1. Konsep Dasar Administrasi dan Manajemen
Secara morfologis kata administrasi berasal dari bahasa Latin, yang terdiri dari kata 'ad dan 'ministrasi'. Makna kata tersebut semakna dengan kata to conduct, to lead, atau to guide dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia kurang lebih maknanya sama dengan melayani, memimpin atau membimbing. Secara lengkap, pengertian administrasi adalah segenap usaha atau kegiatan dalam mengarahkan, melayani, membantu maupun mengatur segenap aktivitas, baik untuk kepentingan umum maupun pribadi dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Selain pengertian tersebut terdapat beberapa pengertian administrasi menurut para ahli, diantaranya sebagai berikut.
a. Menurut Liang Gie, administrasi adalah segenap rangkaian perbuatan penyelengaraan setiap usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Menurut Jhon M. Pfiffner, administrasi sebagai usaha pengorganisasian dan pengarahan sumber tenaga manusia maupun benda dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan.
c. Menurut Siagian, administrasi sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
d. Menurut Ordway Tead, administrasi meliputi kegiatan-kegiatan yang hams dilakukan oleh orang-orang eksekutif dalam suatu organisasi yang bertugas mengatur, menunjukkan, dan menciptakan kemudahan usaha kerja sama sekelompok orang yang dihimpun untuk mencapai tujuan tertentu.
e. Menurut Herbert A. Simon, administrasi dalam pengertian yang lebih luas dapat dirumuskan sebagai kegiatan sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
f. Menurut Leonald D. White, administrasi adalah suatu proses usaha kelompok publik, partikulir, sipil, atau kemiliteran, baik secara bersama-sama, maupun kecil-kecil saja.
Dari keenam pendapat di atas, semuanya menitikberatkan pada tiga unsur, yakni ada proses kerja sama, dilakukan oleh sekelompok orang secara rasional, dan adanya tujuan yang ingin dicapai.
Dalam kerja administrasi terdapat beberapa komponen yang seluruhnya merupakan totalitas yang saling berhubungan, komponen tersebut adalah sebagai berikut.
a. Pengorganisasian, yaitu rangkaian aktivitas menyusun kerangka sebagai wadah seluruh kegiatan.
b. Manajemen, yaitu kegiatan menggerakkan sekelompok orang dan mengerahkan segenap fasilitas untuk mencapai tujuan tertentu.
c. Komunikasi, yaitu serangkaian aktivitas menyampaikan informasi secara cermat sebagai wujud kerja sama dalam organisasi.
d. Kepegawaian, ialah rangkaian aktivitas mengatur dan mengurus penggunaan tenaga kerja yang diperlukan.
e. Keuangan, yakni rangkaian aktivitas mengelola dan mempertanggung-jawabkan keuangan dalam organisasi.
f. Pembekalan, yaitu aktivitas merencanakan, mengadakan, mengatur pemakaian, penyimpanan, pengendalian, perawatan dan pemusnahan barang inventaris.
g. Tata usaha, yakni kegiatan menghimpun, mencatat, mengolah, mengadakan, mengirim, dan menyimpan berbagai data yang dibutuhkan suatu organisasi.
h. Hubungan masyarakat, yakni rangkaian kegiatan menciptakan hubungan dan dukungan dengan masyarakat.
Pada hakikatnya tujuan utama administrasi adalah agar melaksanakan suatu kegiatan secara kerja sama dengan efektif dan efisien guna mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
Secara teori antara administrasi dan manajemen memiliki konsep defmitif yang berbeda. Administrasi dan manajemen mengekplisitkan perbedaan wawasan. Administrasi mengandung pengertian yang lebih luas daripada manajemen. Manajemen sebenarnya merupakan bagian dari kegiatan administrasi, dan sekaligus merupakan alat pelaksana dari administrasi.
Perbedaan lain yang senada bisa ditinjau dari segi fungsinya, admnistrasi mempunyai tugas utama menentukan tujuan menyeluruh yang hendak dicapai organisasi, dan menentukan kebijakan umum yang mengikat seluruh organisasi. Sebaliknya manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijakan yang telah ditentukan pada tingkat administratif.
Hubungan antara administrasi dan manajemen bisa disimpulkan sebagai berikut.
a. Dalam pelaksanaannya, administrasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan dan hams merupakan satu kesatuan, hanya saja kegiatannya yang dapat dibedakan sesuai dengan perbedaan wawasan.
b. Administrasi lebih luas dari manajemen, namun manajemen sekaligus merupakan inti dari kegiatan admnistrasi yang bertugas melaksanakan seluruh kegiatan yang telah ditentukan pada tingkat administratif.
c. Administrasi bersifat menentukan tujuan dan kebijakan umum yang mengikat seluruh organisasi, sedangkan manajemen merupakan pelaksananya pada tingkat sektoral atau departemental.
d. Tanpa manajemen tidak mungkin administrasi mencapai tujuannya. Manajemen mempunyai peranan yang besar dalam menciptakan lingkungan organisasi yang memungkinkan individu di dalamnya bekerja dengan tingkat produktivitas yang tinggi.
2. Tinjauan Hierarkis Administrasi dan Manajemen
Secara hierarkis kita masih bisa mengaitkan administrasi, manajemen dengan kepemimpinan dan hubungan kemanusiaan. Dengan memandang organisasi sebagai wadah segala bentuk kegiatan administrasi, keempat komponan (administrasi, manajemen, kepemimpinan, dan hubungan kemanusiaan) merupakan empat serangkai yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini dikarenakan keempat komponen tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat dalam penerapannya untuk kegiatan kerja sama manusia dalam mencapai tujuan. Kalau digambarkan hubungan keempat komponen tersebut seperti gambar berikut.
Berbagai teori yang mengupas tentang manajemen. Menurut Holt (dalam Akdon, 2007: 3), "Management is the process of planning, organizing, leading, and controlling that encompasses organizational environment'. Sedangkan Nanang Fattah mendefmisikan, Manajemen sebagai proses merencanan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efesien" (Fattah, 2000: 1).
Berdasarka Hasibuan (2001), pada prinsipnya pengertian manajemen mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut: (1) ada tujuan yang ingin dicapai; (2) sebagai perpaduan ilmu dan seni; (3) merupakan proses yang sistematis, terkoordinasi, koperatif, dan terintegrasi dalam memanfaatkan unsur-unsurnya; (4) ada dua orang atau lebih yang bekerjasama dalam suatu organisasi; (5) didasarkan pada pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab; (6) mencakup beberapa fungsi; (7) merupakan alat untuk mencapai tujuan.
3. Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen mempakan suatu proses pengelolaan sumber daya yang ada mempunyai empat fungsi yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Hal ini sesuai dengan pendapat Terry dalam Sutopo yang menyatakan bahwa, "fungsi manajemen mencakup kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya"(Sutopo, 1999: 14).
Manajemen berbasis sekolah atau School Based Management (SBM) mempakan strategi untuk mewujudkan sekolah yang efektif dan produktif. MBS mempakan paradigma bam manajemen pendidikan, yang memberi otonomi seluas-luasnya kepada sekolah dan pelibatan masyarakat dalam membuat kebijakan sekolah. Otonomi diberikan agar sekolah bisa mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar, dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan sekolah, dan kebutuhan sosial masyarakat, agar siswa kelak setelah lulus mampu survive di masyarakat.
Nanang Fattah mengungkapkan, "MBS adalah suatu pendekatan politik yang bertujuan untuk menungkatkan me-redisain pengelolaan sekolah bertujuan untuk memberikan kekuasaan dan meningkatkan partisipasi sekolah dalam upaya perbaikan kinerja yang mencakup gum, siswa, orang tua siswa, dan masyarakat" (Fattah, 2000: 4). Berdasarkan pendapat tersebut, Manajemen Berbasis Sekolah mempakan suatu ide pengambilan keputusan pendidikan yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, dalam hal ini sekolah. Pemberdayaan sekolah dengan otonomi yang lebih besar, disamping menunjukkan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntutan masyarakat, juga merupakan wahana meningkatkan efisiensi, kualitas, dan pemerataan pendidikan.
Manajemen Berbasis Sekolah merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengatur kehidupan sesuai dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhan sekolah. Otonomi dalam manajemen merupakan potensi sekolah untuk meningkatkan kinerja para tenaga kependidikan, dan menawarkan partisipasi langsung stakeholder pendidikan, termasuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam pendidikan.
Secara umum manajemen berbasis sekolah dapat diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan, orangtua siswa, dan masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional. Dengan otonomi yang lebih besar, maka sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri. Dengan kemandiriannya, sekolah lebih berdaya dalam mengembangkan program yang, tentu saja, lebih sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimilikinya. Demikian juga, dengan pengambilan keputusan partisipatif, yaitu pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan, maka rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat. Peningkatan rasa memiliki ini akan menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab, dan peningkatan rasa tanggungjawab,dan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi warga sekolah