SKRIPSI POLA ASUH SINGLE PARENT (IBU) TERHADAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN REMAJA

Wednesday, January 13, 2016
( 0010-PSIKOLOGI) SKRIPSI POLA ASUH SINGLE PARENT (IBU) TERHADAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN REMAJA

BAB II
TINJAUAN UMUM POLA ASUH SINGLE PARENT (IBU) TERHADAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN REMAJA

A. Pola Asuh Single Parent
1. Pengertian Pola Asuh
Pola asuh adalah merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak. Di mana tanggung jawab untuk mendidik anak ini adalah merupakan tanggung jawab primer, karena anak adalah hasil dari buah kasih sayang yang diikat dalam tali perkawinan antara suami isteri dalam keluarga.1
Menurut Kohn, sebagaimana dikutip oleh Chabib Thoha dalam bukunya yang berjudul Kapita Selekta Pendidikan Islam, pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berhubungan dengan anaknya, sikap ini dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain dari cara orang tua memberikan peraturan kepada anak, cara memberikan hadiah dan hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritas dan cara orang tua memberikan perhatian atau tanggapan terhadap keinginan anak.2
Dengan demikian yang disebut dengan pola asuh orang tua adalah bagaimana cara mendidik orang tua terhadap anak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Cara mendidik secara langsung artinya bentuk-bentuk asuhan orang tua yang berkaitan dengan pembentukan kepribadian, kecerdasan, dan ketrampilan yang dilakukan secara sengaja baik berupa perintah, larangan, hukuman, penciptaan situasi maupun pemberian hadiah sebagai alat pendidikan.
Pendidikan secara tidak langsung adalah berupa contoh kehidupan sehari-hari baik tutur kata sampai kepada adat kebiasaan dan pola hidup, hubungan antara orang tua dengan keluarga, masyarakat, hubungan suami isteri. Semua ini secara tidak sengaja telah membentuk situasi di mana anak selalu bercermin terhadap kehidupan sehari-hari dari orang tuanya.3 2. Jenis-jenis Pola Asuh
Hurlock, sebagaimana dikutip oleh Chabib Thoha, mengemukakan ada tiga jenis pola asuh orang tua terhadap anaknya, yakni (1) pola asuh otoriter, (2) pola asuh demokratis, dan (3) pola asuh permisif.
a. Pola asuh otoriter
Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang ditandai dengan cara mengasuh anak dengan aturan-aturan yang ketat, seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatasi. Anak jarang diajak berkomunikasi dan bertukar pikiran dengan orang tua, orang tua menganggap bahwa semua sikapnya sudah benar sehingga tidak perlu dipertimbangkan dengan anak.4
Pola asuh otoriter ditandai dengan pemberian hadiah dan hukuman, hadiah dan hukuman merupakan produk dari sistem otoriter yang memperkokoh superioritas tradisional segolongan orang tua terhadap golongan lain.5
b. Pola asuh demokratis
Pola asuh demokratis artinya orang tua memberikan kesempatan kepada setiap anaknya untuk menyatakan pendapat, keluhan, kegelisahan, dan oleh orang tuanya ditanggapi secara wajar dan bimbingan seperlunya.6
Menurut Singgih D. Gunarso dan Yulia Singgih D. Gunarso, pola asuh demokratis adalah anak boleh mengungkapkan pendapat sendiri, mendiskusikan pandangan mereka dengan orang tua.7 c. Pola asuh permisif
Pola asuh ini ditandai dengan cara orang tua mendidik anak secara bebas, anak dianggap sebagai orang dewasa/muda, ia diberi kelonggaran seluas-luasnya untuk melakukan apa saja yang dikehendaki. Kontrol orang tua terhadap anak sangat lemah, juga tidak memberikan bimbingan yang cukup berarti bagi anaknya. Semua apa yang telah dilakukan oleh anak adalah benar dan tidak perlu mendapatkan teguran, arahan atau bimbingan.8 3. Pengertian Single Parent
Single parent yaitu orang yang mengasuh dan membesarkan anak-anak mereka sendiri tanpa bantuan dari pasangannya.9
Sedangkan menurut Moh. Surya yang dimaksud orang tua tunggal (dalam konsep darat disebut "single parent") yaitu orang tua dalam satu keluarga yang tinggal sendiri yaitu ayah atau ibu saja. Single parent dapat terjadi karena perceraian, atau karena salah satu meninggal dunia. Kejadian ini dapat menimpa siapa saja baik muda maupun tua dalam kondisi ayah meninggal dunia. Sehingga ibu menyendiri bersama seluruh anggota keluarganya, atau ibu meninggal dunia sehingga ayah menyendiri bersama dengan keluarganya.10
Single parent a person who looks after their child or children without a husband wife or partner.11 Artinya seseorang yang menjaga anaknya tanpa suami atau istri atau rekan kerja.
7 Singgih D. Gunarsa, dan Yulia Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1986, hlm. 116
8 M. Chabib Thoha, op.cit., hlm. 112
9 http://www.telaga.org diakses pada 20 Mi 2007
10 Mohammad Surya, Bina Keluarga, Aneka Ilmu, Semarang, 2003, hlm. 230
11 At Hornby, Oxford Adrameed Learner's Dictionary of Current English, Oxford
Single parent is parent earring for a child on his/ her own.n Artinya satu orang yang menjaga anaknya sendiri.
Sedangkan single parent families (keluarga single parent) berarti keluarga yang terdiri dari ayah ibu yang bertanggung jawab mengurus anak setelah perceraian, kematian atau kelahiran anak diluar nikah.13
Jadi keluarga single parent adalah suatu keluarga yang telah disepakati atau dipimpin oleh seorang pemimpin saja misalnya ayah saja atau ibu saja dan keluarga single parent disini adalah keluarga yang dikepalai seorang janda/ duda dan itu bisa disebabkan karena kematian atau karena perceraian. 4. Tipe-tipe Single Parent
Dalam menghadapi masalah-masalah keluarga tunggal, setiap orang tua akan mempunyai cara-cara dan kiat yang berbeda satu dan yang lainnya bergantung kepada kondisi-kondisi masing-masing. Ada yang mampu bertahan secara mandiri sehingga menjadi sukses dan mungkin lebih sukses jika dibandingkan dengan keluarga utuh. Ada yang menyerah sama sekali kepada keadaan tanpa mampu berbuat apa-apa sehingga berlanjut dengan kehancuran keluarga, kalau memperhatikan berbagai gejala dan pengalaman dari berbagai keluarga tunggal dalam menghadapi tantangan hidupnya. Maka sekurang-kurangnya ada 3 tipe orang tua tunggal yaitu tipe mandiri, tipe tergantung, tipe tak berdaya. d. Tipe Mandiri
Yaitu mereka yang mampu menghadapi kenyataan situasi sebagai orang tua tunggal dan mampu mengatasi masalah-masalahnya dengan sukses. Tipe ini biasanya melanjutkan perjalanan hidup keluarga dengan sukses. Ia menyadari kenyataan yang dihadapinya, segala masalah keluarga dapat teratasi dengan berbagai cara sebaik- baiknya. Anak-anak dan anggota keluarganya diberi pengertian dan kesadaran akan kenyataan, serta ketrampilan menghadapinya.
e. Tipe Tergantung
Yaitu orang tua tunggal yang tergolong tipe ini hampir mampu mengatasi berbagai masalah dan tantangan yang timbul akan tetapi kurang memiliki kemandirian. Dalam hal ini menghadapi berbagai masalah ia hanya bergantung kepada berbagai pihak diluar dirinya, seperti kakak-kakaknya, saudara-saudaranya, kawan-kawannya atau relasi suaminya dan sebagainya. Ia kurang yakin akan kemampuan dirinya, ia menganggap kenyataan ini bukan tanggung jawabnya sendiri, sehingga senantiasa meminta bantuan orang lain, misalnya dalam mendidik anak-anaknya, mungkin yang satu diserahkan kepada neneknya yang satu diserahkan kepada kakaknya.
f. Tipe Tak Berdaya
Yaitu tipe ini berada dalam keadaan tak berdaya dalam menghadapi berbagai tantangan dan masalah yang ditimbulkan oleh kenyataan orang tua tunggal. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan, ia terlalu menyerah dengan keadaan tanpa berbuat apa-apa, ia putus asa dan pesimis menghadapi masa depannya. Biasanya tipe ini cenderung akan mengalami berbagai kegagalan, seperti terputusnya anak-anak untuk sekolah, berkurangnya penghasilan, makin berkurangnya masa kesejahteraan, makin menurunnya kondisi kesehatan, munculnya berbagai masalah-masalah hambatan psikologis seperti curiga, putus asa, frustasi, konflik, dan sebagainya. Mereka yang tergolong tipe tak berdaya biasanya adalah mereka yang kurang siap menghadapi kenyataan, terlalu besar ketergantungan kepada suami atau istri, kurang memiliki kompetensi hidup, kurang memiliki ketrampilan sosial, sikap rendah diri, ketahanan diri yang rendah, kurang mampu mengendalikan diri, terlalu emosional.14
Dari ketiga tipe di atas sudah tentu harus dihindari munculnya tipe ketiga dan harus diupayakan munculnya tipe pertama. Apabila orang tua tunggal mampu mengatasi masalah-masalah dalam tipe pertama maka dimasa akan datang akan berkembang keluarga-keluarga yang baik dan sejahtera. Peristiwa ketunggalan bukan menjadi sumber kegagalan akan tetapi sebagai pemacu untuk mencapai sukses keluarga di masa yang akan datang. Dengan keluarga yang sejahtera, pada gilirannya akan mendorong timbulnya masyarakat bangsa yang kuat dan sejahtera. Sebaliknya apabila ketunggalan itu merupakan suatu kegagalan, maka pada gilirannya akan menimbulkan suasana kegagalan kehidupan di masyarakat secara luas.

B. Perkembangan Kepribadian
1. Pengertian Perkembangan Kepribadian
Dalam mempelajari perkembangan manusia dan makhluk lain pada umumnya, kita harus membedakan dua hal yaitu proses pematangan (pematangan berarti proses pertumbuhan yang menyangkut penyempurnaan fungsi-fungsi tubuh sehingga mengakibatkan perubahan-perubahan dalam tingkah laku terlepas dari ada atau tidak adanya proses belajar). Dan proses belajar (belajar, berarti mengubah atau memperbaiki tingkah laku melalui latihan, pengalaman dan kontak dengan lingkungan pada manusia hidup dalam masyarakat dengan struktur kebudayaan yang rumit itu). Selain itu masih ada tiga yang ikut menentukan kepribadian yaitu kepribadian atau bakat.15
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinyu yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang menggunakan istilah pertumbuhan dan perkembangan secara bergantian. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan berdiri

Artikel Terkait

Previous
Next Post »