SKRIPSI PERAN PENDEKATAN MATEMATIKA AKHLAK DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA BIDANG STUDI AKHLAK

Tuesday, May 24, 2016

(KODE : 0019-PAI) : SKRIPSI PERAN PENDEKATAN MATEMATIKA AKHLAK DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA BIDANG STUDI AKHLAK


BAB II 
KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Matematika Akhlak 
1. Hakikat Matematika dan Akhlak
a. Hakikat Matematika
Dalam kehidupan sehari-hari matematika banyak srkali untuk memecahkan suatu masalah. Meskipun pemakaiannya seringkali tidak disadari oleh sebagian besar masyarakat. Hal tersebut disebabkan oleh diantara pemakai matematika banyak yang tidak mengetahui apa sebenarnya matematika. Tentunya itu bukan merupakan hal yang mengherankan, karena memang banyak sekali pengertian matematika yang dikemukakan oleh para ahli.
Secara bahasa (lughowi), kata matematika berasal dari bahasa yunani yaitu "mathema" atau "mathematikos" yang berarti hal-hal yang dipelajari. Bagi orang yunani matematika tidak hanya meliputi pengetahuan mengenai angka dan ruang, tetapi juga mengenai musik dan ilmu falak (astronomi). Nasoetion menyatakan bahwa Matematika berasal dari bahasa Yunani "mathein” atau "mathenein" yang artinya mempelajari. Orang belanda menyebutnya dengan wiskunde, yang artinya ilmu pasti. Sedangkan orang Arab, menyebut matematika dengan ilmu al-hisab yang artinya ilmu berhitung. Dinegara kita indonesia, matematika disebut dengan ilmu pasti dan ilmu hitung. Sebagian orang indonesia memberikan plesetan dengan menyebut matematika dengan sebutan "Matimatian”. Hal ini dikarenakan sebagian dari mereka merasa bahwa matematika sulit untuk dipelajari dan sangat memeras otak dan hal itu juga yang membuat sebagian besar anak didik indonesia merasa atau menganggap matematika sebagai momok (suatu hal yang menakutkan) bagi mereka.
Secara istilah, hingga sekarang belum ada devinisi yang sepakati untuk menjelaskan apa itu matematika. Para ahli filsafat dan ahli matematika telah mncoba membuat devinisi matematika diantaranya adalah seperti yang penulis simpulkan dibawah ini :
1. Matematika adalah ilmu tantang bilangan dan ruang
2. Matematika adalah ilmu tentang hubungan (relasi)
3. Matematika adalah ilmu tentang besaran (kuantitas)
4. Matematika adalah ilmu tentang bentuk (abstrak)
5. Matematika adalah ilmu yang bersifat deduktif
6. Matematika adalah ilmu tentang struktur-struktur yang logik
7. Matematika adalah sebuah bahasa
Dari beberapa devinisi tersebut diatas semuanya benar, berdasarkan sudut pandang tertentu. Beragamnya devinisi tersebut dapat disebabakan oleh keluasan wilayah kajian matematika itu sendiri dan sudut pandang yang digunakan. Dari segi wilayah kajian, matematika berawal dari lingkup yang sedehana, yang hanya menelaah tentang bilangan-bilangan dan ruang. Sekarang matematika sudah berkembang dengan menelaah hal-hal yang membutuhkan daya pikir dan imajinasi tingakat tinggi. Salah satu contohnya adalah matematika akhlak yang akan penulis uraikan berdasarkan penelitian yang penulis lakukan. 

b. Hakikat akhlak
Secara bahasa akhlak mempunyai arti budi pekerti, perangai, tingkah laku, tabiat atau watak. Khuluq merupakan gambaran sifat batin manusia, gambaran bentuk lahiriyah manusia seperti: raut wajah, gerak anggota badan, dan seluruh tubuh. Dalam bahasa yunani pengertian khuluq ini disamakan dengan kata ethicos atau ethos, artinya adab kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Ethicos kemudian berubah menjadi etika. Jadi menurut bahasa (etimologi) akhlaq merupakan perilaku hidup manusia secara keseluruhan. Akhlak juga disamakan dengan kesusilaan, sopan santun dan tatakrama.
Secara istilah (Terminologi), para ahli berbeda pendapat. Namun pada intinya sama yaitu tentang prilaku manusia. Diantara pendapat para ahli tersebut adalah:
1. Menurut M. Quraisy syihab, ahli tafsir kontemporer indonesia. Akhlak dapat diartikan sebagai tingkahlaku yang lahir dari manusia dengan sengaja, tidak dibuat-buat dan telah menjadi kebiasaan. Sejak kelahirannya dimuka bumi, manusia membawa potensi untuk bertingkah laku baik dan buruk.
2. Menurut Ibrahim Anis akhlak merupakan ilmu yang objeknya membahas nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan manusia. Dapat disifatkan dengan baik dan buruknya.
3. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak adalah kehendak yang biasa dilakukan. Maksudnya: segala sesuatu kehendak yang terbiasa dilakukan, itulah akhlak seperti contoh apabila kebiasaan memberi sesuatu yang baik, disebut akhlakul karimah dan apabila sebaliknya maka disebut akhlakul madzmumah.
4. Imam Al Ghozali mengatakan akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan
5. M. Abdulloh Daraz mendefinisikan akhlak sebagai suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap. Kekuatan berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar (akhlaqul karimah) atau pihak yang jahat (akhlakul madzmumah).
Dari definisi-definisi tersebut dapat dirumuskan bahwa akhlak adalah ilmu yang mengajarkan kepada manusia tentang perbuatan baik yang harus dilakukan dan perbuatan buruk yang harus dicegah dan dihindari dalam hubungannya dengan Tuhan, manusia dan makhluq sekelilingnya. Karena pada hakikatnya akhlak merupakan suatu kondisi atau sifat ayang telah melekat dan meresap dalam diri dan telah menjadi kepribadian. Yang dari sanalah akhirnya muncul perbuatan secara spontan dan tidak dibuat-buat serta tanpa memerlukan pemikiran.
Merupakan sumber ajaran akhlak adalah al-quran dan al-hadits. Al-Quran dan al-Hadits merupakan ajaran yang paling mulia dari ajaran manapun. Dan dari sanalah dapat diketahui kriteria perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk, sebagaimana sabda Nabi SAW: "Aku tinggalkan untukmu dua perkara, kamu tidak akan sesat selamanya jika kamu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu alquran dan sunnahku." (HR. Al-Muslim)
Adapun menurut sifatnya, akhlaq dibagi menjadi dua yaitu akhlakul karimah (akhak terpuji) dan akhlakul madzmumah (akhlak tercela). Merupakan golongan akhlak mahmudah antara lain: cinta kepada Allah dan rosulnya, sabar, amanah (dapat dipercaya), menempati janji, qonaah, jujur, pemaaf, menyambung tali silaturrohmi, menghargai dan menghormati orang lain, sopan santun, tolong-menolong, raj in, menjaga kebersihan dan lain sebagainya.sedangkan yang tergolong akhlak madzmumah adalah kufur, syirik, munafik, fasik, murtad, riya', dengki, bohong, kikir, boros, denadam, khianat, fitnah, memutuskan silaturrohmi, sombong (takabur), putus asa, adudomba, dan lain sebagainya.
Akhlak mahmudah memberi manfaat bagi diri maupun orang lain, sedangkan akhlak madzmumah akan merugikan diri sendiri dan orng lain. Sebagaimana yang di firmankan Allah dan disabdakan Rosulullah SAW:
Artinya: "Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya, kemudian kami kembalikan ketempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya." (QS. Attin:4-6)

Artikel Terkait

Previous
Next Post »