Kata keluarga, secara etimologi terdiri dari kata kawula dan warga. Kawula artinya abdi, yakni hamba dan warga artinya anggota. Setiap individu dalam kehidupannya sehari-hari saling berinteraksi dan berkomunikasi, interaksi tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya karena manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain. Begitu pula yang interaksi pertama kali dilakukan dalam keluarga karena keluarga merupakan lembaga pertama dan utama bagi anak.
Keluarga adalah institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan didalamnya hidup bersama pasangan suami istri secara sah karena pernikahan, mereka hidup bersama sehidup semati, dengan ringan dijinjing, berat sama dipikul, selalu rukun dan damai dengan tekad dan cita-cita untuk membentuk keluarga bahagia dan sejahtera lahir dan batin. Kedua orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan kepribadian anak. Islam menawarkan metode-metode yang banyak di bawah rubrik aqidah atau keyakinan, norma atau akhlak serta fikih sebagai dasar dan prinsip serta cara untuk mendidik anak. Dan awal mula pelaksanaannya bisa dilakukan dalam keluarga.
Sekaitan dengan pendidikan, Islam menyuguhkan aturan-aturan di antaranya pada masa pra kelahiran yang mencakup cara memilih pasangan hidup dan adab berhubungan seks sampai masa pasca kelahiran yang mencakup pembacaan azan dan iqamat pada telinga bayi yang baru lahir, tehnik meletakkan buah kurma pada
langit-langit bayi, mendoakan bayi, memberikan nama yang bagus buat bayi, aqiqah (menyembelih kambing dan dibagikan kepada fakir miskin), khitan dan mencukur rambut bayi dan memberikan sedekah seharga emas atau perak yang ditimbang dengan berat rambut. Pelaksanaan amalan-amalan ini sangat berpengaruh pada jiwa anak.
Perilaku-perilaku anak akan menjadikan penyempurna mata rantai interaksi anggota keluarga dan pada saat yang sama interaksi ini akan membentuk kepribadiannya secara bertahap dan memberikan arah serta menguatkan perilaku anak pada kondisi-kondisi yang sama dalam kehidupan.
Pendidikan di dalam keluarga memiliki makna usaha sadar yang dilakukan oleh orang tua untuk membantu mengembangkan kepribadian dan kemampuan anak menjadi individu mandiri. Kata keluarga, secara etimologi terdiri dari kata kawula dan warga. Kawula artinya abdi, yakni hamba dan warga artinya anggota. Setiap individu dalam kehidupannya sehari-hari saling berinteraksi dan berkomunikasi, interaksi tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya karena manusia merupakan mahluk social yang membutuhkan orang lain.
1. Fungsi Pendidikan Keluarga
Keluarga dan pendidikan tidak bisa dipisahkan karena ini telah diakui bahwa keluarga adalah salah satu tripusat pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan secara kodrati. Pendidikan dalam keluarga memiliki nilai strategis dalam pembentukan kepribadian anak. Pendidikan keluarga ditujukan ke arah pendidikan anak, ke arah pembinaan pribadi anak yang dilaksanakan dalam keluarga, agar kelak mereka mampu melaksanakan kehidupannya sebagai manusia dewasa, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota keluarga dan anggota masyarakat. Pelaksanaan penampilan kehidupan dewasa tidak mungkin tanpa satu landasan yang kuat yang tidak saja melandasi kehidupan di dunia kini, melainkan di dunia kelak.
Pertanggungjawaban sepenuhnya diemban oleh orang tua yang berperan sebagai pengganti dan pembina kata hati anak, karena terdidiknya yang masih belum dewasa itu secara principal belum dapat mengemban tanggung jawab sendiri, eksistensi atau kepribadian anak tergantung dari pendidikan dalam keluarga, karena keluarga merupakan peletak dasar kepribadian anak.
Secara naluriah setiap orang tua pasti akan melindungi anaknya, terlebih apabila anak masih dalam usia balita dan dianggap masih belum mandiri dan belum memiliki ketrampilan dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan menjaga dirinya dari penyakit. Dalam konteks ini akan terasa aneh jika seorang anak balita yang seharusnya masih sangat tergantung dengan pengasuhan orang tuanya justru malah banyak yang mengalami gangguan gizi seiring dengan bertambahnya usia. Dengan logika sederhana seharusnya dengan bertambah usia, anak akan tumbuh semakin kuat dan mandiri serta semakin jauh dari masalah gizi dan kesehatan pada umumnya.
Kita menyadari bahwa kehidupan senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Sehingga setiap individu memerlukan penyesuaian terhadap tuntutan perubahan, maka dari itu keluarga dituntut untuk mempersiapkan anak-anak menjadi manusia tangguh karena keluarga merupakan lembaga yang universal yang didalamnya ada berbagai fungsi tidak hanya sebagai lembaga ekonomi.
Dibawah ini dijelaskan fungsi-fungsi dari keluarga, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Edukasi
Adalah fungsi keluarga yang berkaitan dengan pendidikan anak khususnya dan pendidikan serta pembinaan anggota keluarga pada umumya.
b. Fungsi Sosialisasi
Adalah fungsi keluarga dalam upaya membantu dan mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
c. Fungsi Proteksi atau Fungsi Lindungan
Adalah fungsi keluarga untuk melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik dan dari hidup yang menyimpang dari norma.
d. Fungsi Afeksi atau Fungsi perasaan
Adalah fungsi keluarga untk memahami bahwa anak berkomunikasi tidak hanya dengan mata dan telinganya saja, melainkan juga dengan lingkungan, orang tua bahkan dengan keseluruhan pribadinya.
e. Fungsi Religius
Adalah fungsi keluarga untuk memperkenalkan dan mengajak serta anak dan anggota keluarga lainnya kepada kehidupan keluarga yang beragama.
f. Fungsi Ekonomi s
Adalah fungsi keluarga meliputi pencarian nafkah, perencanaan, serta pembelajaran dan pemanfaatannya.
g. Fungsi Rekreasi
Adalah fungsi keluarga untuk memelihara iklim yang sehat (suasana akrab, ramah dan hangat antara anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya).
h. Fungsi Biologis
Adalah fungsi keluarga yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan biologis anggota keluarga antara lain keter lindungan kesehatan, keter lindungan dari rasa lapar, haus, kedinginan, kepanasan, kelelahan, kenyamanan dan kesegaran fisik.
2. Peran Orang tua
Pendidikan bagi bangsa Indonesia harus dilakukan melalui tiga lingkungan yaitu keluarga, sekolah dan organisasi. Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting, karena sejak timbulnya adab kemanusiaan sampai sekarang keluarga selalu berpengaruh besar terhadap perkembangan anak manusia.
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sekolah sebagai pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga, sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak ialah dalam keluarga. Peralihan bentuk pendidikan informal/keluarga ke formal/sekolah memerlukan kerjasama antara orang tua dan sekolah (pendidik). Sikap anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi oleh sikap orang tua mereka. Sehingga diperlukan kepercayaan orang tua terhadap sekolah (pendidik) yang menggantikan tugasnya selama di sekolah. Orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya dengan