SKRIPSI PENGARUH MENONTON TAYANGAN DRAMA SERI KOREA DI INDOSIAR TERHADAP PERILAKU IMITASI DI KALANGAN REMAJA

Wednesday, January 06, 2016
(0009-KOMUNIKASI) SKRIPSI PENGARUH MENONTON TAYANGAN DRAMA SERI KOREA DI INDOSIAR TERHADAP PERILAKU IMITASI DI KALANGAN REMAJA


BAB II 
KAJIAN TEORITIS

2.1. Teori-teori
2.1.1. Komunikasi Massa
Peneliti dalam penelitian ini menetapkan judul, Pengaruh Menonton Tayangan Drama Seri Korea di Indosiar terhadap Perilaku Imitasi di Kalangan Remaja Pangkalan Jati, Depok. Oleh karena itu, penulis menetapkan teori dasar sebagai berikut.
Menurut Ardianto dan Erdinaya (2004 : 3) Komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi - keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah - keduanya disebut sebagai media cetak; serta media film.
Menurut Mulyana (2008 : 79) komunikasi massa melibatkan banyak komunikator, berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang rendah (artinya jauh), memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran indrawi (penglihatan, pendengaran), dan biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera.
Dari pengertian di atas, peneliti memahami bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa dimana komunikatornya bersifat melembaga, pesannya bersifat umum, dan komunikannya anonim dan heterogen. Definisi lain menurut Wiryanto (2004 : 69) menjelaskan komunikasi massa diadopsi dari istilah Bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication (komunikasi massa), artinya, "komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated." Istilah mass communicatons atau communications dapat diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass.
Dari pengertian di atas, peneliti memahami bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa sebagai salurannya.
Sedangkan Pool (dalam Wiryanto, 2000 : 3) mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situsi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, televisi atau film.
Dari pengertian di atas, peneliti memahami bahwa komunikasi
massa adalah komunikasi yang berlangsung antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan yang disampaikan saluran nya menggunakan media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, televisi atau film.
Dari definisi-definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang berlangsung antara komunikator dan komunikan secara tidak langsung yakni melalui media massa seperti surat kabar, radio, televisi, majalah atau film.

2.1.2. Media Massa
Fokus kajian dalam komunikasi massa adalah media massa. Media massa adalah institusi yang menebarkan informasi berupa pesan berita, peristiwa atau produk budaya yang mempengaruhi dan merefleksikan suatu masyarakat (Bungin, 2008 : 258).
Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula (Bungin, 2008 : 72).
Media massa (mass media) adalah media komunikasi yang mampu menimbulkan keserempakan, dalam arti kata khalayak dalam jumlah yang relatif sangat banyak secara bersama-sama pada saat yang sama memperhatikan pesan yang dikomunikasikan melalui media tersebut; misalnya surat kabar, radio siaran, televisi siaran, dan film teatrikal yang ditayangkan di gedung bioskop (Effendy, 1989 : 217).
Berdasarkan pengertian di atas peneliti menangkap kesimpulan bahwa media massa adalah media komunikasi yang menyebarkan informasi secara massal dan khalayak memperhatikan pesannya secara bersamaan. Sebagaimana diketahui bahwa komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang dalam organisasi media massa, mereka inilah yang akan menyeleksi setiap informasi yang akan disiarkan atau tidak disiarkan. Bahkan mereka memiliki kewenangan untuk memperluas, membatasi informasi yang akan disiarkan tersebut.

2.1.3. Televisi
Menurut Effendy (1989 : 361), television atau televisi merupakan media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui kawat maupun secara elektro magnetik tanpa kawat.
Peneliti menyimpulkan bahwa televisi adalah media komunikasi jarak jauh yang dapat menampilkan gambar sekaligus suara yang digunakan untuk penyiaran pertunjukan, berita, dan sebagainya.
Adapun fungsi siaran televisi menurut Bambang (2000 : 83), adalah.
1. Fungsi penerangan. Fungsi ini didukung oleh sifat-sifat yang dimiliki televisi, yakni.
a. Sifat immediacy. Suatu peristiwa yang disiarkan dapat dilihat dan didengar pada saat peristiwa itu berlangsung. Seakan-akan kita berhadapan dengan peristiwa itu, atau dengan kata lain bersifat
tidak media.
b. Sifat realisme, artinya berdasarkan kenyataan atau seakan-akan nyata. Sifat ini lah lebih mengefektifkan fungsi penerangan.
2. Fungsi hiburan. Fungsi ini menempati porsi yang lebih banyak dibandingkan dengan fungsi lainnya Hampir semua sajian televisi berbobot hiburan, berita pun tidak lepas dari berita yang menggelitik.
3. Fungsi pendidikan. Fungsi televisi dalam pendidikan bersifat massal, tidak dibatasi oleh ruang kelas.

2.1.4. Program
Menurut Morissan (2008 : 199) kata "program" berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-Undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah "siaran" yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata "program" lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata "siaran" untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian program memiliki pengertian yang sangat luas. Menurut Effendy (1989 : 287) program (programme) adalah rancangan penyiaran produksi siaran radio atau televisi. Berdasarkan pengertian di atas peneliti menarik kesimpulan, program adalah sebuah rencana dari produksi siaran radio ataupun televisi.
Menurut Morissan (2008 : 208) berbagai jenis program dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu: 1) program informasi (berita) dan; 2) program hiburan (entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gossip, dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu musik, drama permainan (game show), dan pertunjukan.
Berdasarkan definisi di atas peneliti mengambil kesimpulan bahwa jenis program itu terbagi atas dua macam yakni.
1) Program Informasi (Berita), dan
2) Program Hiburan {Entertainment).
Menurut Morissan (2008 : 213) program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audiensi dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game), musik, dan pertunjukan.
Berdasarkan pengertian di atas peneliti mengambil kesimpulan program hiburan adalah siaran yang bertujuan menghibur audiencenya.

2.1.5. Drama Seri Televisi
Menurut Morissan (2008 : 213) kata "drama" berasal dari bahasa Yunani dran yang berarti bertindak atau berbuat (action). Program drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) - yang diperankan oleh pemain (artis) - yang melibatkan konflik dan emosi. Dengan demikian, program drama biasanya menampilkan sejumlah pemain yang memerankan tokoh tertentu. Suatu drama akan mengikuti kehidupan atau petualangan para tokohnya. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan film.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 275) drama adalah cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.
Menurut Effendy (1989 : 327) seri atau series adalah rangkaian acara atau kisah yang merupakan suatu kesatuan, disajikan dalam jarak waktu tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 1049) seri adalah rangkaian yang berturut-turut (tentang cerita, buku, peristiwa, dsb).
Berdasarkan definisi di atas, peneliti menyimpulkan drama seri televisi adalah program yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang yang diperankan oleh artis yang melibatkan konflik dan emosi dan disajikan dalam jarak waktu tertentu di televisi.

2.1.6. Perilaku Imitasi
Menurut Rakhmat (2008 : 216) teori peniruan (modeling theories) hampir sama dengan teori identifikasi, memandang manusia sebagai makhluk yang selalu mengembangkan kemampuan efektifnya. Tetapi berbeda dengan teori identifikasi, teori peniruan menekankan orientasi eksternal dalam pencarian gratifikasi. Di sini, individu dipandang secara otomatis cenderung berempati dengan perasaan orang-orang yang diamatinya dan meniru perilakunya. Kita membandingkan perilaku kita dengan orang yang kita amati, yang berfungsi sebagai model. Komunikasi massa menampilkan berbagai model untuk ditiru oleh khalayaknya. Media cetak mungkin menyajikan pikiran dan gagasan yang lebih jelas dan lebih mudah dimengerti daripada yang dikemukakan orang-orang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Media pictorial seperti televisi, film, dan komik secara dramatis mempertontonkan perilaku fisik yang mudah dicontoh.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »