SKRIPSI PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

Monday, January 18, 2016
(0005-KEPERAWATAN) SKRIPSI PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 

2.1 ASI
2.1.1 Defenisi
Air Susu Ibu atau Asi adalah makanan yang paling baik untuk setiap bayi, (Shelov, 2005). Air Susu Ibu atau Asi adalah konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat. Asi adalah salah satu sumber makanan terbaik bagi bayi yang baru lahir karena memiliki begitu banyak zat penting yang bagus guna meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit. Penelitian juga menyatakan ASI adalah makanan yang baik tidak ada tandingannya. Makanan bayi dan susu yang dibuat dengan teknologi masa kini tidak mampu menggantikan sumber makanan yang menakjubkan ini. Karena banyaknya manfaat ASI, bahkan hampir setiap hari ditemukan salah satu manfaat baru ASI bagi bayi. Dengan demikian ASI eksklusif kepada bayi selama dua tahun setelah kelahiran terbukti sungguh bermanfaat (Kodrat, 2010).
2.1.2 Manfaat Asi
A. Bagi Bayi
Pemberian ASI dapat membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik. Kolostrum atau susu pertama mengandung antibodi yang kuat untuk mencegah infeksi dan membuat bayi menjadi kuat. Penting bagi bayi sekali untuk segera minum ASI dalam jam pertama sesudah lahir, kemudian setidaknya setiap 2-3 jam. ASI mengandung campuran berbagai bahan makanan yang tepat bagi bayi. ASI saja tanpa makanan tambahan lain merupakan cara terbaik untuk memberi makanan bayi dalam waktu 4-6 bulan pertama. Sesudah 6 bulan, beberapa makanan tambahan lain hams ditambahkan pada bayi. Pemberian ASI pada umumnya hams disarankan selama setidaknya 1 tahun pertama kehidupan anak.
b. Bagi Ibu
1. pemberian ASI membantu ibu untuk memulihkan diri dari proses persalinannya. Pemberian ASI selama beberapa hari pertama membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan memperlambat perdarahan (hisapan pada\ puting susu merangsang dikeluarkannya hormron oksitosin alami yang akan
membantu kontraksi rahim).
2. wanita yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih/turun berat badan yang bertambah selama kehamilan
3. ibu yang menyusui, yang menstmasinya belum muncul kembali akan kecil kemungkinannya untuk menjadi hamil (kadara prolaktin yang tinggi akan menekan hormon FSH dan ovulasi).
4. pemberian ASI adalah cara terbaik bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada bauah hati.
c. Bagi Semua Orang
1. ASI selalu bersih dan bebas hama yang dpat menyebabkan infeksi
2. pemberian ASI tidak memerlukan persiapan khusus
3. ASI selalu tersedia dan gratis
4. bila ibu memberiak ASI pada bayinya sewaktu-waktu ketika bayinya meminta maka mencil kemungkinannya bagi ibu untuk hamil kembali dalam 6 bulan pertama sesudah melahirkan.
5. ibu menyusui yang siklus menstruasinya belum pulih kembali akan memperoleh perlindungan sepenuhnya dari kemungkinan hamil (Sulistyawati,2009).
2.1.3 Jenis-jenis ASI
Berdasarkan waktu produksinya, ASI di bedakan menjadi tiga,yaitu kolostrum, foremik dan hindmilk. Penjelasan selanjutnya adalah sebagi berikut: a. Kolostrum
Menurut Anton Baskoro, beberapa ciri penting yang menyertai produksi
kolostrum adalah sebagai berikut:
1. Komposisi kolostrum mengalami perubahan secara berangsur-angsur setelah bayi lahir
2. Kolostrum adalah cairan kental berwarna kuning-kuningan, dan lebih kuning ketimbang ASI mature.
3. Kolostrum bertindak sebagai laktasif yang berfungsi membersihkan dan melapisi mekonium usu bayi yang baru lahir, serta mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
4. Kolostrum lebih banyak mengandung protein (sekitar 10% protein) dibandingkan ASI mature (kira-kira 1 % protein).
b. Foremik
Air susu yang keluar pertama kali disebut susu awal (foremik). Air susu ini hanya mengandung sekitar 1-2 % lemak dan terlihat encer, serta tersimpan dalam saluran penyimpanan. Air susu tersebut sangat banyak dan membantu menghilangkan rasa haus pada bayi.
c. Hindmilk
Hilnmilk keluar setelah foremik habis, yakinsaat menyusui hampir selesai. Hindmilk sangat kaya, kental, dan penuh lemak bervitamin, sebagai hidangan utama setelah sup pembuka. Air susu ini memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi (Prasetyono, 2009). 2.1.4 Periode Pemberian ASI
Menurut UU nomor 36/ tahun 2009 tentang ASI pasal 128 ayat 1 mengatakan bahwa "Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan, kecuali indikasi medis" (UU Kesehatan, 2010).
Waktu 6 bulan yang direkomendasikan oleh WHO untuk ,e,merikan ASI eksklusuf bukan tanpa alasan. Para ahli menyatakan bahwa menfaat ASI akan meningkat jika bayi hanya diberikan ASI saja selama enam bulan pertama kehidupannya. Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahn hidup, pertumbuhan, dan perkembangan bayi. ASI memberikan semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama enam bulan pertama hidupnya, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, artinya hanya memberikan ASI selama enam bulan tanpa pemberian makanan tambahan atau minu yang lain (Yuliarti, 2010).
Menurut Prasetyono (2003) menyatakan bahwa WHO, UNICEF, dan Departemen Kesehatan Indonesia melalui SK Menkes No. 450/Men/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah menerapkan rekomendasi tersebut, dijelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan optimal, bayi hams diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Selanjutnya, demi tercukupi nya nutrisi bayi, maka ibu mulai memberikan makanan pendamping ASI dan hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih. 2.2 MAKANAN TAMBAHAN 2.2.1 Defenisi
Makanan tambahan adalah makanan selai ASI dan susu formula (Widodo, 2010). Makanan tambahan pada bayi adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi selain dari ASI (Depkes RI, 2006). Makanan tambahan memberi makanan lain selain ASI oleh karena ASI merupakan makanan alami pertama untuk bayi dan harus diberikan tanpa makanan tambahan sekurang-kurangnya sampai usia 6 bulan (WHO, 2003). Makanan tambahan pada bayi dalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 6-24 bulan (Krisnatuti, 2000).
Menurut Depkes RI (2004) menyatakan bahwa makanan tambahan atau makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang diberikan kapada bayi disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur 6-24 bulan, dan merupakan makanan peralihan ASI kemakanan keluarga, pengenalan dan pemberian MP-ASI hams diberikan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Hal ini dimaksudkan menyesuaikan kemampuan alat cerna bayi dalam menerima MP-ASI.
Istilah ini untuk makanan pendamping ASI bermacam-macam yakni makanan pelengkap, makanan tambahan, makanan padat, makanan sapihan, weaning food, makanan peralihan, beiskot (istilah dalam bahasa jerman yang berarti makanan selain dari susu yang diberikan pada bayi. Istilah ini menunjukkan pada pengertian pada pengertian bahwa ASI maupun pengganti ASI (PASI) untuk berangsur diubah ke makanan keluarga atau orang dewasa (Depkes RI, 2004).
2.2.2 Jenis Makanan Tambahan a. Makanan Tambahan Lokal
Makanan tambahan lokal adalah makanan yang diolah di rumah tangga atau posyandu, tersebut dari bahan makanan yang tersedia setempat, mudah diperoleh dengan harga terjangkau oleh masyarakat, dan memelukan pengolahan sebelum dikonsumsi oleh bayi. Makanan tambahan lokal ini disebut dengan makanan pendamping ASI lokal (MP-ASI lokal) (Depkes RI, 2006).
Pemberian makanan tambahan lokal memiliki beberapa dampak positif, antara lain ibu telah memahami dan terampil dalam membuat makanan tambahan dari pangan lokal sesuai dengan kebiasaan dan sosial budaya setempat, sehingga ibu dapat melanjutkan pemberian makanan tambahan secara mandiri, meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat serta memperkuat kelembagaan seperti posyandu, memiliki potensi meningkatkan pendapatan masyarakat melalui penjualan hasil pertanian, dan sebagai sarana dalam pendidikan atau penyuluhan gizi (Depkes RI, 2006).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan makanan bayi di mamah diantaranya menyiapkan makanan bayi dengan mengikuti cara-cara bersih dan higiene, menggunakan bahan makanan yang segar dan beku, melakukan metode masak yang baik diantaranya pengukusan lebih baik dari pada perebusan dan penyaringan lebih baik dari penggorengan, menambahkan sedikit gula bila dibutuhkan dan tidak akan memberikan madu pada tahun pertama usia bayi karena ada kemungkinan madu mengandung clostridiumbotulinum yang tidak aman bagi bayi, menghaluskan atau membuat wren (bubur) buah segar yang telah dicuci bersih dan dikupas seperti pisang, pepaya, pir dan melon, serta makanan bayi yang dimasak dirumah dapat segera dibekukan atau disimpan dalam wadah tertutup dan disimpan dalam lemari es selama satu atau dua hari kemudian dipanaskan dan segera diberikan kapada bayi (Krisnatuti, 2000). b. Makanan Tambahan Olahan Pabrik
Makanan tambahan hasil olahan pabrik adalah makanan yang disediakan dengan olahan dan bersifat instan dan beredar dipasaran untuk menambahkan energi dan zat-zat esensial pada bayi (Depkes RI, 2006). Makanan tambahan pabrik disebut juga makanan pendamping ASI pabrikan (MP-ASI pabrikan) atau makanan komersial, makanan bayi tersedia dalam bentuk tepung campuran instan atau biskuit yang dapat dimakan secara langsung atau dapat dijadikan bubur (Krisnatuti, 2000).

Artikel Terkait

Previous
Next Post »