(KODE : 0008-BIDAN) : SKRIPSI PERBANDINGAN METODE CERAMAH DENGAN TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA SEMESTER IV
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Dengan teori dan pengalaman yang dimiliki, dimana digunakan guru untuk mempersiapakan program pengajaran dengan baik dan sistematis. Salah satu usaha yang dilakukan dosen adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang turut ikut mengambil bagian dalam pencapaian keberhasilan kegiatan belajar mengajar (Zain & Djamarah, 2010).
Mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari dosen kepada mahasiswa. Pendapat Smith mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau keterampilan {teaching is imparting knowledge or skill). Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa mengajar adalah proses penyampaian informasi yang disampaikan dosen untuk menanamkan pengetahuan atau keterampilan yang intinya mengarah pada timbulnya keinginan belajar pada mahasiswa (Sanjaya, 2011).
Agar proses belajar dalam kelas lebih efektif maka dosen harus mampu mengelola proses belajar mengajar dengan baik. Kemampuan dosen dalam mengelola proses belajar mengajar yaitu kemampuan dalam merencanakan pengajaran, kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar dan kemampuan mengevaluasi menilai hasil pengajaran (Sudjana, 2009).
Dalam menyusun rencana pengajaran salah satu unsur yang penting yang harus diperhatikan oleh dosen adalah pemilihan metode pengajaran. Metode mengajar adalah kesatuan langkah kerja yang dikembangkan oleh dosen berdasarkan pertimbangan rasional tertentu, masing-masing jenis bercorak khas dan semuanya berguna untuk mencapai tujuan pengajaran (Sanjaya, 2011).
Metode-metode mengajar banyak jenisnya dan seorang dosen harusnya mampu memanfaatkan metode yang ada untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran sehingga mahasiswa lebih tertarik dan mau mengeksplor lagi kemampuan yang dimiliki. Metode-metode tersebut antara lain : metode ceramah, metode demonstrasi, metode diskusi, metode tanya jawab, metode simulasi, metode problem solving, metode eksperimen, metode proyek. Beberapa metode pendukung pengembangan pembelajaran kooperatif seperti salah satu contohnya adalah metode pembelajaran talking stick (Sanj aya, 2011).
1. Pengertian Metode Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok mahasiswa. (Djamarah & Zain, 2010). Metode ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangannya sebagaimana dijabarkan pada penjelasan berikut
a. Kelebihan
Metode ceramah merupakan metode yang mudah dan murah untuk dilakukan, dapat menyajikan materi pelajaran yang luas, dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan, mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas dan dapat diikuti oleh jumlah mahasiswa yang besar (Djamarah dan Zain, 2010).
b. Kelemahan
Materi yang dapat dikuasai mahasiswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang akan dikuasai dosen, mudah menjadi variabelisme (pengertian kata-kata), bila selalu digunakan dan terlalu lama menjadi membosankan, melalui ceramah sangat sulit sekali untuk mengetahui apakah seluruh mahasiswa sudah mengerti apa yang telah dijelaskan atau belum, dan menyebabkan mahasiswa menjadi pasif (Djamarah & Zain, 2010)
Sebagaimana yang dikemukakan Sanjaya (2011) ada dua langkah dalam menerapkan metode ceramah yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan pada tahap pelaksaan ada tiga langkah yang hams dilakukan yaitu pembukaan, penyajian dan mengakhiri dan menutup ceramah.
B. Pembelajaran Kooperatif
1. Pembelajaran Aktif Sebagai Induk Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif secara sederhana didefenisikan sebagai metode pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif mengkondisikan agar siswa selalu melakukan pengalaman belajar yang bermakna dan senantiasa berfikir tentang apa yang dapat dilakukannya selama pembelajaran. Pembelajaran aktif melibatkan mahasiiswa untuk melakukan sesuatu dan berfikir tentang sesuatu yang sedang dilakukannya.
Hasil riset dari National Training Laboratories di Bethel, Maine (1954), Ameriks Serikat menunjukkan bahwa sekelompok berbasis dosen {teacher centered learning) mulai dari ceramah, tugas membaca, presentasi dosen dengan audiovisual dan bahkan demonstrasi oleh dosen,mahasiswa hanya dapat mengingat materi pembelajaran maksimal sebesar 30%. Dalam pembelajaran diskusi yang tidak didominasi oleh dosen mahasiswa dapat mengingat sebnyak 50%. Jika para mahasiswa diberi kesempatan melakukan sesuatu {doing something) mereka dapat mengikat 75%, praktik pembelajaran belajar dengan cara mengajar {learning by teaching) menyebabkan mereka mampu mengingat sebanyak 90% materi (Warsono &Hariyanto, 2012).
2. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi mahasiswa bukan hanya dosen dan buku ajar, tetapi juga sesama mahsisiswa. Menurut Lie pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bekerja sama dengan sesama mahasiswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat sebagai sumber belajar, disamping dosen dan sumber belajar yang lainnya (Wena, 2011).
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Adapun prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif yang dikembangkan Sanjaya (2011) meliputi prinsip ketergantungan positif (positif interdependendance), tanggung jawab perseorangan (individual accountability; interaksi tatap muka (face to facae promotion interaction, dan partisipasi & komunikasi (participation communication)
Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence) dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompok.
Tanggung jawab perseorangan (individual accountability) keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya.
Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction) pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan.
Partisipasi dan komunikasi (participation Communication) pembelajaran kooperatif melatih mahasiswa untuk dapat mampu berpatisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan masyarakat.
4. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Prosedur pembelajaran meliputi penjelasan mated, belajar dalam kelompok, penilaian dan pengakuan tim (Sanjaya, 2011).
5. Keunggulan dan Keterbatasan Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa keunggulan dan keterbatasan sebagaimana dijabarkan pada penjelasan berikut.
a. Keunggulan
Melalui pembelajaran kooperatif mahasiswa tidak terlalu menggantungkan pada dosen, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari mahasiswa yang lain. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide tau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. Pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap mahasiswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik (Sanjaya, 2011).
Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa untuk menguji ide dan pemahamnnya sendiri, menerima umpan balik.Melalui pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata. Interaksi Selma kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir (Sanjaya, 2011).
b. Keterbatasan
Untuk memahami dan mengerti filosofi pembeljaran kooperatif memang butuh waktu. Keberhasilan dalam pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk mahasiswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual (Sanjaya, 2011).
C. Pengertian Metode Talking Stick
Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antarsuku). Pembelajaran Talking Stick adalah pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk mengemukakan pendapat (Rokhani 2012). Talking Stick sebagaimana dimaksudkan penelitian ini, dalam proses belajar mengajar di kelas berorientasi pada terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat yang diberikan dari satu mahasiswa kepada mahasiswa yang lainnya pada saat dosen selesai menjelaskan mated pelajaran dan selanjutnya mengajukan pertanyaan. Saat dosen selesai mengajukan pertanyaan, maka mahasiswa yang sedang memegang tongkat itulah yang memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini dilakukan hingga semua mahasiswa berkesempatan mendapat giliran menjawab pertanyaan yang diajukan gum. Talking stick termasuk salah satu metode pendukung pengembangan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari dosen setelah mahasiswa mempelajari materi pokoknya (Suprijono, 2009).
Langkah-langkah metode Talking Stick berdasarkan Suprijono (2009), yaitu pembelajaran dengan metode Talking Stick diawali oleh penjelasan dosen mengenai materi pokok yang akan dipelajari, mahasiswa diberi kesempatan membaca dan mempelajari materi tersebut, dosen mempersiapakan pertanyaan-pertanyaan yang akan di ajukan kepada mahasiswa, selanjutnya dosen meminta kepada mahasiswa menutup bukunya, dosen mengambil tongkat yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Tongkat tersebut diberikan kepada salah seorang mahasiswa secara acak ataupun bergilir, mahasiswa yang menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan dari dosen, setelah mahasiswa menjawab pertanyaan, kemudian mahasiswa tersebut memberikan tongkat tersebut kepada teman lainnya secara acak, mahasiswa yang mendapat tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh dosen, demikian seterusnya sampai semua pertanyaan terjawab, ketika stick bergulir dari peserta didik ke peserta didik lainnya seyogyanya diiringi musik, langkah terakhir dari metode talking stick adalah dosen menyimpulkan tentang materi yang dipelajari. Kemudian evaluasi dan penutup.
Metode talking stick mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangannya sebagaimana dijabarkan pada penjelasan berikut.
a. Kelebihan
Mahasiswa lebih dapat memahami materi karena diawali dari penjelasan seorang dosen, mahasiswa lebih dapat menguasai materi ajar karena ia diberikan kesempatan untuk mempelajarinya kembali melalui buku, daya ingat lebih baik