SKRIPSI HUBUNGAN SIKAP PEMAIN TERHADAP KEHADIRAN SUPORTER DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

Wednesday, January 13, 2016
(0004-PSIKOLOGI) SKRIPSI HUBUNGAN SIKAP PEMAIN TERHADAP KEHADIRAN SUPORTER DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB II 
KAJIAN TEORI

A. SIKAP 
1. Pengertian Sikap
Pengertian sikap sebenarnya tidak sesederhana persepsi umum yakni suatu sistem nilai tertentu pada kehidupan seseorang atau sekelompok orang, namun menyangkut hal-hal yang lebih mendasar dan bersifat komplek pada seseorang. Beberapa definisi sikap dari beberapa ahli, menurut Thurstone dan Osgood (1988 : 3) sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap obyek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorabel) ataupun tidak mendukung (tidak favorable) terhadap obyek tersebut.
Allport (1988 : 3) menyatakan sikap merupakan semacam kesiapan bereaksi terhadap suatu obyek dengan cara-cara tertentu. Agaknya tidak keliru bila kita menafsirkan kesiapan dalam definisi ini sebagai kecenderungan potensial untuk bereaksi apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki respon.
Sutherland dan Wood Worth (1981 : 176) mengartikan sikap sebagai predisposisi untuk bertindak atau kecenderungan untuk mengadakan respon dengan cara-cara yang khas terhadap suatu obyek yang berupa orang atau situasi tertentu.
Gerungan (1982 : 72) menerjemahkan attitude dengan kata-kata sikap terhadap obyek tertentu yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, namun demikian sikap tersebut disertai pula oleh kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap terhadap obyek. Jadi attitude lebih tepat diterjemahkan sebagai sikap atau kesediaan bereaksi terhadap suatu situasi.
Sikap oleh LaPierre (dalam Azwar 1995) dikatakan sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana sikap adalah respons terhadap suatu stimulus yang telah terkondisi kan.
Sedangkan Secord dan Backman (dalam Azwar 1995) mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek lingkungan sekitarnya.
Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap merupakan suatu bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial untuk bereaksi yang merupakan hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling beraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu obyek.
1. Komponen Sikap
Beberapa ahli mempunyai pandangan yang berbeda-beda dalam membahas komponen yang membentuk struktur sikap. Thurstone memandang bahwa komponen afektif yang membentuk struktur sikap. Allport mengatakan bahwa komponen kognitif merupakan penyebab terjadinya sikap percaya terhadap suatu obyek (Azwar, 1988 : 3).
Sikap terhadap obyek, gagasan atau orang tertentu merupakan orientasi yang bersifat menetap dengan komponen kognitif, afektif dan perilaku (konatif). Komponen kognitif terdiri dari seluruh kognisi yang dimiliki seseorang mengenai obyek sikap tertentu, yaitu fakta, pengetahuan dan keyakinan tentang obyek. Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap obyek, terutama penilaian. komponen perilaku terdiri dari kesiapan seseorang untuk bereaksi terhadap obyek sikap (Sears, 1988 : 138).
Gerungan (1988 : 13) menyatakan bahwa komponen kognitif adalah pandangan, komponen afektif adalah perasaan, sedangkan komponen perilaku adalah kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap obyek.
Walgito (1994 : 109) berpendapat bahwa pengertian sikap mengandung komponen kognitif (beliefs), komponen afektif (feeling), dan komponen konatif (behaviour tendencies).
Dari beberapa pendapat di atas, Azwar (1995) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen yang membentuk struktur sikap ada tiga yaitu :
a. Komponen kognitif, berupa pengetahuan, kepercayaan, pandangan atau pikiran yang didasarkan pada informasi dan bagaimana orang mempersepsikan obyek sikap tersebut.
b. Komponen afektif, menunjukkan dimensi emosional dari sikap. Komponen ini berhubungan dengan perasaan yaitu perasaan senang (positif) atau perasaan tidak senang (negatif). Komponen ini menunjukkan arah sikap.
c. Komponen kognatif atau komponen perilaku (action component), melibatkan predisposisi untuk bertindak, berhubungan dengan kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek sikap.

2. Ciri-ciri Sikap
Menurut Walgito (1983 : 52) memaparkan ciri-ciri sikap antara lain :
a. Sikap adalah sesuatu yang tidak dibawa sejak lahir. Sikap terbentuk sepanjang perkembangan individu, oleh karena sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah-ubah, sekalipun sikap mempunyai segi kecenderungan adanya sifat yang menetap. Sikap dapat berubah bila ada hubungan dengan obyek tertentu.
b. Sikap selalu terdapat hubungan antara individu dengan obyek. Sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam hubungan dengan obyek-obyek melalui proses pengenalan atau persepsi terhadap obyek tersebut. Hubungan yang bersifat positif atau negatif dengan obyek tertentu akan menimbulkan sikap tertentu pula.
c. Sikap tidak hanya tertuju pada satu obyek saja, tetapi juga dapat tertuju pada sekumpulan obyek. Bila seseorang mempunyai sikap yang negatif atau tidak senang pada seseorang, maka akan mempunyai kecenderungan untuk menunjukkan sikap negatif pada kelompok dimana seseorang tersebut yang menjadi obyek sikap tergabung. Jadi di sini adanya kecenderungan untuk menggeneralisasikan dari obyek sikap.
d. Sikap dapat berlangsung lama (sulit mengalami perubahan) ataupun sebentar (mudah mengalami perubahan). Jika suatu sikap telah terbentuk dan telah merupakan salah satu dari nilai dalam kehidupan seseorang, maka akan relatif sulit mengalami perubahan dan walaupun berubah akan membutuhkan waktu yang lama.
e. Sikap mengandung faktor perasaan dan faktor motif. Hal ini berarti bahwa suatu sikap terhadap suatu obyek tertentu akan selalu diikuti adanya perasaan tertentu, apakah perasaan yang bersifat positif atau negatif terhadap obyek tersebut. Jadi suatu sikap terhadap obyek hampir selalu terdapat perasaan yang menyertainya.
3. Teori Pembentukan dan Perubahan Sikap
Secara garis besar pembentukan dan perubahan sikap akan ditentukan oleh dua faktor antara lain :
a. Faktor Internal
Adalah faktor yang berasal dari dalam individu yaitu kemampuan menyeleksi dan mengolah atau menganalisa pengaruh dari luar. Hal ini berhubungan erat dengan persepsi yang ada pada individu yang bersangkutan.
b. F aktor Eksternal
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah hal-hal atau keadaan yang ada di luar individu yang merupakan rangsang atau stimulus untuk membentuk dan mengubah sikap (Walgito, 1978 : 199-120).
4. Macam-macam Sikap
Sikap dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Sikap sosial yang ditunjukkan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap obyek sosial.
b. Sikap individu yakni sikap yang dimiliki seseorang yang berkenaan dengan obyek yang bukan merupakan obyek sosial (Gerungan, 1986 : 29).
Disamping pembagian sikap sosial dan sikap individu di atas, sikap dibedakan atas sikap positif dan negatif. Sikap positif merupakan sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan penerimaan, membuat perhatian, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dan menguntungkan dimana individu itu berada. Sedangkan sikap negatif yakni sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku (Suardiman, 1984 : 54).
5. Fungsi sikap
Katz (dalam Azwar, 1995) menyebutkan fungsi sikap ada empat, yaitu :
a. Fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat yang menunjukkan bahwa individu dengan sikapnya berusaha untuk memaksimalkan hal-hal yang diinginkannya dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkannya. Dengan demikian, maka individu akan membentuk sikap positif terhadap hal-hal yang dirasakan akan mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang dirasa merugikan.
b. Fungsi pertahanan ego yang menunjukkan keinginan individu untuk menghindarkan diri serta melindungi dari hal-hal yang mengancam ego nya apabila ia mengetahui fakta yang tidak menyenangkan, maka sikap dapat
berfungsi sebagai mekanisme pertahanan ego yang akan melindunginya dari kepahitan akan suatu kenyataan.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »