TESIS PENGARUH GAYA KEPEMEMPINAN DAN IKLEM KOMUNIKASI TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK (LPP)

Wednesday, March 09, 2016
T-(0053) TESIS PENGARUH GAYA KEPEMEMPINAN DAN IKLEM KOMUNIKASI TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK (LPP)


BAB II 
URAIAN TEORITIS


2.1. Pelitian terdahulu yang relevan
Selain mengacu pada data dan teori dasar penulis juga menggunakan literatur hasil penelitian terdahulu sebagai penembah refrensi dalam penelitian ini. Beberapa hasil penelitian terdahulu diantaranya :
1. Cecep dani (1999) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan Komunuikasi terhadap semangat kerja pegawai di kantor wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitiannya telah terbukti bahwa, Kepemimpinan, Motivasi dan Komunikasi serta
Semangat kerja berpengaruh positif dan significan secara parsial dan simultan di Kantor tersebut.
Persamaan dengan peneliti: Memiliki kesamaan variabel penelitian yaitu kepemimpinan dan motivasi, menggunakan metode penelitian yang sama yaitu metode kuantitatif dengan tipe penelitian korelasional.
Perbedaan dengan peneliti: Dalam penelitian Cecep variabel motivasi menjadi variabel bebas {dependent variabel) sedangkan dalam penelitian ini motivasi menjadi variabel terikat. Yang menjadi variabel terikat adalah semangat kerja, sedangkan dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah motivasi kerja.
2. R.Bety Widhiarti (2007) melakukan penelitian mengenai pengaruh Iklim
Komunikasi terhadap motivasi kerja Karyawan pada sekolah tinggi kesejahtraan sosial Bandung, hasil penelitianya menghasilkan pengaruh yang positif dan signifkan kepercayaan, partsipasi, dukungan, keterbukaan, tujuan kinerja tinggi, secara simultan dan parsial terhadap motivasi kerja. Untuk meningkatkan iklim komunikasi sebaiknya berorientasi kepada peningkatan dukungan pimpinan terhadap karyawan, sebab variabel ini mempunyai pengaruh positif yang paling dominan terhadap motivasi kerja karyawan. Persamaan dengan peneliti:memiliki variabel penelitian yang sama yaitu iklim komunikasi dan motivasi kerja, variabel iklim komunikasi bertindak sebagai variabel bebas dan variabel motivasi sebagai variabel terikat. Perbedaan dengan peneliti: Penelitian Widhiarti menggunakan metode survey deskriptif analisis sedangkan penelitian ini menggunakan metode korelasional. 3. Emmi Ribuna sinaga (2010) "Pengaruh Komunikasi Interpersonal pimipinan bawahan terhadap disiplin dan motivasi kerja Pegawai kantor Komunikasi dan Informasi Propinsi Sumatera Utara". Hasil penelitiannya terdapat pengaruh yang signifikan antara Komunikasi interpersonal pimpinan bawahan terhadap disiplin dan motivasi kerja di lingkungan tersebut. Dengan demikian kemampuan komunikasi interpersonal pimpinan perlu ditingkatkan untuk meningkatkan disiplin dan motivasi kerja di kantor Komunikasi dan Informasi propinsi Sumatera Utara.
Persamaan dengan peneliti: memiliki satu variabel terikat yang sama yaitu variabel motivasi kerja serta menggunakan metode korelasional. Perbedaan dengan peneliti: Dalam penelitian ini memiliki dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Sedangkan Ribuna memiliki satu variabel bebas dan dua variabel terikat.
2.2. Komunikasi Organisasi
2.2.1. Pengertian Komunikasi Organisasi
Berbicara tentang komunikasi organisasi tidak terlepas dari dua konsep utama yaitu Komunikasi dan Organisasi, ketika kita memahami komunikasi maka kita juga harus memahami organisasi dengan baik. Karena komunikasi itu terjadi dalam lingkup yang mempunyai struktur, karakteristik, serta fungsi tertentu yang mungkin mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri. Adanya pemahaman, interaksi, relasi dan transaksi yang terjadi antar manusia dalam organisasi itulah yang disebut komunikasi organisasi.
Ada beberapa persepsi mengenai komunikasi organisasi dimana para ahli belum mempunyai persepsi yang sama mengenai hal tersebut. Beberapa persepsi tersebut diantaranya (Romli 2011:11): 1 Persepsi Redding dan Sanborn.
Reding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kebawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan ke atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang orang yang sama tingkatannya dalam organisasi, keterampilan komunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunuikasi evaluasi program.
2 Persepsi Katz dan Kahn
Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Menurut Katz dan Kahn organisasi adalah sebagai suatu sistem terbuka yang menerima energi dari lingkungannya dan mengubah energi ini menjadi produk atau servis dari sistem dan mengeluarkan produk atau servis ini kepada lingkungan.
3 Persepsi Zelko dan Dance
Zelko dan Dance mengatakan bahwa komunikasi organisasi suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri seperti komunikasi dari bawahan keatasan, komunikasi dari atasan kebawahan, komunkasi sesama karyawan yang sama tingkatannya. Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya, seperti komunikasi dalam penjualan hasil produksi pembuatan iklan, hubungan dengan masyarakat umum. Kemudian bersama Lesikar, mereka menambahkan satu dimensi lagi dari komunikasi organisasi yaitu dimensi komunikasi pribadi diantara sesama anggota organisasi berupa pertukaran secara informal mengenai informasi dan perasaan antara sesama anggota organisasi.
Merujuk pada penjelasan tentang persepsi-persepsi tersebut dapat diartikan bahwa komunikasi organisasi merupakan suatu proses komunikasi yang terjadi dalam organisasi, dan didalamnya terjadi proses komunikasi terbagi dalam empat aspek yaitu: komunikasi kebawah (downward communication), komunikasi ke atas (upward communication), komunikasi horizontal, dan komunikasi lintas saluran.
Selanjutnya Katz and Khan dalam Romli (2011:11) mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti dalam suatu organisasi. Menurut Katz dan Khan organisasi adalah sebagai suatu sistem terbuka yang menerima energi dari lingkungannya dan mengubah energi ini menjadi produk atau servis dari sistem dan mengeluarkan produk atau servis ini kepada lingkungan. Jadi komunikasi organisasi sebagai suatu proses penyampaian informasi dari satu orang ke orang lain dalam satu lingkup organisasi dalam aktivitas managemen. Mulyana (2001:11) menyatakan bahwa komunikasi organisasi dapat didefenisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari uni-unit komunikasi dalam hubungan hubungan hierarkis antara satu dengan yang lainnya. Komunikasi organisasi merupakan proses pertukaran pesan diantara unit unit organisasi dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas tugas untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Organisasi sebagai kerangka kerja (frame of work) dari suatu manajemen menunjukkan adanya pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan dan bawahan dalam suatu system manajemen yang modern. Ada yang diklasifikasikan sebagai pemimpin ada yang bertindak sebagai bawahan. (Ruslan, 2002:88)
2.2.2. Fungsi Komunikasi Organisasi
Conrad dalam Romli (2011:2-30) mengidentifikasikan tiga fungsi komunikasi organisasi sebagai berikut:
1. Fungsi perintah; Berkenaan dengan anggota-anggota organisasi- organisasi mempunyai hak dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan, dan bertindak atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang bergantung dalami organisasi tersebut.
2. Fungsi relasional berkenaan komunikasi memperbolehkan anggota- anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi kinerja pekerjaan (job ferformance) dalam berbagai cara.
3. Fungsi management ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi sering disebut dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal: motivasi berganda muncul karena pilihan yang diambil akan
mempengaruhi rekan kerja dan organisasi; demikian juga diri sendiri; tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi.
2.3. Kepemimpinan
2.3.1 Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan telah muncul bersamaan dengan adanya sejarah manusia, yaitu sejak manusia menyadari pentingnya hidup berkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Mereka membutuhkan seseorang yang mempunyai kelebihan -kelebihan daripada yang lain, terlepas dalam bentuk apa kelompok manusia tersebut dibentuk. Hal ini wajar karena manusia terlahir dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Berbagai macam defenisi kepemimpinan telah diuraikan oleh para ahli. Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda pada orang-orang yang berbeda. Para ahli biasanya mendefenisikan kepemimpinan sesuai dengan persfektif-persfektif individual dan aspek dari fenomena yang paling menarik perhatian mereka.
Yukl (1998:2) mengutip beberapa defenisi yang dianggap cukup mewakili defenisi kepemimpinan sebagai berikut:
1. Kepemimpinan adalah "perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke satu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal)."(Hemhill & Coons, 1957, him 7)
2. Kepemimpinan adalah "pengaruh antarpribadi, yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi ke arah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu" (Tannenbaum, Wechler, & Massark, 1961, him 24)
3. Kepemimpinan adalah "pembentukan awal serta pemeliharan struktur dalam harapan dan interaksi." (Stogdill, 1974, him, 411)
4. Kepemimpian adalah "peningakatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan -pengarahan rutin organisasi" (Katz & Kahn, 1978, him.528)
5. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi kearah pencapaian tujuan" (Rauch & Behling, 1984 him 46)
6. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.(Jacobs & Jacques, 1990, him 281)
7. Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberi kotribusi yang efektif terhadap orde sosial, dan yang diharapkan dandipersepsikan melakukannya (Hosking, 1988, him 153)
Yukl menambahkan bahwa defenisi tentang kepemimpinan mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan menyangkut sebuah proses pengaruh sosial yang dalam hal ini pengaruh yang disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas-aktivitas serta hubungan dalam sebuah kelompok atau organisasi. Menurut Tead; Terry; Hoyt dalam Kartono, (2003:49) pengertian kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk

Artikel Terkait

Previous
Next Post »