SKRIPSI PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI PADA MASA PUBERTAS TENTANG PERKEMBANGAN ORGAN SEKS

Wednesday, May 11, 2016

(KODE : 0007-BIDAN) : SKRIPSI PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI PADA MASA PUBERTAS TENTANG PERKEMBANGAN ORGAN SEKS 


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2002), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga berhubungan dengan faktor internal dan eksternal. Menurut Roger (1974, dikutip dari Notoatmodjo, 2002), faktor internal yakni karakteristik orang yang bersangkutan seperti pendidikan, motivasi, persepsi dan pengalaman, yang bersifat given atau bawaan. Faktor eksternal yakni lingkungan, ekonomi, kebudayaan, informasi. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

3. Sumber-sumber Pengetahuan
Menurut Suhartono (2005), sumber dari pengetahuan didapat melalui kepercayaan berdasarkan tradisi dan kesaksian orang lain.
Kepercayaan berdasarkan tradisi yaitu pengetahuan itu diperoleh dengan cara mewarisi apa saja yang hidup dan berlaku dalam adat istiadat, kebiasaan dan kehidupan yang dianut atau diyakini. Lalu sumber pengetahuan dapat diperoleh
melalui kesaksian orang lain yaitu melalui suasana yang terdahulu terhadap orang yang dapat dipercaya, karena telah dianggap memiliki pengetahuan yang benar, sehingga dapat menjadi panutan bagi orang-orang pada umumnya dalam hal bagaimana memandang, bersikap, cara hidup, dan bagaimana bertingkah laku.

4. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Suhartono (2005), pengetahuan adalah proses untuk menghasilkan sesuatu, pengetahuan merupakan hasil usaha manusia untuk tahu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) sehingga pengetahuan (Sunaryo, 2004) yang tercakup dalam 6 (enam) tingkatan, yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu artinya sebagai mengikat suatu mated yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi hams dapat dijelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa hams makan makanan yang bergizi.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan mmus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan {problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
d. Analisa (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
e. Sintetis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya : dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. e. Evaluasi {Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan disesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas (Notoatmodjo, 2003).

B. Sikap
1. Pengertian Sikap
Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap yang objek (Purwanto, 1999). Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek  (Notoatmodjo, 2003). Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi atau perasaan (Azwar, 2007).

2. Ciri-ciri Sikap
Menurut Sunaryo (2004) adapun ciri-ciri sikap adalah :
a. Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari.
b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek.
d. Objek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
e. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan.

3. Struktur Sikap
Menurut Notoatmodjo (1997, dikutip dari Sunaryo, 2004) bahwa struktur sikap terdiri dari 3 komponen pokok yaitu :
a. Komponen kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek
b. Komponen yang meliputi kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
c. Komponen predisposisi/kecenderungan individu untuk bertindak {tend to behave).

4. Tingkatan Sikap
Menurut Sunaryo (2004), adapun tingkatan sikap adalah :
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Sikap
a. Faktor internal yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan sendiri seperti fisiologis, psikologis, dan motif (Sunaryo, 2004)
b. Faktor eksternal merupakan faktor diluar manusia, yaitu : sifat objek yang dijadikan sasaran sikap, kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap, sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut, media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap, situasi pada saat sikap dibentuk (Purwanto, 1999).

6. Sikap Dapat Dibentuk Atau Berubah
Menurut Purwanto (1999), sikap dapat dibentuk atau berubah melalui 4 (empat) macam cara, yaitu :
a. Adopsi
Kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap.
b. Diferensiasi
Dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya.
c. Integrasi
Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu.
d. Trauma
Pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.

7. Skala Sikap


Artikel Terkait

Previous
Next Post »