Proses belajar mengajar mengambil peran penting untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk kesuksesan proses belajar mengajar, diperlukan seperangkat komponen pembelajaran yang mendukung lingkungan pengajaran. Komponen tersebut terdiri dari tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metodologi pengajaran, dan evaluasi pengajaran. Kunci dari proses belajar mengajar adalah bagaimana guru menyampaikan materi ajar dengan baik dan berterima. Proses pembelajaran yang berkarakter pun diperlukan dalam hal ini. Sebagai manusia biasa, guru memerlukan tambahan alat bantu pengajaran dengan tujuan supaya kegiatan belajar mengajar tidak hanya berupa simbol verbal. Alat bantu tersebut biasa dinamakan media pengajaran.
Seiring berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, media pengajaran pun dikembangkan secara mutakhir, dan yang paling popular saat ini adalah pengajaran menggunakan multimedia. Media pengajaran konvensional sudah mulai ditinggalkan, meskipun ada beberapa media pengajaran instruksional seperti papan tulis dan boardmarker (alat tulis pengganti kapur tulis) yang masih senantiasa digunakan mendampingi media pengajaran dalam bentuk apapun.
Pendapat tentang nilai dan manfaat media pengajaran bermacam-macam adanya, namun pada dasarnya sama yaitu menyampaikan pesan materi pengajaran dengan baik, menarik, kreatif dan terstruktur kepada peserta didik. Sudjana dan Rivai (2009: 2) mendeskripsikan nilai dan manfaat media pengajaran menjadi beberapa poin berikut:
1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik;
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbalmelalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran;
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemostrasikan dan lain-lain.
Menilik dari banyak manfaat yang didapat dari penggunaan media pengajaran, maka hendaknya media pengajaran selalu diaplikasikan dalam rencana pembelajaran atau Lesson Plan yang merupakan kewajiban guru untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang terorganisir. Guru tidak serta merta memilih media pengajaran sesuka hati melainkan ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan untuk menentukan media pengajaran yang sesuai untuk materi pengajaran tertentu. Menurut Sudjana dan Rivai (2009: 4), ada beberapa hal yang harus diperhatikan tentang media pengajaran. Pertama, guru perlu memiliki pemahaman media pengajaran antara lain jenis dan manfaat media pengajaran, menggunakan media sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media dalam proses belajar siswa. Kedua, guru terampil membuat media pengajaran sederhana untuk keperluan pengajaran, terutama media dua dimensi atau media grafis, media tiga dimensi, dan media proyeksi. Ketiga, pengetahuan dan keterampilan dalam menilai keefektifan penggunaan media dalam proses pengajaran.
Adapun dalam pemilihan media, guru hendaknya memperhatikan criteria sebagai berikut:
1. Kesesuaian media dengan tujuan pengajaran.
2. Media pengajaran mendukung materi pengajaran.
3. Kemudahan memperoleh media pengajaran.
4. Kreatifitas dan keterampilan guru dalam mengoperasikan media pengajaran yang digunakan.
5. Pertimbangan terhadap alokasi waktu untuk penggunaan media pengajaran.
6. Kesesuaian media pengajaran dengan tingkat kemampuan berpikir siswa.
2.2. Ragam Media Pengajaran
Media pengajaran dapat dirancang sendiri secara sederhana oleh guru, tetapi juga dapat diperoleh secara mudah di lingkungan sekitar. Berikut beberapa pilihan jenis media yang dapat dipertimbangkan penggunaannya dalam penyampaian materi pengajaran secara efektif.
1. Media Grafis
Media grafis dapat berupa gambar atau garis-garis yang menyatakn konsep atau fakta yang bias mendukung gagasan dari penyampaian materi pengajaran. Ada beberapa jenis media grafis yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar, yaitu:
a. Bagan; jenis presentasi grafis seperti peta, grafik, lukisan, kartun, diagram, poster, dan lain-lain.
b. Diagram; gambaran sederhana yang dirancang untuk memvisualisasikan hubungan timbale balik dengan garis-garis penghubung.
c. Grafik; penyajian data yang mengandung unsur angka atau jumlah atau perbandingan populasi.
d. Poster; media komunikasi visual yang mempunyai gambaran lengkap dengan unsur gambar dan kata-kata baik yang provokatif maupun inspiratif.
e. Kartun; media unik dalam bentuk penggambaran atau lukisan atau karikatur tokoh-tokoh tertentu.
f. Komik; kartun yang terdiri dari karakter yang memerankan suatu cerita yang bertujuan untuk menghibur pembaca.
2. Gambar fotografi
Gambar fotografi dapat diperoleh dengan mudah melalui media massa seperti internet, majalah, Koran, kalender, dan lain lain. Media ini juga dapat dirancang sendiri dengan cara didapatkan secara individual, mengingat berkembangnya teknologi alat fotografi yang sudah menjadi multi-purpose. Telepon genggam yang sudah dilengkapi kamera, computer jinjing, computer tablet, bahkan jam tangan pun ada yang dilengkapi dengan fitur kamera. Di era sekarang ini, fotografi bukan lagi merupakan suatu media pengajaran yang sulit diperoleh.
3. Media Proyeksi
Media Proyeksi yang dapat digunakan yaitu OHP (Overhead Projector) dan Slide atau film strip. Sejak adanya proyektor digital yang dapat disambungkan ke komputer secara langsung, OHP yang membutuhkan print transparansi sudah mulai ditinggalkan dan beralih ke teknologi yang lebih mutakhir (Indriana, 2011: 73). Media proyeksi merupakan media pengajaran yang sangat efektif karena dapat menghemat kertas untuk mencetak materi pengajaran. Guru hanya perlu menampilkannya di depan kelas dan siswa terlibat aktif di dalamnya.
4. Media Audio
Media audio sesuai untuk digunakan sebagai perantara instruksional, misalnya listening dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Lagu-lagu berbahasa Inggris dapat diputar untuk meningkatkan berbagai keterampilan dasar berbahasa. Audio juga lebih efektif untuk memberikan contoh secara nyata dari materi suara dalam proses belajar mengajar.
5. Media Tiga Dimensi
Model tiga dimensi merupakan suatu tiruan tiga dimensi dari suatu bentuk nyata, misalnya kerangka manusia, globe, patung, dan lain-lain. Jenis media ini dapat dimanfaatkan untuk menggantikan suatu benda konkret yang terlalu besar, terlalu kecil, terlalu rumit, bahkan berbahaya untuk dihadirkan secara langsung di depan kelas.
6. Lingkungan sebagai Media Pengajaran
Media jenis ini merupakan media yang dapat membuat proses belajar mengajar lebih bermakna dan konkret. Pengalaman langsung dapat dengan mudah diingat dan dipahami oleh siswa. Penggunaan media ini dapat memunculkan kemungkinan biaya operasional yang lebih mahal, misalnya karyawisata. Melibatkan siswa secara langsung dengan pengalaman nyata tanpa meninggalkan esensi dari materi pengajaran yang harus disampaikan, terbukti sangat efektif untuk diterapkan pada jenis subyek atau mata pelajaran apapun, terutama belajar Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing.
7. Multimedia
Gayeski dalam Munir (2012: 2) mendefinisikan multimedia sebagai kumpulan media berbasis computer dan system komunikasi yang memiliki peran untuk membangun, menyimpan, menghantarkan, dan menerima informasi dalam bentuk teks, grafik, audio, video, dan sebagainya. Multimedia merupakan media pengajaran yang mutakhir dan dapat diaplikasikan di semua bidang pembelajaran termasuk Bahasa.Sementara menurut Ariani dan Haryanto (2010: 11) multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media yang berupa teks, gambar, grafik, suara, animasi, video, interaksi, yang dikemas dalam file digital.
2.3. Comic Strips Sebagai Media Pengajaran Bahasa Inggris
Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang dalam proses belajar mengajarnya dituntut untuk dirancang menjadi lebih menyenangkan daripada mata pelajaran lain. Flash cards, realia, pictures dapat digunakan untuk merepresentasikan sesuatu yang baru yang belum pernah diketahui terjemahannya. Gambar merupakan suatu yang sangat menarik untuk semua tingkat peserta didik, baik dari yang Beginner, Intermediate, maupun Advanced. Tentu saja akan muncul pendapat berbeda-beda apabila yang ditampilkan hanya sekedar gambar diam, tanpa penjelasan. Tulisan-tulisan atau suara dapat mendukung keberadaan gambar sebagai media pengajaran.
Di beberapa media masa berbahasa Inggris seperti Jakarta Post mempunyai rubrik khusus yang menampilkan comic strips yang mengandung unsur lelucon. Tokoh-tokoh komik yang konyol berusaha menuturkan kata-kata berbahasa Inggris yang mungkin beberapa pembaca tidak mengetahui artinya atau bahkan tidak mengetahui dimana letak kelucuannya. Disini diperlukan pengetahuan kebahasaan dan kebudayaan yang dapat menunjang pembaca untuk memaknai cerita dari komik tersebut.
Popularitas komik semakin berkembang dengan difilmkannya beberapa cerita komik menjadi motion pictures atau yang biasa disebut film kartun. Banyak guru bereksperimen dengan media ini untuk melaksanakan pengajaran kreatif. Banyak percobaan telah dibuat di dalam seni bahasa pada tingkat SMP dan SMA.
Tulisan-tulisan pada setiap kotak gambar komik yang pendek lebih dapat menarik minat siswa untuk membaca dengan memperhatikan gambar untuk membantu memaknai cerita komik tersebut. Apabila ada kata-kata yang tidak dimengerti, maka siswa akan berusaha mencari tahu apa makna dari kata tersebut, dan inilah yang dimaksudkan agar siswa mendapatkan pengetahuan kosakata baru dalam Bahasa Inggris melalui cerita komik yang disuguhkan guru.
Beberapa guru mungkin memperoleh kesulitan untuk merancang atau menciptakan karakter komik sendiri. Ini dapat diatasi dengan mencari komik-komik ternama dari media informasi mutakhir seperti internet. Guru harus dapat sekreatif mungkin memasukkan komponen media pengajaran tersenut agar dapat digunakan secara efektif di kelas.
Pemakaian komik yang luas dengan ilustrasi berwarna, alur cerita yang ringkas, dengan karakter yang realistis dan menarik dapat memotivasi siswa dari semua tingkat usia (Sudjana dan Rivai, 2009: 69). Ujaran-ujaran yang singkat dalam Bahasa Inggris dapat diartikan secara forward translation atau sebagai idiom. Comic strips dapat digunakan sebagai media pengajaran kosakata yang merupakan komponen esensial dari suatu bahasa, terutama Bahasa Asing yang jarang digunakan di luar kelas oleh siswa SMP.
2.4. Kosakata sebagai Bahan Pengajaran Bahasa Inggris
Satu-satunya komponen terbesar dan terpenting dalam pengalaman pembelajaran bahasa adalah kosakata. Dari berbagai skill dasar berbahasa yang penting untuk dipelajari, penguasaan kosakata lebih penting untuk diketahui terlebih dahulu, karena seberapa hebat pun grammar dipelajari, hal itu tidak dapat mengalahkan kekuatan kata-kata yang mempunyai makna. Karena kosakata merupakan komponen terpenting dari grammar itu sendiri. Keberadaan bahasa dan kosakata telah terlebih dahulu muncul sebelum grammarians menemukan struktur atau fitur-fitur bahasa yang dapat mempermudah pemelajar mempelajari bahasa target (McCarthy, 2008: 1).
Pengajaran kosakata Bahasa Inggris nampaknya agak terabaikan dengan adanya kewajiban pengajaran listening, speaking, reading, writing yang dianggap sebagai dasar dan terpenting dari fitur-fitur Bahasa Inggris yang lain. Fakta bahwa penguasaan kosakata yang baik dapat menunjang pembelajaran keterampilan Bahasa Inggris tersebut menjadi lebih aktif dan efektif. Teknik pembelajaran yang menarik dan interaktif diperlukan dalam penyampaian kosakata baru kepada peserta didik.
Realia dan flash cards terlebih dahulu dikembangkan sebagai printed media untuk pembelajaran kosakata. Realia bergantung pada keterampilan guru untuk merancang dan menyebutkan kosakata apa saja yang sesuai dengan realia yang direncanakan guru sebagai media pengajaran. Flash cards hanya berupa gambar diam yang mungkin ada satu kata yang dapat ditulis di belakang kartu untuk mewakili gambar yang ditampilkan.
Comic strips mempunyai komponen yang lebih lengkap dari realia dan flash cards karena mengandung unsure cerita yang ringkas dan lebih lengkap ekspresi ujaran-ujarannya. Cerita komik pun lebih kaya kosakata atau bahkan idiom yang penting untuk diketahui siswa. Kosakata terdiri atas kata yang dapat berdiri sendiri yang mempunyai makna. Untuk tingkat siswa pemula, sepert siswa SD dan SMP, kosakata bias disampaikan dengan teknik drilling agar daya ingat siswa terhadap kosakata yang telah dipelajari dapat menjadi lebih tinggi.
Untuk pengajaran kosakata, menurut McCarthy (2008: 1) beberapa hal harus diperhatikan oleh guru, yaitu:
1. Pengkomposisian kosakata dan elemen-elemen yang terkandung di
dalamnya.
2. Pengorganisasian kosakata dari masing-masing kata yang mempunyai
makna.
3. Kaidah penstrukturan kosakata dalam penggunaannya dalam fitur yang
lebih besar misalnya frasa, kalimat, dan lain-lain.
4. Pemerolehan kosakata itu sendiri lebih dominan pada daya pikir manusia,
daya ingat, atau kebiasaan dalam menggunakannya.
Panduan untuk penguasaan kosakata Bahasa Inggris terletak pada peran guru dalam menggunakan media yang tepat dalam penyampaian sesuai konteks yang direncanakan untuk proses pembelajaran di kelas. Melibatkan siswa dalam penggunaan media pengajaran kosakata tersebut juga efektif untuk meningkatkan recall atau daya ingat siswa.