PTK UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODUL TRIGONOMETRI

Wednesday, April 13, 2016
PTK (0044) UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODUL TRIGONOMETRI



BAB II 
KAJIAN PUSTAKA


A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa pada periode tertentu. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa (Hamdani, 2010). Berbeda dengan Winkel (2004), prestasi belajar merupakan perubahan pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam diri siswa sebagai akibat interaksi aktif dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan itu terjadi secara sadar, bersifat kontinu, relatif sama, terarah dan bersifat positif. Menurut Tu'u (2004), prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti pelajaran. Prestasi belajar yang dinilai hanya pada aspek kognitifnya saja yang dibuktikan dari hasil ulangan-ulangan siswa.
Menurut Mun'im (2009), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dari mempelajari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tertentu dengan alat ukur berupa evaluasi yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, kata atau simbol. Prestasi belajar mencakup aspek yang berkenaan dengan perubahan dan kemampuan yang telah dimiliki siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan dan kemampuan yang telah dimiliki tersebut bisa berupa komunikasi, interaksi, kreativitas, dan sebagainya (Pujiati dan Nyata, 2006). Menurut Wardiyati (2006), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi siswa telah menguasai materi pelajaran dan dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas, penelitan ini mengacu pada pengertian prestasi belajar menurut Tu'u (2004). Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti pelajaran. Prestasi belajar yang dinilai hanya pada aspek kognitifnya saja yang dibuktikan dari hasil ulangan-ulangan siswa.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Hamdani (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor dari dalam (internal) siswa dan faktor dari luar (eksternal) siswa. Faktor dari dalam (internal) siswa meliputi kecerdasan yaitu kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya; faktor fisiologis; sikap yaitu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh; minat yaitu suatu kecenerungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus; bakat yaitu kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang; dan motivasi yaitu segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Faktor dari luar (eksternal) siswa meliputi keadaan keluarga. Rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar; faktor keadaan sekolah. Lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat; lingkungan masyarakat. Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada
Berbeda dengan Wardiyati (2006), faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi tiga macam yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yakni keadaan/kondisi jasmani atau rohani siswa yang meliputi faktor fisiologis, faktor psikologis berupa intelegensi, perhatian, minat, motivasi dan bakat yang ada dalam diri siswa. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar siswa meliputi faktor sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat; faktor non sosial. Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk mempelajari materi-materi pelajaran.
B. Media Pembelajaran Modul 1. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah bentuk saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau siswa; berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar; bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, baik cetak maupun audio, visual, dan audio-visual. Media pembelajaran dapat dikategorikan sebagai faktor eksternal yang ikut mempengaruhi proses pembelajaran dikelas, baik dari diri siswa maupun guru (Sanaky, 2009). Media pembelajaran merupakan alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas yang digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Secara fisik media pembelajaran dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan pancaindera, sedangkan pengertian secara nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isis yang ingin disampaikan kepada siswa. Media pembelajaran dapat digunakan secara missal (misalnya : radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya : film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya : modul, komputer, radio tape/kaset, video recorder) (Suherman, 2009).
Menurut Warsita (2008), media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Media tersebut dapat berupa alat elektronika gambar, buku, modul, dan sebagainya. Media pembelajaran dikelompokkan sebagai berikut : media cetak dan noncetak; media elektronik dan nonelektronik; media projected dan nonprojected; dan media tradisional dan modern. Media digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena berbagai kemampuan sebagai berikut : memperbesar benda yang sangat kecil atau tidak tampak oleh mata, menyajikan benda atau peristiwa yang terlalu jauh dari siswa, menyajikan peristiwa yang kompleks, rumit, berlangsung dengan cepat atau sangat lambat menjadi lebih sistematis dan sederhana; menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya kehadapan siswa; meningkatkan daya tarik pelajaran dan perhatian siswa; meningkatkan sistematika pembelajaran.
Berdasarkan pengertian di atas, penelitian ini mengacu pada pengertian media pembelajaran menurut Suherman (2009) dimana media pembelajaran merupakan alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas yang digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
2. Manfaat Media Pembelajaran
Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa adalah pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya segingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik; metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga guru tidak kehabisan tenaga; siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain; penggunaan media pembelajaran dapat mempertinggi proses dan hasil pembelajaran, alat untuk memperjelas bahan pembelajaran; alat untuk menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh siswa dalam proses pembelajaran; dan sumber balajar bagi siswa (Sudjana, 1989).
Menurut Kemp (dalam Barnawi, 2011), manfaat penggunaan media pembelajaran antara lain penyajian materi lebih standar; kegiatan pembelajaran lebih menarik; kegiatan pembelajaran menjadi lebih interaktif; waktu yang digunakan untuk pembelajaran dapat dikurangi; kualitas belajar dapat ditingkatkan; pembelajaran dapat disajikan di mana dan kapan saja sesuai dengan yang diinginkan; meningkatkan sifat positif siswa dan proses belajar menjadi lebih kuat atau baik; dan memberikan nilai positif bagi guru.

3. Pengertian Modul
Modul merupakan suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas (Nasution, 2008). Menurut Winkel (2004), modul merupakan satuan program belajar mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri. Modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri, efektif dan efisien (Ali, 2011). Modul sebagai suatu paket bahan ajar yang disusun secara sistematis dan memuat seragkaian aktivitas belajar mandiri agar siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Ekasari, 2010).
Berdasar pengertian di atas, penelitian ini mengacu pada pengertian modul menurut Ali (2011) dimana modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri, efektif dan efisien.

4. Unsur-unsur Modul
Terdapat 12 unsur dalam modul yaitu: topik statement, yaitu sebuah kalimat atau phrasa yang menyertakan pokok masalah yang akan diajarkan; rational, yaitu pernyataan singkat yang mengungkapkan rasional dan kegunaan materi tersebut untuk siswa; concept statement and prerequisite, yaitu pernyataan yang mendefinisikan ruang lingkup dan sekuen dari konsep-konsep dalam hubungannya dengan konsep lain dalam bidang pokok; concept, yaitu abstraksi atau ide pokok dari materi pelajaran yang tertuang di dalam modul; behavioral abjectives, yaitu pernyataan tentang kemampuan apa yang harus dikuasai siswa; pretes, yaitu tes untuk mengukur kemampuan awal yang dimiliki siswa sebelum mengikuti pelajaran; suggest teacher techniques, yaitu petunjuk kepada guru tentang metode apa yang diterapkan dalam membantu siswa; suggest student activities, yaitu aktivitas yang harus dilakukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran; multimedia resources, yaitu menunjukkan sumber-sumber dan berbagai pilihan materi yang dapat digunakan ketika mengerjakan modul; post test and evaluation, yaitu guru menerapkan kondisi dan kriteria penilaian terhadap penampilan siswa; remidiation plans, yaitu untuk membantu siswa yang lemah dalam mencapai kriteria tertentu; dan general reassement potensial, yaitu mengacu pada kebutuhan penilaian terus menerus dari unsur-unsur modul (Dikcson dan Leonard dalam Ekasari, 2007).
Modul pengajaran yang dikembangkan di Indonesia merupakan suatu paket bahan pelajaran yang memuat deskripsi tentang tujuan yang khas, lembaran petunjuk guru yang menjelaskan cara mengajar yang efisien, bahan bacaan bagi siswa, lembaran kunci jawaban pada kertas kerja siswa dan alat-alat evaluasi belajar (Winkel, 2004). Unsur-unsur modul menurut Ali (2011) terdiri dari halaman sampul; kata pengantar; daftar isi; peta kedudukan modul; glosarium; pendahuluan yang berisi deskripsi, prasyarat, petunjuk penggunaan modul (penjelasan bagi peserta didik dan peran guru), tujuan akhir, kompetensi, dan cek kemampuan; pembelajaran yang berisi rencana belajar, kegiatan belajar (tujuan kegiatan pembelajaran, uraian materi, rangkuman, tugas, tes formatif, kunci jawaban formatif, lembar kerja); evaluasi yang berisi kognitif skill, batasan waktu yang telah ditetapkan, dan kunci jawaban.
Menurut Setiawan (2007) terdapat tiga bagian dalam unsur modul yaitu sebelum pemberian materi yang terdiri dari : judul. Judul yang digunakan harus mencerminkan isi modul; daftar isi yang menginformasikan kepada pembaca topik-topik yang ditampilkan dalam modul sesuai dengan urutan tampilan dan nomor halaman; diagram topik, memberikan informasi tentang kaitan antar-topik sehingga pembaca lebih mudah melihat ruang lingkup materi secara komprehensif; tujuan pembelajaran, dapat dijadikan sebagai pegangan pada saat mempelajari modul; pretest, berfungsi untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal pembaca sebelum mempelajari modul. Pada saat pemberian materi terdiri dari : pendahuluan, berfungsi untuk memberikan pengantar pada materi pokok; kaitan pelajaran lain, merupakan elaborasi dari penjelasan yang sudah diberikan di bagian pendahuluan; heading, mencerminkan isi sehingga hanya dengan melihat heading pembaca dapat menemukan bagian yang ingin dibacanya; pemberian tugas, dinyatakan secara eksplisit (melakukan apa, bagaimana) dan spesifik. 

Artikel Terkait

Previous
Next Post »