(KODE : 0020-PAI) : SKRIPSI STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembinaan Akhlak Siswa
1. Pengertian Akhlak
Dilihat dari sudut bahasa, kata akhlak adalah bentuk jama' dari khuluk, khuluk di dalam kamus al-Munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Di dalam kitab Da'aratul Ma'arifdi katakan : "akhlak adalah sifat-sifat manusia yang terdidik". Dengan demikian orang yang berakhlak berarti memiliki sifat-sifat terdidik.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa pebuatan baik, disebut akhlak yang mulia (akhlaq mahmudah), sedangkan akhlak yang buruk (akhlaq mazmumah) disebut akhlak yang tercela sesuai pembinaannya.
Ahmad Amin, mengatakan bah wa akhlak ialah kebiasaan kehendak1. Ini berarti kebiasaan atau kehendak itu bisa dibiasakan akan sesuatu maka kebiasaannya itu disebut akhlak. Bilakehendak itu dibiasakan memberi, maka kebiasaan itu ialah akhlak dermawan.
Dalamensiklopedi pendidikan dikatakan bahwa akhlak ialah budi pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral), yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap Khaliqnya dan terhadap sesama manusia.2Pengertian ini memberi kesan bahwa akhlak itu terkait dengan perilaku positif.
Pada dasarnya akhlak mengajarkan bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan Tuhan penciptanya, sekaligus bagaimana seseorang harus berhubungan dengan sesama manusia. Istilah "sesama manusia" dalam konsep akhlak adalah bersifat universal, bebas dari batas-batas kebangsaan maupun perbedaan-perbedaan lainnya.
Menurut Ibnu Maskawaih akhlak adalah "keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan."
Sejalan dengan itu Imam Al-Ghazali mengatakan , "akhlak ialah suatu sifat yang tertanam di dalam jiwa yang darinya timbul perbuatan-perbuatan yang mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan."
Berdasarkan beberapa definisi akhlak di atas, terdapat lima ciri dalam perbuatan akhlak, yaitu sebagai berikut :
1. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran.
3. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
4. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau bersandiwara.
5. Perbuatan ahklak adalah perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas semata-mata karena Allah SWT.
Akhlak memiliki pengertian yang sangat luas dan hal ini memiliki perbedaan yang signifikan dalam istilah moral dan etika. Standar atau ukuran baik buruk akhlak adalah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah sehingga bersifat universal dan abadi. Sedangkan moral selalu dikaitkan dengan ajaran baik dan buruk yang diterima oleh masyarakat umum, adat istiadat menjadi standarnya. Sementara itu, etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat, akal sebagai standarnya. Hal ini menyebabkan standar etika dan moral bersifat temporal.
Dalam pembahasan akhlak ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk mengatakan akhlak tersebut. Istilah-istilah itu ialah :
a. Etika
Perkataan etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti adat kebiasaan. Dalam pelajaran filsafat, etika merupakan bagian daripadanya. Di dalam ensiklopedi pendidikan dikatakan bahwa etika adalah filsafat tentang nilai, kesusilaan tentang baik dan buruk, kecuali etika mempelajari nilai-nilai, ia merupakan juga pengetahuan tentang nilai-nilai itu sendiri.
b. Moral
Perkataan moral berasal dari bahasa latin "mores" yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah baik buruk perbuatan dan kelakuan.
c. Kesusilaan
Selain istilah-istilah di atas, di dalam bahasa Indonesia untuk membahas baik buruk tingkah laku manusia juga sering digunakan istilah kesusilaan. Kesusilaan berasal dari kata susila yang mendapat awalan ke- dan akhiran -an. Susila berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu su dan sila. Su berarti baik atau bagus dan sila berati dasar, prinsip, peraturan hidup atau norma. Di dalam kamus bahasa Indonesia dikatakan, susila berarti sopan, beradab, baik budi bahasanya. Dan kesusilaan sama dengan kesopanan.
2. Sumber-sumber Ajaran Akhlak
Sumber ajaran akhlak adalah al-Qur'an dan Hadits, tingkah laku Nabi Muhammad SAW merupakan contoh suri tauladan bagi umat manusia semua. Ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam al-Qur'an Surat Al-Ahzab ayat 21 :
"Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah".(Qs. Al-Ahzab : 21)
Tentang akhlak pribadi Rasulullah dijelaskan pula oleh „Aisyah ra. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari 'Aisyah ra. Berkata : "Sesungguhnya akhlak Rasulullah itu adalah al-Qur'an." (HR. Muslim). Hadits Rasulullah meliputi perkataan dan tingkah laku beliau, merupakan sumber akhlaq yang kedua setelah al-Qur'an. Segala ucapan dan perilaku beliau senantiasa mendapatkan bimbingan dari Allah SWT, Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam al-Qur'an Surat An-Najm ayat 3-4 :
"Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". (QS. An-Najm : 3-4).
Dalam ayat lain Allah SWT memerintahkan agar selalu mengikuti jejak Rasulullah SAW dan tunduk terhadap apa yang dibawa oleh beliau, Allah SWT berfirman :
Artinya : "Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya" (QS. Al-Hasyr : 7 ).
Al-Qur'an dan Al-Hadits adalah pedoman hidup yang menjadi asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya merupakan sumber akhlaqul karimah dalam ajaran Islam. Al-Qur'an dan Sunnah Rasul adalah ajaran yang paling mulia dari segala ajaran maupun hasil renungan dan naluri manusia harus tunduk mengikuti petunjuk dan pengarahan al-Qur'an dan As-Sunnah.
Dari pedoman itulah diketahui kriteria mana perbuatan baik dan mana perbuatan buruk. Nabi bersabda: "Aku tinggalkan untukmu dua perkara, kamu tidak akan sesat selamanya jika kamu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu al-Qur ' an dan Sunnahku".(HR. Al-Bukhari).
3. Pembinaan Akhlak Siswa
a. Pengertian Pembinaan Akhlak
Secara bahasa strategi dapat diartikan sebagai "siasat, kiat, trik, atau cara". Sedang secara umum strategi ialah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai "a plan, method or series of activities designed to achieves a particular aducational goal" . Yaitu strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.
Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas san sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembinaan Akhlak
Terlaksananya berbagai kegiatan pembinaan akhlak di SMP Islam Plus Baitul Maal, tentu saja adanya berbagai faktor-faktor yang mempengaruhinya. Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut antara lain :
1) Adanya dukungan dari pihak sekolah terhadap pembinaan akhlak
Diantara hal yang ditempuh oleh pihak sekolah para guru-guru terutama guru pendidikan agama Islam untuk mencapai tujuan pendidikan, adalah dengan kegiatan-kegiatan pembinaan akhlak. Sekolah sebagai tempat lokasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, memiliki peran yang cukup penting untuk tercapainya tujuan pembembinaan akhlak di sekolah. Situasi yang kondusif dsertai dukungan dari seluruh tenaga pendidik dan kependidikan memudahkan bagi para pengurus untuk berkoordinasi dengan semua pihak dalam pembinaan akhlak siswa.
Pihak sekolah juga memberikan kepada guru pendidikan agama Islam untuk mempergunakan ruang kelas, masjid dan sarana yang ada sebagai salah satu bentuk dukungan yang diberikan terhadap berlangsungnya kegiatan pembinaan akhlak siswa.
2) Adanya dukungan dari guru-guru terhadap kegiatan pembinaan akhlak
Guru-guru sebaga ujung tombak pelaksana pendidikan merupakan salah satu unsur pokok yang bersentuhan dengan siswa dalam kegiatan sehari-hari. Dukungan dari guru-guru selain pengintegrasian nilai-nilai ajaran agama dalam penyampaian materi pelajaran sehari-hari, juga pemberian motivasi kepada para siswa untuk mengikuti kegiatan rohani Islam yang di bina oleh guru pendidikan agama Islam.
3) Mayoritas siswa yang beragama Islam
Siswa sebagai subjek utama pendidikan, merupakan sumber daya yang akan diarahkan perkembangannya sesuai dengan tujuan dalam pendidikan. Dengan mayoritas jumlah siswa yang beragama Islam.11, memang seharusnya dapat dijadikan sebagai motivasi bagi tenaga pendidik khususnya guru pendidikan agama Islam untuk mengembangkan potensi-potensi spriritual para siswa sesuai dengan pencapaian dimensi-dimensi yang digariskan dalam tujuan pendidikan, baik pendidikan Islam maupun pendidikan nasional.
Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Wina Sanjaya dalam bukunya menyatakan, mengelompokkan kedalam strategi penyampaian penemuan atau exposition-discovery learning, dan strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau group indiviual learning.
Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Roy Killen menyebutkan dengan strategi pembelajaran langsung (direct instruction). Mengapa dikatakan strategi pembelajaran langsung, sebab dalam strategi ini, materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa, siswa tidak dituntut untuk mengolahnya. Kewajiban siswa adalah menguasainya secara penuh. Dengan demikian, dalam strategi eksposeri guru berfungsi sebagai penyampai informasi. Berbeda dengan strategi discovery. Dalam strategi ini bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktifitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Karena sifatnya yang demikian, strategi ini sering juga dinamakan strategi belajar tidak langsung. Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, dan kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri. Contoh dari strategi ini adalah melalui modul, atau belajar bahasa melalui kaset audio.
Berbeda dengan strategi pembelajaran individual, belajar kelompok dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar seseorang atau oleh beberapa orang guru. Bentuk belajar kelompok itu bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau pembelajaran klasikal atau bisa juga siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil atau buzz group. Strategi kelompok tidak memperhatikan kecepatan belajar individual, setiap individu dianggap sama. Oleh karena itu, belajar dalam kelompok dapat terjadi siswa yang memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh siswa yang mempunyai kemampuan biasa-biasa saja.