SKRIPSI PELAKSANAAN METODE CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK USIA DINI

Friday, January 15, 2016
(0007-PGPAUD) SKRIPSI PELAKSANAAN METODE CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK USIA DINI

BAB II 
PELAKSANAAN METODE CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK USIA DINI DI TK. 

A. Metode Cerita
1. Pengertian Metode Cerita
Dalam mengkomunikasikan ilmu pengetahuan agar berjalan secara efektif, maka perlu menerapkan berbagai metode mengajar yang sesuai dengan tujuan, situasi dan kondisi yang ada guna meningkatkan pembelajaran dengan baik. Hal ini dikarenakan berhasil atau tidaknya suatu proses belajar mengajar ditentukan oleh adanya metode pembelajaran yang merupakan suatu bagian yang sangat urgen dalam sistem pembelajaran. Yang dimaksud dengan metode disini adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses pembelajaran, metode sangat diperlukan oleh guru guna kepentingan proses pengajarannya.
Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran. Banyak sekali metode yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar antara lain adalah metode cerita/kisah. Metode cerita merupakan salah satu dari metode-metode mengajar lainnya yang diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Metode cerita merupakan salah satu bentuk sastra yang bisa dibaca atau hanya didengar oleh orang yang tidak bisa membaca. Di dalam cerita terdapat suatu keindahan dan kenikmatan tersendiri bagi anak-anak maupun orang dewasa yang mendengar ataupun menyimak nya.
Metode cerita adalah metode yang mengisahkan peristiwa-peristiwa sebuah hidup manusia masa lampau yang menyangkut ketaatannya atau kemungkaran nya dalam hidup terhadap perintah Tuhan yang dibawakan oleh Nabi dan Rasul yang hadir di tengah-tengah mereka.
Metode kisah atau cerita mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya sesuatu hal, baik yang sebenarnya atau rekaan saja. Metode cerita atau kisah ini merupakan salah satu metode pendidikan yang masyhur dan terbaik, sebab kisah itu mampu menyentuh jiwa dan pikiran anak. Metode ini pun memiliki kelebihan salah satunya dapat mengaktifkan dan membangkitkan semangat siswa. Metode ini juga mempunyai pengaruh tersendiri bagi jiwa dan akal, dengan mengemukakan argumentasi yang logis.6 Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi
"kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur'an ini kepadamu dan sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui." (QS. Yusuf: 3)7
"Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir."(QS. Al-A'raf: 176)8
4H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 70.
Moeslichatoen R., dalam bukunya "Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak" menjelaskan metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita secara lisan.9 Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan anak TK, serta isi cerita harus dikaitkan dengan mereka yang penuh suka cita dan dalam penyampaian cerita diusahakan mampu memberikan perasaan gembira agar anak dapat memahami isi cerita yang disampaikan oleh guru. Dengan bercerita guru dapat memanfaatkan cerita untuk menanamkan sifat kejujuran, keberanian, keramahan, nilai-nilai moral dan keagamaan serta sikap-sikap positif yang lain dalam kehidupan baik lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Secara bahasa, cerita diartikan sebagai tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian dan sebagainya) atau karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang, kejadian dan sebagainya (baik yang sungguh terjadi maupun yang hanya rekaan belaka).10
Kemudian dalam bahasa Arab cerita sama dengan Qishah yang bentuk jamaknya adalah Qishash.11 Sedangkan dalam bahasa Inggris adalah story, dan tale yang berarti pula cerita.12 Selain cerita menurut bahasa, cerita juga memiliki arti secara terminologi atau istilah.
Menurut istilah, Muhaimin mengartikan cerita sebagai: ungkapan peristiwa-peristiwa bersejarah yang mengandung nilai-nilai pendidikan moral, rohani dan sosial bagi seluruh umat manusia di segala tempat dan zaman. Baik yang mengenai kisah yang bersifat kebaikan maupun Kedhaliman atau juga ketimpangan jasmani, rohani, materiil dan spiritual yang dapat melumpuhkan semangat manusia.
Kisah (cerita) memiliki peranan penting dalam memperkokoh ingatan anak dan kesadaran berfikir. Kisah (cerita) termasuk salah satu metode pendidikan islam yang efektif, karena kisah (cerita) yang diberikan kepada anak didik dapat mempengaruhi perasaannya dengan kuat.14 Dalam pendidikan islam, kisah (cerita) mempunyai fungsi yang sangat penting bagi perkembangan jiwa anak. Suatu kisah (cerita) bisa melahirkan sebuah kebahagiaan perasaan terhadap anak. Jika kisah (cerita) yang diberikan kepadanya kisah yang baik, maka ia akan berusaha menjadi anak yang baik.
Kisah (cerita) yang diberikan kepada anak, seharusnya diangkat dari Al-qur'an dan dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menyampaikan ajaran islam yang terkandung dibalik cerita tersebut misalnya aspek aqidah, ibadah maupun akhlak. Ketiga aspek ajaran islam ini bisa diberikan kepada anak usia prasekolah melalui metode kisah (cerita).
Cerita merupakan salah satu bentuk sastra yang memiliki keindahan dan kenikmatan tersendiri, selain itu cerita juga bisa dibaca atau hanya didengar oleh orang yang tidak bisa membaca.16 Akan menyenangkan bagi anak-anak maupun orang dewasa, jika pengarang, pencerita, dan penyimaknya sama-sama baik.
Dari pengertian-pengertian tersebut sekurang-kurangnya dapat disimpulkan bahwa cerita adalah suatu karya sastra yang dimaksudkan sebagai sarana untuk mengungkapkan sepenggal atau seluruhnya dari kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi (nyata) atau hanya rekaan (fiktif) belaka agar bisa diambil pelajaran.
Banyak jenis-jenis cerita, misalnya cerita islami yang dikenal dengan sebutan kisah. Cerita islami tidak hanya meliputi cerita yang bersumber dari kisah-kisah dalam Al-qur'an, tetapi juga cerita-cerita kehidupan sehari-hari dan juga cerita tentang kehidupan binatang yang di dalamnya memang terkandung nilai-nilai kebijakan atau moral ajaran islam yang pantas diteladani oleh anak.
Abdurrahman An-Nahlawi mengatakan, kisah mempunyai fungsi edukatif yang tidak dapat digantikan dengan bentuk penyampaian lain selain bahasa. Hal ini disebabkan kisah Qur'ani dan Nabawi memiliki beberapa keistimewaan yang membuatnya mempunyai dampak psikologis dan edukatif yang sempurna, rapi, dan jauh jangkauannya seiring dengan perkembangan zaman. Disamping itu, kisah (cerita) edukatif itu mampu memotivasi manusia untuk mengubah perilakunya, memperbaiki tekadnya sesuai dengan tuntutan pengarahan dari akhir kisah itu, serta mengambil pelajaran darinya.
Cerita yang sarat dengan hikmah-hikmah sangat baik untuk diceritakan kepada anak. Dengan nuansa islami dan ilustrasi yang menarik, buku-buku cerita sangat cocok sebagai media komunikasi untuk menasehati anak-anak tanpa menggurui. Dalam kehidupan sehari-hari selalu ada kebaikan dan kejahatan. Anak yang sering diberi cerita, akan tahu bahwa kebaikan selalu menang dan dengan sendirinya anak terdorong untuk melakukan hal-hal yang baik.
Melalui cerita inilah, seorang guru dapat menyampaikan pesan-pesan kebijakan dan kebajikan kepada anak-anak. Langsung atau tidak langsung, pesan bermakna dalam dan kadangkala mengandung arti nilai falsafah hidup yang begitu tinggi itupun begitu mendalam diterima anak-anak dan dikenang sepanjang hidupnya.
Dengan adanya kegiatan bercerita, guru dapat mendidik serta mengajar anak dengan memberi contoh lebih efektif daripada menasehatinya. Karena dengan bercerita akan lebih didengar daripada nasehat murni.
Bercerita dapat dijadikan metode untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Dalam cerita atau dongeng dapat ditanamkan berbagai macam nilai moral, nilai agama, nilai sosial, nilai budaya, dan sebagainya. Kita mungkin masih ingat pada masa kecil dulu, tidak segan-segannya orang tua selalu mengantarkan tidur anak-anaknya dengan cerita atau dongeng. Tidaklah mudah untuk dapat menggunakan metode bercerita. Dalam bercerita seorang guru harus menerapkan beberapa hal, agar pesan yang terdapat dalam sebuah cerita dapat sampai kepada anak didik. Beberapa hal yang dapat digunakan untuk memilih cerita dengan fokus moral, diantaranya:
a. Pilih cerita yang mengandung nilai baik dan buruk yang jelas.
b. Pastikan bahwa nilai baik dan buruk itu berada pada batas jangkauan
kehidupan anak.
c. Hindari cerita yang "memeras" perasaan anak, menakut-nakuti secara
fisik.18
Dalam bercerita seorang guru juga dapat menggunakan alat peraga untuk mengatasi keterbatasan anak yang belum mampu berfikir secara abstrak. Alat peraga yang dapat digunakan antara lain: boneka, tanaman, benda-benda tiruan, dan lain-lain. Selain itu juga bisa memanfaatkan kemampuan olah vokal yang dimilikinya untuk membuat cerita itu lebih hidup, sehingga lebih menarik perhatian anak. Strategi atau cara yang dapat digunakan ketika guru memilih metode bercerita sebagai salah satu metode yang digunakan dalam penanaman nilai moral adalah membagi anak menjadi beberapa kelompok, misalnya dalam satu kelas dibagi ke dalam 4 (empat) kelompok. Anak-anak yang mengikuti kegiatan bercerita duduk di lantai mengelilingi guru yang duduk di kursi kecil dikelilingi oleh mereka. Anak-anak yang duduk di lantai akan mendengarkan cerita yang disampaikan oleh guru. Sedangkan tiga kelompok yang lain duduk di kursi meja lainnya dengan kegiatan yang berbeda-beda, misalnya ada yang menggambar dan melipat kertas, sedangkan kelompok yang keempat membentuk plastisin. Anak-anak yang mengikuti kegiatan bercerita pada gilirannya akan mengikuti kegiatan menggambar, melipat kertas dan membentuk plastisin. Melalui cara ini, masing-masing anak akan mendapatkan kegiatan atau pengalaman belajar yang sama secara bergantian.
Sekarang sudah banyak buku-buku cerita. Melalui cerita islami seperti do'a anak muslim, seri 20 kisah teladan perjalanan hidup Rasulullah yang meliputi judul "Aku adalah Gajah, Kisah Buroq, Aku sumur Badar dan sebagainya."
Kegiatan bercerita memberikan sejumlah manfaat bagi aspek perkembangan kognitif, afektif maupun psikomotor anak. Memberikan pengalaman belajar yang unik dan menarik, serta dapat menggetarkan perasaan, membangkitkan semangat, dan menimbulkan keasyikan tersendiri. Sehingga memungkinkan pengembangan dimensi perasaan anak TK.
Dari tema cerita yang disajikan guru dengan cara yang menarik menjadikan anak larut dalam imajinatif dalam cerita itu. Anak akan mengidentifikasi tokoh-tokoh dalam cerita yang mempunyai sikap-sikap yang baik dan menghindari berbuat seperti tokoh-tokoh cerita yang tidak baik. Misalnya kalau guru bertutur cerita "Bawang Merah dan Bawang Putih". Maka anak akan mengidentifikasikan dirinya sebagai Bawang Putih karena Bawang Putih itu anak yang berbakti kepada orangtua, yang suka menolong, suka bersahabat, suka bekerja, tidak mendendam, rajin dan sebagainya. Sebaliknya anak tidak menyukai Bawang Merah karena ia anak yang suka menjelek-jelekkan anak lain, suka curang, pemalas, mau menang sendiri dan sebagainya.20
Bermacam nilai sosial, moral dan agama dapat ditanamkan melalui kegiatan cerita. Nilai-nilai sosial yang dapat ditanamkan kepada anak misalnya bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam hidup bersama dengan orang lain, seperti saling menolong, saling menghormati dan lain-lain.
Metode cerita adalah merupakan salah satu metode yang digunakan pendidik di TK. Metode cerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan.
Metode cerita diartikan sebagai teknik yang dilakukan dengan cara bercerita yaitu mengungkapkan peristiwa-peristiwa bersejarah yang mengandung nilai pendidikan moral, rohani, dan sosial bagi seluruh umat manusia di segala tempat dan zaman, baik yang mengenai kisah yang bersifat kebaikan maupun kedzaliman atau juga ketimpangan jasmani, rohani, materi dan spiritual yang dapat melumpuhkan semangat manusia.21
Menurut Armai Arief, metode cerita adalah suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya suatu hal baik yang sebenarnya atau rekaan saja.
Dalam Bahasa Inggris, cerita diartikan sebagai "Story atau Tale, is a story from ancient times about people and event, that may not be true.” Yang artinya, cerita kuno tentang orang-orang dan suatu kejadian yang terjadi atau tidak mungkin terjadi. Sedangkan Tale is an imaginative story, especially one that is full of action ang adventure.23 Artinya cerita imajinasi yang khusus tentang aksi dan petualangan.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »