Sejumlah penelitian yang relevan dengan penelitian ini telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya yang terkait dengan keberhasilan implementasi kurikulum, diantaranya persepsi guru terhadap pengembangan kurikulum, strategi pemetaan dan keberhasilan kurikulum, bahan dan peralatan/ media dalam menunjang keberhasilan pembelajaran, dan peran kepala sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut adalah faktor penting dalam menunjang keberhasilan kurikulum dan keberhasilan pembelajaran yang berhubungan dengan profesionalitas guru dan kinerja kepala sekolah. Berdasarkan pada fakta tersebut Penelitian Reuters, 2013 yang berjudul "What Makes Professional Development Effective Strategies That Foster Curruculum Implementation".Penelitian tentang persepsi guru dalam implementasi program kurikulum, kesimpulan dalam hasil penelitiannya bahwa pentingnya persepsi guru dalam mengembangkan pengalaman profesionalitasnya dalam pembelajaran serta mampu merancang, mengembangkan, dan melaksanakan program pembelajaran sebagai bentuk dukungan tekhnis yang tinggi dalam mengimplementasikan program kuriklum.Penelitian terkait dengan strategi keberhasilan kurikulum juga dilakukan Shilling, (2013), dengan judul "Opportunites and Challenges of Curriculum Mapping Implementation in One School Setting: Considerations for School Leaders", kesimpulan hasil penelitian menyagkut strategi untuk keberhasilan implementasi kurikulum dapat diidentifikasi sebagai berikut: konsistensi kepemimpinan dan dukungan, pelatihan yang cukup dan memadai, penyediaan sumber daya dan bantuan komunikasi terus-menerus tentang inisiatif, memantau proses pelaksanaan, dan memberikan insentif.
Kedua penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian ini yakni penelitian kualitatif, yaitu sama-sama berfokus pada keberhasilan implementasi kurikulum, perbedaannya kedua penelitian tersebut terdapat pada permasalahan penelitian, penelitian Reuters (2013),yang meneliti 245 guru tentang presepsi guru terhadap keberhasilan implementasi kurikulum, sedangkan penelitian Shilling (2013),yang meneliti prespektif dan pengalaman yang terlibat dalam inisiatif pemetaan kurikulum dengan melibatkan dua belas peserta. Hasil penelitiannya lebeih kepada strategi keberhasilan implementasi kurikulum meliputi; konsistensi dan peran pimpinan (kepala sekolah).
Penelitian Harden. R.M (2001)tentang "Curriculum Mapping: a Tool for Transparent and Autentic and Learning, Medical Teacher "menunjukan bahwa penelitiannya konsisten dengan studiyang dilakukan oleh Berman dan Pauly (1975), Gross etal. (1971), dan Maundu (1986) yang menemukan bahan-bahan dan peralatan yang tidak memadai dalam implementasi kurikulum sehingga para guruterpaksa ceramah dan sesekali demonstrasi disebabkan karena tidak memadainya bahan, alat dan / atau perlengkapan. Relevansi penelitian ini dengan penelitian Harden.R.M (2001) adalah bahwa keberhasilan implementasi kurikulum dapat ditunjang dengan bahan/alat atau media pembelajaran, persamaan penelitian adalah berfokus pada implementasi kurikulum. Akan tetapi, perbedan penelitian yang dilakukan Harden. R.M (2001) terkait dengan implementasi kurikulum pada penggunaan alat/media pada pembelajaran sedangkan penelitian ini berfokus pada implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia.
Penelitian Twelkeratf.a/.(2013) dengan judul "The Systematic Devolopment of Infraction An Overview and Basic Guide to The Literature " yang mirip dengan temuan Lelthwood da Montgomery (1981) dan Fullan (1982) tentang peran kepala sekolah terhadap pembelajaran di sekolah sangat berkaitan erat dengan penelitian ini. Kesimpulan dari penelitiannya adalah bahwa dalam implementasi kurikulum kepala sekolah dari dua sekolah dalam memainkan peran yang terbatas dalam kegiatan supervisi kelas dan instruksi. Para kepala sekolah hanya menghabiskan waktu dalam tugas-tugas yang bersifat administratif dan juga terlibat secara aktif untuk mengamankan keunagan. Penelitian Twelker (2013) memiliki relevansi dengan penelitian ini,persamaan dalam penelitian ini adalah implementasi kurikulum, peran kepala sekolahdalam implementasi kurikulum melalui kegiatan supervisi kelas sangat diperlukan dalam menunjang keberhasilan pembelajaran.
Selanjutnya, penelitian Astika (1996)tentang "/"roses Interaksi Belajar Mengajar Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris di Beberapa Sekolah Dasar Di Jawa Tengah". Penelitiannya bahwa, keberhasilan implemetasi kurikulum dalam proses pembelajaran adalah apabila guru ingin memperbaiki kualitas pendidikan, dia harus memperbaiki strategi/pendekatan pembelajaran yang digunakan. Dalam hal ini strategi pembelajaran yang bersifat hafalan, dimana guru yang aktif sebagai sumber dan pentransfer ilmu kepada peserta didik itu harus diubah ke strategi yang membuat siswa aktif dan dapat mengkonstruksikan sendiri makna yang dipelajarinya. Penelitian Astika (1996) memliki persamaan dengan penelitian ini karena sama-sama meneliti tentang implementasi kurikulum,perbedaannya penelitian Astika (1996) lebih difokusakan pada pemeblajaran bahasa inggris sedangkan penelitian ini difokuskan padapembelajaran bahasa Indonesia pada implemenatsi kurikulum 2013.
Penelitian Alawiyah (2014) tentang "Kesiapan Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2073".Hasil penelitiannya menunjukan bahwa kebijakan kurikulum 2013 ditujukan dalam upaya perbaikan kurikulum sebelumnya. Namun demikian, memasuki tahun pelajaran baru 2014/2015, implementasi kurikulum ini masih menghadapi satu kendala besar yang harus segera ditangani, yaitu persoalan kesiapan guru sebagai kunci keberhasilan implementasinya. Penelitian Alawiyah (2014) memiliki persamaan dengan penelitian ini yakni penelitian implementasi kurikulum 2013 namun, perbedaannya penelitian Alawiyah (2014) lebih memfokuskan pada kendala guru secara keseluruhan sedangkan penelitian ini hanya dibatasi pada kendala guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Bacan Timur dan SMA Negeri 2 Bacan Selatan.
Selanjutnya, penelitian Derrida (2006) tentang "Science Teacher Characteristic By Teacher Behavior and Student Outcome: A Meta Analysis of Research ",hasil penelitiannya menunjukan bahwa guru yang menggunakan media interaktiflebih memacu motivasi belajar peserta didik, sedangkan guru yang konvensional atau yang tidak menggunakan media dalam peroses pembelajaaran kurang dapat memacu motivasi belajar peserta didik. Penelitian Derrida (2006) dipandang memiliki relevansi dengan penelitian ini, yakni keberhasilan implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia guru dituntut memanfaatkan alat/ media yang tepat dalam menunjang keberhasilan pembelajaran.
Sehubungan dengan beberapa temuan penelitian yang gayut terhadap penelitian ini dapat membuktikan bahwa penelitian yang berjudul implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bacan Timur dan SMA Negeri 2 Bacan Selatan, Kabupaten Halmahera Selaatan tahun 2014 dapat diterima, dan relevansi dari penelitian ini adalah implementasi kurikulum. Oleh karena itu, penelitian studi kasus yang dibahas dalam penelitian ini diupayakan dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat menunjang keberhasilan implementasi kurikulum 2013 pada maata pelajaran bahasa Indonesia.
B Kajian Teori 1. Hakikat Kurikulum 2013
a. Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk belajar siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberi kesempatan belajar. Itulah sebabnya suatu kurikulum harus disusun sedemikian rupa sehingga maksud tersebut dapat tercapai. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran,