kompleks atau ilmiah, merupakan tingkat keterampilan atau perintah untuk melakukan patokan-patokan dasar suatu penampilan. Sedangkan pengetahuan teknik menurut Masidjo (1995: 115) adalah "cara untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni. Berdasarkan batasan tersebut di atas maka dikemukakan bahwa teknik merupakan keterampilan dan seni untuk melaksanakan langkah-langkah yang sistematik dalam melakukan kegiatan ilmiah yang lebih luas atau metode".
b.   Formula Pembelajaran
Pemilihan dan penggunaan pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang cocok dengan kebutuhan akan potensi peserta didik akan efektif apabila didasarkan atau suatu formula pembelajaran adalah:
Pb = fP (m s x y z). formula tersebut diartikan bahwa pembelajaran
(Pb) adalah fungsi
(f), pendidik (p) untuk pembelajaran (m) peserta didik (s) terhadap materi pelajaran (x) untuk mencapai hasil belajar (y) yang menimbulkan pengaruh belajar (z).
Formula yang tampak sederhana sebagaimana dikemukakan di atas mengandung keragaman masalah dan pemahaman terhadap setiap unsur yang terkandung dalam formula tersebut. Sebagai contoh, unsur x (materi pelajaran) tidak hanya menunjukkan mata pelajaran tertentu, tetapi mengandung berbagai aspek bahan pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik, seperti fakta, pemahaman, keterampilan, nilai-nilai, emosi atau perlakuan.
Hasil belajar (y) dapat mencakup perubahan perilaku peserta didik dalam ranah kognisi, efeksi, dan atau psikomotorik. Hasil belajar dapat pula berupa penguasaan pengetahuan tertentu, sosok peserta didik yang mandiri, kebebasan berpikir dan sebagainya.
Pengaruh belajar (z) terdiri atas perubahan taraf hidup peserta didik setelah mengikuti pembelajaran seperti peningkatan penampilan dari dan pendidikan. Pengaruh belajar juga dapat digambarkan dengan upaya peserta didik dalam upaya menularkan hasil belajarnya kepada orang lain, atau partisipasi peserta didik dalam kegiatan lainnya.
Upaya pembelajaran (m) dapat melambangkan pendekatan dalam pembelajaran. Membelajarkan dapat pula menggambarkan kegiatan untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan seperti kegiatan membimbing, mengajar (membelajarkan) atau melatih.
Unsur peserta didik (s) dapat melambangkan penamaan orang yang melakukan kegiatan belajar seperti siswa, murid, Mahasiswa atau peserta latihan. Sedangkan unsur pendidik (p) terdiri dari berbagai penamaan yang terdiri atas guru, pembimbing, pelatih dan lain sebagainya. Berikut ini disajikan bagan kaitan antara tujuan, materi, metode dan evaluasi menurut Rusli Rutan (2000: 8) sebagai berikut : Tabel 1. Kaitan Tujuan,Materi, Metode dan Evaluasi (Rusli Rutan, 2000: 8)
Salah satu prinsip terpenting dalam pembelajaran adalah partisipasi siswa secara penuh dan merata. Karena itu guru harus memperhatikan kepentingan setiap siswa dengan memperhatikan perbedaan kemampuan. Hal ini sangat penting dan harus diperhatikan oleh guru agar hasil belajar lebih optimal.
Untuk mencapai tujuan pengajaran, tidak ada cara lain kecuali siswa harus aktif atau mengalami sendiri tugas-tugas ajar. Semakin giat siswa melakukan tugas ajar, semakin besar kemungkinan tujuan pengajaran akan tercapai.
2. Hakikat Mengajar
a. Definisi Mengajar
Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang lebih daripada yang diajar, untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan atau ketangkasan. Kegiatan mengajar meliputi penyampaian pengetahuan, menularkan sikap, kecapan atau keterampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar. Untuk memberikan batasan mengajar, berikut ini disajikan definisi mengajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli :
1). Menurut Rusli Lutan (1988 : 376) pengajaran merupakan seperangkat kegiatan sengaja dan berencana dari seseorang atau person (P) yang memiliki kelebihan pengetahuan atau keterampilan untuk disampaikan kepada orang lain sebagai sasaran atau obyek (O), yang belum berkembang pengetahuan, keterampilan atau bahkan sifat-sifat biologis tertentu, dan informasi atau keterampilan itu disampaikan melalui saluran atau metode tertentu, yang kemudian mendapat respon dari obyek sekaligus berperan sebagai subyek.
2). Menurut Soenaryo Basoeki (1994 : 73) mengajar berarti memberikan pelajaran, usaha agar siswa memperoleh pengertian, kecakapan atau ketangkasan tentang seseuatu yang diajarkan yang mencakup semua factor yang merangkum seluruh situasi pengajaran yang meliputi siswa, kegiatannya, guru, azaz-azaz mengajar, lingkungan mengajar, tujuan yang ingin dicapai dan evaluasi.
3). Menurut Chauhan dalam Husdarta & Yudha M. Saputra (2000 : 3) mengajar adalah upaya guru dalam memberikan rangsangan, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
Berdasarkan batasan-batasan mengajar di atas dapat disimpulkan bahwa, mengajar merupakan suatu kegiatan yang kompleks yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang saling berkaitan yang bertujuan untuk mempengaruhi atau meningkatkan pengetahuan atau keterampilan siswa menjadi lebih baik. Ditinjau dari pelaksanaannya, unsur pokok dalam proses mengajar terdiri beberapa elemen yaitu "(1) guru yang berpengalaman dan terampil, (2) siswa yang sedang berkembang, (3) informasi atau keterampilan, (4) saluran atau metode penyampaian informasi/keterampilan dan (5) respon atau perubahan perilaku pada siswa (Rusli Lutan, 1988 : 376)".
Hal yang terpenting dan diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus mampu membelajarkan siswa menjadi aktif melaksanakan tugas ajar yang diberikan. Apabila siswa aktif melaksanakan tugas ajar yang diberikan, maka akan terjadi perubahan-perubahan ke arah positif dan tujuan mengajar akan tercapai dengan baik.
b. Mengajar yang Efektif
Mngajar adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar. Dalam belajar siswa menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya. Untuk itu guru dituntut  dapat  membantu   siswanya,   sehingga  pada  waktu  mengajar  dapat dilakukan dengan efektif. Menurut Rusli Lutan (1988 : 381) efektivitas pengajaran meliputi beberapa unsur yaitu "
(1) pemanfaatan waktu aktif berlatih,
(2) lingkungan yang efektif,
(3) karakteristik guru dan siswa,
(4) pengelolaan umpan balik".
Diantara empat elemen tersebut elemen yang dominan pengaruhnya pada efektifitas pengajaran adalah pemanfaatan waktu aktif berlatih. Lebih lanjut Rusli Lutan (1988 : 381) mengemukakan "jumlah waktu yang dihabiskan siswa untuk aktif belajar, merupakan indikator utama dan efektivitas pengajaran". Konsep jumlah waktu aktif berlatih erat dengan kemampuan managemen guru dalam mengelola proses belajar dan kesediaan serta ketekunan siswa untuk melaksanakan tugas-tugas gerak yang diajarkan.
Seorang guru bertugas mengelola proses pengajaran berupa aktifitas merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek kegiatan, tidak saja susunan pengalaman atau tugas-tugas ajar, tetapi juga penciptaan kondisi lingkungan belajar yang efektif. Menurut Husdarta & Yuha M. Saputra (2000 : 4) mengemukakan :
Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya proses belajar terjadi di kelas atau lapangan. Ciri utama terjadinya proses pembelajaran adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat di dalam proses pembelajaran. Pada guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasi untuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran.
Pendapat di atas menunjukkan bahwa, dalam pengaturan lingkungan belajar bertujuan agar siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar efektif. Untuk itu guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam menyampaikan tugas ajar, agar tujuan pengajaran dapat berhasil. Menurut Slameto (1995 : 92 - 94) untuk melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :
1). Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.
2). Guru harus banyak menggunakan metode pada waktu mengajar.
3). Motivasi, sangat berperan pada kemajuan, perkembangan siswa selanjutnya
melalui proses belajar.
4). Kurikulum yang baik dan seimbang.
5). Guru perlu mempertimbangkan perbedaan individual.
6). Guru membuat perencanaan sebelum pengajaran.
7). Pengaruh guru yang sugestif perlu diberikan kepada siswa untuk lebih giat belajar.
8). Guru harus memiliki keberanian pada siswanya, juga masalah-masalah yang timbul waktu proses belajar mengajar berlangsung.
9). Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis.
Mengajar yang efektif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh setiap guru. Syarat-syarat seperti di atas harus dipahami dan dilakukan oleh seorang guru, agar proses mengajar belajar dapat berjalan dengan baik dan memperoleh hasil belajar yang optimal.
c. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar seorang guru merumuskan tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini seorang guru harus memiliki kepandaian dalam merumuskan tujuan pengajaran yang akan dilakukan. Sudjana (2001 : 40) merumuskan formula pembelajaran sebagai berikut, "Pb = fp (m s x y z). formula tersebut diartikan bahwa, pembelajaran (Pb) adalah fungsi (f), pendidik (p) untuk pembelajaran, (m) peserta didik (s) terhadap materi pelajaran (x) untuk mencapai hasil belajar (y) yang menimbulkan pengaruh belajar (z)".
Rumus formula pembelajaran di atas mengandung keragaman masalah dan pemahaman terhadap setiap unsur yang terkandung didalamnya. Sebagai contoh, unsur x (materi pelajaran) tidak hanya menunjukkan mata pelajaran tertentu, tetapi mengandung berbagai aspek bahan pembelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Hasil belajar (y) dapat mencakup perubahan perilaku peserta didik dalam kognisi, afeksi dan atau psikomotorik. Hasil belajar dapat pula berupa penguasaan pengetahuan tertentu, sosok peserta didik yang mandiri, kebebasan berpikir dan lain sebagainya.
Pengaruh belajar (z) terdiri atas perubahan taraf hidup peserta didik setelah mengikuti pembelajaran seperti perolehan atau peningkatan penampilan diri dan pendidikan. Pengaruh belajar juga dapat digambarkan dengan upaya peserta didik

Artikel Terkait

Previous
Next Post »