PTK EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR ARITMATIKA SOSIAL

Tuesday, April 12, 2016
PTK (0024)  EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR ARITMATIKA SOSIAL



BAB II 
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS


A. Landasan Teori
1. Pengertian Belajar
Meningkatkan hasil belajar siswa sangat tergantung bagaimana proses belajar yang dilakukan oleh siswa yang sedang belajar itu sendiri. Pentingnya proses belajar ini maka banyak ahli psikologi pendidikan yang telah mencurahkan perhatian terhadap masalah belajar. Ini terlihat dengan banyaknya definisi yang berbeda-beda.
Menurut Gagne dalam Slameto (2003: 13) belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Sedangkan menurut Slameto (2003: 2) mengemukakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Morris L. Bigge berpandangan bahwa belajar adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetik. (Darsono, 2001: 3). Sedangkan Morgan berpendapat bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Menurut Travers belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. (Suprijono, 2009: 2).
Dalam uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar, bersifat permanent sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jadi hasil dari belajar adalah adanya perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik dalam pengetahuan, pemahaman ketrampilan, nilai maupun sikap sebagai hasil pengalaman interaksinya dengan lingkungan.
Menurut Wiliam Burton (Hamalik, 2001: 31) bahwa dalam belajar terdapat prinsip-prinsip belajar, yaitu sebagai berikut:
a. Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, dan melampaui (under going).
b. Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.
c. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid.
d. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri
yang mendorong motivasi yang kontinu.
e. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan.
f. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individul di kalangan murid-murid.
g. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman - pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid.
h. Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan.
i. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur. j. Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat
didiskusikan secara terpisah. k. Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang
merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan. l. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan. m. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada
kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya. n. Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-
pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang
baik. o. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian
dengan kecepatan yang berbeda-beda. p. Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan dapat
dirubah-rubah (adaptable), jadi tidak sederhana dan statis.
Dari prinsip belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar harus mempunyai tujuan dan didasari motivasi dari dirinya sendiri sehingga siswa melakukan secara aktif dalam dirinya, dengan demikian siswa dapat mengatasi hambatan dan masalah dalam belajar apabila dapat berpikir dan kritis.
Prinsip-prinsp belajar yang hanya memberikan petunjuk umum tentang belajar, tetapi prinsip-prinsip itu tidak dapat dijadikan hukum belajar yang bersifat mutlak, kalau tujuan belajar berbeda maka dengan sendirinya cara belajar juga harus berbeda.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 14) ciri-ciri belajar adalah:
a. Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini berarti indvidu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu pengetahuan dalam dirinya.
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
c. Perubahan dalam belaj ar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah, dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya.
d. Perubahan dalam belajar bukan berifat sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau sementara. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku ini terjadi karena ada tujuan yang dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan telah belajar apabila seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan diakhir dari aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memiliki pengalaman baru. Perubahan yang terjadi akibat belajar adalah perubahan yang berhubungan dengan aspek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah laku. 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja yaitu faktor ekstern dan faktor intern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu. a. Faktor intern
Di dalam membicarakan faktor intern ini, akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
1) Faktor jasmaniah
a) Faktor Kesehatan
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan/kelaianan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya.
b) Cacat Tubuh
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
2) Faktor Psikologis
a) Inteligensi
Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis kecakapan yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak
secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
b) Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa , siswa tidak akan belajar dengan seabik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
e) Motif
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Didalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya.
f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksakan kecakapan baru.
g) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan maka hasil belajarnya akan lebih baik. 3) Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani (bersifat psikis).
a) kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.
b) Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
b. Faktor Ekstern 1) Faktor Keluarga
a) Cara Orang Tua Mendidik
Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-


Artikel Terkait

Previous
Next Post »