2.1.1 Hakikat Belajar
2.1.1.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang. Definisi belajar menurut beberapa tokoh, antara lain sebagai berikut: menurut Rifa'i (2011: 81) merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Gagne (dalam Dahar, 2011: 2) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Slavin menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman (Rifa'i, 2011: 82). Sutikno (2013:4) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasar pengertian belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan individu itu sendiri untuk memperoleh hasil pengalaman dalam interaksi individu dengan lingkungannya.
2.1.1.2 Prinsip Belajar
Belajar adalah suatu proses bermakna yang membutuhkan suatu prinsip. Prinsip belajar menurut Suprijono (2010:4) ada tiga yaitu; (1) prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri: (a) sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari, (b) kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya, (c) fungsional atau bermanfaat, (d) positif atau berakumulasi, (e) aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan, (f) permanen atau tetap, (g) bertujuan dan terarah, (h) mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan; (2)belajar merupakan proses, belajar merupakan tindakan fungsional dari berbagai komponen belajar yang dilakukan untuk mencapai tujuan; (3) belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman merupakan hasil interaksi siswa dengan lingkungannya. Kesimpulan prinsip belajarberdasarkan pendapat tersebut adalah belajar merupakan perubahan perilaku, belajar merupakan proses dan bentuk pengalaman.
2.1.1.3 Faktor- Faktor yang mempengaruhi Belajar
Kegiatan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Rifa'i (2011:97-98), yaitu; 1) faktor internal berupa kondisi fisik kesehatan, keadaan jasmani, kondisi saraf pengontrol kesadaran, kondisi pancaindera, kondisi psikis intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif, motivasi dan kondisi sosial kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan; 2) faktor eksternal berupa variasi dan tingkat kesulitan materi belajar (stimulus) yang dipelajari (direspons), tempat belajar, iklim suasana lingkungan, budaya belajar masyarakat yang akan mempengaruhi kesiapan, proses dan hasil belajar. Faktor eksternal dan internal tersebut merupakan faktor yang saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga pada akhirnya dapat menentukan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.
2.1.2 Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran menurut aliran behavioristik adalah usaha sadar guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Aliran kognitif mendefmisikan pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar memahami sesuatu yang dipelajari (Hamdani: 2011: 23). Gagne (dalam Rifa'i, 2011) memberikan pengertian pembelajaran berupa serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar.
Rifa'i (2011: 192) menyebutkan bahwa "proses pembelajaran merupakan proses komunikasi antara pendidik dengan peserta didik atau antar peserta didik". Proses komunikasi dapat dilakukan secara verbal (lisan), dan dapat pula secara nonverbal. Pembelajaran sesuai dengan Permendikbud no. 103 tahun 2014 adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran dapat disimpulkan sebagai proses pengalaman dan interaksi antar pendidik dan peserta didik dalam bentuk verbal maupun nonverbal agar dapat mempermudah peserta didik memperoleh pengalaman sehingga terjadi proses belajar. Pembelajaran dapat dilakukan di manapun dan dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan siswa.
2.1.3 Kualitas Pembelajaran
Pembelajaran dikatakan berkualitas apabila memiliki mutu. Kualitas pembelajaran menurut Hamdani (2011: 194) dapat dimaknai dengan istilah mutu atau juga keefektifan. Hamdani menjelaskan secara definitif efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas merupakan konsep yang penting dalam menggambarkan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran, pencapaian tersebut berupa peningkatan pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotorik) serta pengembangan sikap (afektif) melalui proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang berlangsung secara efektif sehingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Suatu pembelajaran dapat dikatakan berkualitas jika selama proses pembelajaran tersebut memberikan pengaruh terhadap segi kognitif, afektif atau psikomotorik peserta didik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kualitas pembelajaran pada penelitian dibatasi pada tiga variabel yaitu (1) keterampilan guru, (2) aktivitas siswa, dan (3) hasil belajar siswa.
2.1.3.1 Keterampilan Guru dalam Pembelajaran
Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Keterampilan dasar guru adalah keterampilan standar yang hams dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru (Aqib, 2013:83).Keterampilan guru dalam proses belajar mengajar menurut Aqib (2013) antara lain; 1) keterampilan membuka pelajaran; 2) keterampilan bertanya;3) ketrampilan memberi penguatan; 4) ketrampilan mengadakan variasi; 5) keterampilan menjelaskan; 6) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil;7) keterampilan mengelola kelas; 8) keterampilan pembelajaran perseorangan; dan 9) keterampilan menutup pelajaran.
Keterampilan mengajar dasar guru menurut Aqib (2013:84-101) 1. Keterampilan membuka dan menutup pelaj aran
Membuka pelaj aranadalah kegiatan yang dilakukan oleh guru/ instruktur untuk menciptakan suasana siap mental dan penuh perhatian pada diri siswa. Aqib (2013:89) menyebutkan komponen membuka pelajaran adalah sebagai berikut; (1) menarik perhatian siswa dengan cara menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan, dan memerhatikan minat siswa; (2) memberi acuan dengan cara menentukan tujuan dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, dan mengajukan pertanyaan; dan (3) membuat kaitan dengan cara memberikan apersepsi dan merangkum pelajaran yang lalu.
Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan inti pembelajaran. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Standar Proses Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan bahwa kegiatan penutup terdiri atas: 1) kegiatan guru bersama peserta didik yaitu; (a) membuat rangkuman/simpulan pelajaran; (b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; dan 2) kegiatan gum yaitu: (a) melakukan penilaian; (b) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan (c) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Berdasarkan uraian tersebut, keterampilan guru yang akan dilaksanakan adalah dengan teori menurut Aqib dengan menggunakan model PBL dengan media Audio Visual.
2. Keterampilan Bertanya
Keterampilam bertanya sangat perlu dikuasai guru, karena hampir setiap kegiatan pembelajaran guru mengajukan pertanyaan.Menurut Aqib (2013: 84) kualitas pertanyaan guru menentukan kualitas jawaban siswa.Lebih lanjut lagi Aqib (2013: 84) menjelaskan keterampilan bertanya dasar guru meliputi; (1) pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat; (2) pemberian acuan; (3) pemusatan perhatian; (4) penyebaran pertanyaan ke seluruh kelas, ke siswa tertentu atau meminta siswa lain menanggapi jawaban temannya, 5) pemberian waktu berpikir, dan 6) pemberian tuntunan dengan cara mengungkapkan pertanyaan, menyederhanakan pertanyaan dan mengulangi penjelasan sebelumnya.
3. Keterampilan Memberi Penguatan
Rifa'i (2011: 168) menjelaskan bahwa penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau meningkatkan kemungkinan respon. Perilaku