1. Pengertian Menulis Puisi
Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa ketiga setelah menyimak dan berbicara, kemudian membaca. Ketrampilan menulis adalah ketrampilan proses karena hampir semua orang yang membuat tulisan, baik karya ilmiah, nonilmiah, maupun catatan pribadi, jarang yang melakukan secara spontan dan langsung jadi, demikian dikata (Jauhari, 2012:16).
Menulis sebagai peningkatan kecerdasan. Pada waktu, menulis, daya nalar kita berjalan selain mengeluarkan ide-ide, kita juga mengingat-ingat informasi yang pernah didapat. Hal seperti itu sama dengan melatih ketajaman dan daya tangkap otak. Anak yang bisa belajar dengan berlatih dan menghafal ketajaman otaknya jauh lebih baik dari pada anak didaerah terpencil yang aktivitas sehari-harinya hanya bermain dan mencari makanan, demikian dikata (Jauhari, 2013:15).
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau bisa memahami bahasa dan gambaran grafik itu, demikian dikata (Tarigan, 1994:21).
Menulis adalah pengungkapan ide, gagasan, pikiran, dan pengetahuan seseorang yang diwujudkan dengan lambang-lambang fonem yang telah disepakati bersama. Untuk mendapat ide, gagasan, dan pengetahuan tersebut, kita perlu menyimak dan membaca, demikian dikata (Jauhari, 2013:24).
ata puisi berasal dari bahasa Yunani poieo atau poio yang berarti 1) membangun, 2) menyebabkan, menimbulkan, dan 3) membuat puisi. "Poetes" berarti membuat puisi atau penyair, demikian dikata (Jauhari, 2013:130). Kosasih (2012:97) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan karya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung dalam karya sastra Sejalan pendapat tersebut, Azizi dkk (2012:124) puisi adalah ragam sastra yang bahasa terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Pada dasar membuat puisi seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu baik fisik maupun batin. Puisi itu karya estetis yang bermakna, yang mempunyai arti, bukan hanya sesuatu yang kosong. Oleh karena itu, sebelum pengkajian aspek-aspek yang lain, perlu lebih dahulu puisi dikaji sebagai sebuah struktur yang bermakna dan bernilai estetis, demikan dikata (Pradopo, 2005:3). Dalam puisi bunyi bersifat estetis, yang merapakan unsur puisi untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif. Bunyi disamping hiasan dalam puisi, puisi juga mempunyai tugas yang penting yaitu untuk memperdalam ucapan, menimbulkan rasa, menimbulkan bayangan angan yang jelas, dan menimbulkan suasana yang khusus, demikian dikata (Baribin, 1990:41).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa menulis puisi adalah cara menuangkan ekspresi pemikiran dari pengarang yang dapat membangkitkan perasaan, merangsang imajinasi panca indra yang digali dari situasi lingkungan masyarakat atau pengalaman pengarang dalam bentuk tulisan dan disajikan untuk masyarakat dalam suasana yang berirama yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan.
2. Cara Menulis Puisi
Telah kita ketahui bahwa puisi sudah dikenal lama oleh masyarakat donesia. Tidak semua orang dapat menulis puisi dengan bagus dan semua makna tersampaikan. Ada beberapa cara untuk menulis puisi menurut Dewi, dkk, 2009:36-37). a. Menentukan Tema
Tema merapakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Tema yang sering digunakan dalam puisi misalnya ketuhanan (religious), kemanusiaan, cinta, patrotisme, penyelesalan. Kembangkan pilihan kata ke dalam larik-larik puisi. Kembangkan kalimat-kalimat yang telah siswa pilih ke dalam larik-larik puisi yang ada biar bisa mempermudah menentukan.
b.Menyusun Larik-Larik Puisi Menjadi Kalimat
Larik-larik yang telah siswa susun dapat siswa disatukan ke dalam bait puisi. Jagan lupa, siswa haras memperhatikan persajakan atau rima dalam menyusun larik ke dalam bait. Perlu siswa ketahui bahwa persajakan dibentuk dari persamaan bunyi.
c.Beri Judul Pada Puisi Yang Kita Buat
Judul dapat diambil dari pilihan kata yang berkesan atau sama dengan tema. Judul diungkapkan dengan kata-kata menarik.
3. Hal-Hal Menulis Puisi
Menurut Kosasih (2012:124) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis
puisi sebagai berikut.
a. Puisi diciptakan dalam suasana perasaan intens yang menuntut pengucapan jiwa yang spontan dan padat. Dalam puisi, seseorang berbicara dan mengucapkan dirinya sendiri secara ekspresif. Hal berbeda dengan prosa, yang pengarangnya tidak selalu mengucapkan dirinya sendiri, tetapi juga bisa berbicara tentang orang lain dan dunianya yang lain.
1) Sebuah proses sosial dalam puisi harus berbeda dengan proses sosial dalam esai, berita, pidato dan pamplet.
2) Hal yang sama juga berlaku untuk sajak cinta, yang harus kita bedakan dengan surat cinta atau rayuan seorang kekasih di taman, di belakang sekolah atau rayuan berbusa dari seorang jejaka dalam telenovela.
3) Tema-tema keutuhan yang diangkat dalam puisi berbeda dengan khotbah atau doa-doa keagamaan yang dilantunkan oleh peminta- peminta di dalam atau terminal.
puisi mendasarkan masalah atau berbagai hal yang menyentuh kesadaran Anda sendiri. Tema yang kita tulis berangkat dari inspirasi dari sendiri yang khas, sekecil, dan sederhana apa pun inspirasi itu.
c. Dalam menulis puisi kita perlu memikirkan cara penyampaiannya.
Cara penyampaian ide tau perasaan atau majas.
1)Gaya bahasa adalah perkataan yang terungkap karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hatimu dan mampu menimbulkan suatu perasaan dalam tertentu dalam hati pembaca.
2)Gaya bahasa membuat kalimat-kalimat dalam puisi menjadi hidup, bergerak dan merangsang pembaca untuk member reaksi tertentu dan berkontemplasi atas apa yang dikemukakan penyair.
4.Ciri - Ciri Menulis Puisi
a.Puisi bersifat pemusatan atau konsentrik, karena bentuk puisi hanya memusatkan pelukis annya pada hal-hal pokok.
b.Hampir semua kata yang dipakai dalam penulisan menunjuk arti yang tidak sebenarnya. Kata-kata dalam puisi berperan sebagai lambang-lambang atau kiasan-kiasan.
c.Kata-kata dalam puisi bersifat konotatif. Kadang-kadang kata-kata dalam puisi disebut pula sebagai kata-kata bersayap karena mempunyai kemungkinan arti yang lebih dari satu.
d.Penyusunan baris-baris kalimat atau tipografi pada puisi ditentukan bukan hanya oleh pertautan makna atau arti, melainkan juga rasa atau suasana puisi. Pengubahan tipografi dari bentuk yang sudah ditentukan penyair ke
bentuk tipografi yang lain akan berakibat menggubah makna dan rasa atau suasana puisi bersangkutan, demikian dikata (Kosasih, 2012:115).
5.Unsur-Unsur Puisi Menurut Kosasih (2012:97) secara garis besar, unsur-unsur puisi terbagi menjadi dua macam, yakni struktur fisik atau struktur batin. Dimana unsur-unsur puisi sebagai berikut. a. Unsur fisik
1) Diksi (Pemilihan Kata)
Kata-kata yang digunakan dalam puisi merupakan hasil pemilihan yang sangat cermat. Kata-kata merupakan hasil pertimbangan, baik itu makna, susunan bunyinya, maupun hubungan kata itu dengan kata-kata lain dalam baris dan baitnya. Diksi adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisi. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang