Banyak sekali profesi-profesi yang menjadikan komunikasi sebagai dasar dari pekerjaan mereka, salah satunya adalah Public Relations. Menurut Frank Jefkins (1992;9), yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian adalah
Pada pertemuan asosiasi-asosiasi humas seluruh dunia di Mexico City, Agustus 1987, ditetapkan definisi humas sebagai berikut:
Humas adalah suatu seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memprediksi setiap kemungkinan konsekuensi dari setiap kegiatannya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, dan mengimplementasikan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan atau kepentingan khalayaknya (M. Linggar Anggoro, 2002:2).
Rhenald Kasali (1990:284) mengatakan bahwa, public relations adalah suatu pendekatan strategis dengan menggunakan konsep-konsep komunikasi dengan cara membujuk {persuasive). Tugas public relations adalah membina hubungan yang baik dengan berbagai pihak.
Berdasarkan ciri khas kegiatan public relations, maka fungsi public relations menurut Cutlip, Centre dan Canfield adalah:
a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
b. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dengan menyebarkan informasi dari organisasi ke publiknya dan menyalurkan opini publik pada organisasi.^
c. Melayani publik dan memberikan sumbangan saran kepada pimpinan manajemen demi kepentingan umum.
d. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya, sebagai khalayak sasarannya (Frida Kusumastuti, 2002:23-24). Ada tiga hal yang sangat memengaruhi tingkat efektifitas humas internal, yaitu:
a. Keterbukaan pihak manajemen
b. Kesadaran pengakuan pihak manajemen akan nilai dan arti penting komunikasi dengan karyawan.
c. Keberadaan seorang manajer komunikasi (kepala humas) yang tidak hanya ahli dan berpengalaman, tetapi juga didukung oleh sumber daya teknis. (Frank Jefkins, 1992:172)
Pengertian humas sebagai fungsi yang melekat pada manajemen organisasi, tujuan utamanya adalah membentuk goodwill, toleransi, kerjasama, saling mempercayai, saling pengertian, dan saling menghargai serta untuk membentuk opini public yang positif berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis, baik
hubungan ke dalam (internal relations) maupun ke luar (external relations). (Roslan,1999:31)
Sasaran humas adalah sasaran komunikasi manajemen. Dalam usaha mencapai tujuan manajemen secara efektif, salah satunya adalah hubungan dengan karyawan (employee relations) sebagai publik internal (Rhenald Kasali, 1990;284).
II.2 Hubungan Karyawan (Employee Relations)
Perencanaan dan pelaksanaan suatu program informasi dan komunikasi karyawan biasanya harus terletak pada seksi hubungan karyawan dari bagian hubungan masyarakat (PR). Nasihat serta kerjasama manajemen dan staf, pelaksana yang melaksanakan hubungan personalia, karyawan, atau industri, harus diusahakan dalam menentukan tujuan, media, dan pesan dari program komunikasi. Koordinasi yang erat antara seksi hubungan karyawan dengan selurah staf serta pelaksanaan organisasi adalah penting. Kegagalan dalam menyajikan informasi kepada karyawan tentang kebijakan dan perkembangan perusahaan yang memengarahi kepentingannya, akan menimbulkan kesalahpahaman, desas desus, dan kecaman. Apabila tidak diberikan informasi tentang hal seperti itu, maka karyawan akan membuat asumsinya sendiri, yang mungkin salah, atau mereka akan mendengarkan sumber dari luar, yang mungkin memberikan informasi yang tidak tepat. (Moore,2005:347)
Para karyawan juga ingin menyatakan pendapatnya kepada manajemen tentang pekerjaan, kondisi pekerjaan, dan hal-hal lain yang memengaruhi
kepentingannya. Pelaksanaan komunikasi dua arah yang memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan usulan kepada manajemen adalah penting. (Moore,1988:5)
Scoot M. Cutlip, Allen H. Center dan Glen M. room dalam buku Effective Public Relations mengatakan, 'Wo organization relationship are as important as those with employee all levels".(M. Cutlip, H. Center dan Glen M. Broom; 311) Pernyataan tersebut mengatakan bahwa, tidak ada hubungan komunikasi yang lebih penting dari hubungan antar karyawan pada semua tingkatan. Tujuan kegiatan employee relations adalah untuk mengenal, menyusun, dan kemudian memelihara hubungan yang harmonis antara organisasi dengan para karyawannya, yang manfaatnya dapat dirasakan oleh kedua pihak yaitu pimpinan dan karyawan.
Hubungan karyawan merupakan salah satu bentuk dari aktivitas internal public relations, maka berkaitan dengan itu Frank Jefkins (1994;355) mengatakan bahwa, "internal public relations is therefore one of the keys to successful management, requiring open management and closing the gap between the two sides". Dengan demikian berarti bahwa, internal public relations kemudian menjadi salah satu kunci menuju manajemen sukses, menuntut pengelolaan terbuka dan menutup celah antara manajemen dan karyawan (Frank Jefkins, 1994;355).Jeery A. Hendrix (2001; 109) menyatakan tujuan employee relations adalah sebagai berikut:
Objective for employee relations include the two major categories of impact and output. Impact objective for employee relations include informing employees or modifying their attitudes or behaviors. Some typical impact objectives are:
1. To increase employee knowledge of significant organizational policies, activities, and developments.
2. To enhance favorable employee adaptations of behaviors desire by management.
3. To accomplish greater employee adoptions of behaviors desire by management.
4. To make the employee force organizational spokespersons in the community.
5. To receive more employee feedback from organizational communications
Komunikasi dengan karyawan merupakan kunci utama suksesnya program humas modern. Fungsi komunikasi internal adalah mengusahakan agar para karyawan mengetahui apa yang sedang dipikirkan manajemen dan mengusahakan agar manajemen mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh karyawan. Komunikasi internal menimbulkan problema pelik. Komunikasi dari manajemen kepada karyawan dalam sebuah organisasi besar harus melalui beberapa tahap otoritas. Frank Jefkins (2005:172) mengatakan bahwa:
"Komunikasi internal (lebih lanjut disebut sebagai komunikasi karyawan atau employee relations), memiliki tiga bentuk. Pertama adalah komunikasi ke bawah yaitu komunikasi dari pihak pimpinan kepada karyawan. Kedua adalah komunikasi ke atas, yaitu komunikasi yang berlangsung dari karyawan kepada atasannya. Ketiga adalah komunikasi sejajar, yaitu komunikasi yang berlangsung antar sesama karyawan".
Dalam upaya mencapai tujuan perusahaan maka harus adanya keselarasan, semangat kerja sama di antara para anggota perusahaan melalui komunikasi yang baik antara manajemen atau karyawan seperti yang disebutkan dalam bentuk aliran komunikasi di atas.
Menurat IG Wasanto (1987;186) tujuan dari employee relations adalah sebagai berikut:
a. Untuk mendapatkan saling pengertian antar karyawan ataupun antara
pimpinan dengan semua karyawan dalam sebuah organisasi.
b. Mendapatkan data-data yang lengkap tentang sikap dan tingkah laku
karyawan. Data ini diperlukan dalam rangka pembinaan, pengorganisasian,
kerjasama, koordinasi, dan evaluasi terhadap karyawan.
c. Menciptakan kerjasama yang serasi antara karyawan.
d. Menanamkan rasa damai kepada karyawan.
e. Menanamkan rasa sukses kepada karyawan sehingga mereka merasa diberi kesempatan untuk maju dalam mengembangkan karir nya\. Menanamkan rasa tanggung jawab kepada para karyawan.
f. Menanamkan loyalitas para karyawan.
g. Menciptakan adanya semangat kerja yang tinggi
Menurut Moore (2005:350), komunikasi dua arah yang baik antara manajemen dan karyawan didasarkan pada asas-asas sebagai berikut:
a. Manajemen harus bersedia secara sadar memberikan informasi kepada karyawannya. Setiap pelaksana harus memahami bahwa komunikasi merupakan tanggung jawab utama, dan dalam evaluasi pelaksanaan secara keseluruhan, tanggung jawab komunikasi yang diberikan adalah sangat berat.