PTK PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN TEMA PEDULI TERHADAP MAKHLUK HIDUP MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE

Tuesday, April 12, 2016
PTK (0034)  PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN TEMA PEDULI TERHADAP MAKHLUK HIDUP MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE



BAB II 
KA JIAN PUSTAKA


2.1 Kajian Teori
2.1.1 Hakikat Belajar
Di Vesta dan Thompson (dalam Hamdani, 2011: 21) memberikan definisi
bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman. Menurut Slameto (dalam Hamdani, 2011: 20) belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Belajar akan lebih baik, jika subjek belajar mengalami atau melakukannya, jadi belajar tidak hanya bersifat verbalistik (Sardiman, 2011: 20).
Dari pengertian belajar menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku secara menetap dengan beberapa kegiatan sebagai hasil dari pengalaman dalam interaksi dengan lingkungan dan tidak bersifat verbalistik.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses yang mengatur dan mengorganisasikan lingkungan di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan
mendorong siswa melakukan proses belajar (Hamdani, 2011: 17). Menurut Rusman (2012: 93) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa, baik secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran. Sependapat dengan penjelasan di atas, Anitah (2009: 1.18) berpendapat bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar adalah suatu komponen yang saling berkaitan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antara guru dengan siswa, sumber belajar, dan lingkungan belajar sehingga mendorong siswa dalam proses belajar.

2.1.3 Kualitas Pembelajaran
Etzioni (dalam Hamdani, 2011: 194) menyatakan bahwa kualitas dapat dimaknai dengan mutu atau keefektifan. Secara definitif, efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau kefektifan. Menurut Hamdani (2011: 194), menyatakan bahwa kualitas pembelajaran atau efektivitas belajar merupakan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran, termasuk pembelajaran seni. Pencapaian tujuan pembelajaran tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan dan pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Menurut Depdiknas (2004: 7) menyatakan bahwa kualitas pembelajaran diartikan intensitas keterkaitan sistemik dan sinergi guru, siswa, kurikulum, dan bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran yang mengasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler.
Berdasarkan uraian para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran merupakan tingkat keberhasilan dalam sebuah proses pembelajaran dalam mencapai hasil yang optimal berdasarkan tujuan yang sudah ditetapkan.

2.1.4 Indikator Kualitas Pembelajaran
Menurut Depdiknas (2004: 7-9) indikator kualitas pembelajaran meliputi: 1) perilaku pembelajaran guru (pendidik); 2) perilaku dan dampak belajar siswa; 3) iklim pembelajaran; 4) materi pembelajaran; 5) media pembelajaran; dan 6) sistem pembelajaran. Dalam penelitian ini komponen kualitas pembelajaran yang diamati adalah: 1) perilaku guru; 2) perilaku dan dampak belajar siswa; 3) iklim pembelajaran; 4) materi pembelajaran; dan 5) media pembelajaran. Peneliti tidak meneliti komponen sistem persekolahan karena memerlukan jangka waktu yang lama untuk untuk meneliti sistem persekolahan dalam suatu sekolah. Peneliti tidak mempunyai wewenang untuk untuk meneliti sistem persekolahan selain itu penelitan yang dilakukan fokus pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan di dalam kelas.

2.1.4.1 Perilaku Guru
Menurut Depdiknas (2004: 8) menyatakan bahwa perilaku guru yang berkualitas dapat dilihat dari kinerjanya antara lain adalah penguasaan pengelolaan pembelajaran yang mendidik berorientasi pada siswa yang tercermin dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi. Adapun penjelasan mengenai ketiga kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Merencanakan
Perencanaan mengajar terdiri dari tujuan pengajaran atau tujuan instruksional, bahan pelajaran, alat dan sumber belajar yang digunakan, evaluasi/ penilaian (Sudjana, 2013: 57-58). Sedangkan menurut Rusman (2011: 4-5) menyatakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan perencanaan proses pembelajaran yang harus digunakan guru saat mengajar.
b. Kegi atan Mel aksanakan
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup (Rusman, 2011: 10). Sedangkan Anitah (2009: 4.28) dalam pelaksanaan rencana pembelajaran setelah guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan pengarahan tentang tahapan belajaran yang harus ditempuh siswa (kegiatan awal pembelajaran), langkah selanjutnya (kegiatan inti pembelajaran) yang dilakukan guru yaitu menjelaskan materi secara singkat, memberikan lembar kerja atau tugas, memantau dan menilai kegiatan siswa, serta guru memeriksa dan menilai tugas yang telah dikejakan siswa.
Anitah (2009: 7.1) menyatakan ada beberapa syarat bagi guru agar dapat melaksanakan pembelajaran mendidik dengan baik, yaitu adanya penguasaan guru terhadap keterampilan dasar mengajar yang merupakan salah satu aspek penting dalam kompetensi pendidikan. Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu keterampilan yang menuntut latihan secara terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan terhadap keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara lebih efektif. Berkenaan dengan hal tersebut Rusman (2011: 80) menyatakan keterampilan dasar mengajar (teaching skill) merupakan karakteristik umum dari seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan. Keterampilan mengajar tersebut berupa bentuk - bentuk perilaku yang bersifat mendasar dan khusus harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas - tugas mengajar secara terencana dan profesional. Beberapa keterampilan dasar mengajar guru yang harus dikuasai oleh seorang guru adalah sebagai berikut: 1) Keterampilan Membuka Pelajaran (Set Induction Skills)
Rusman (2011: 80-81) membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan pra-kondisi bagi siswa agar mental maupun perhatiannya terpusat pada materi yang akan dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.
Menurut Usman (dalam Rusman, 2011: 81) menyatakan komponen -komponen membuka pelajaran yaitu:
1. Menarik perhatian siswa dengan gaya mengajar, penggunaan media
pembelajaran, dan pola interaksi pembelajaran yang bervariasi.
2. Menimbulkan motivasi yang disertai dengan kehangatan dan keantusiasan,
menimbulkan rasa ingin tahu, serta mengemukakan ide yang bertentangan, dan
memperhatikan minat siswa.


Artikel Terkait

Previous
Next Post »