SKRIPSI PERAN GURU DALAM MENGENALKAN MAKANAN BERGIZI PADA ANAK KELOMPOK B PAUD

Monday, January 18, 2016
(0012-PGPAUD) SKRIPSI PERAN GURU DALAM MENGENALKAN MAKANAN BERGIZI PADA ANAK KELOMPOK B PAUD

BAB II 
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Peran Guru
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Berkaitan dengan tanggung jawab, guru harus mengetahui, serta memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di sekolah, dalam kehidupan bermasyarakat. (Mulyasa, 2008:39)
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian, apabila kita kelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru, yakni dalam bidang profesi tugas kemanusiaan berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak yakni melalui pemberian makanan yang bergizi, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan. (Usman Uzer, 2009:6).
Para guru seharusnya menekankan nilai atas aktivitas pembelajaran tertentu mendesain aktivitas ini dengan cara-cara yang membuat semua siswa yakin bahwa mereka akan sukses namun harus dibarengi dengan keadaan fisik anak itu sendiri, tanpa adanya tubuh yang kurang sehat maka akan timbul rasa malas sehingga tidak mampu beraktivitas sesuai yang diharapkan oleh guru. Sehingga perlu asupan gizi yang sehat untuk menyeimbangkan antara kesehatan tubuh dan kesehatan otak. (Parson, 2001:35)
Anak-anak usia dini sering 7 ierselera untuk makan sehingga orang tua sering menjadi was-was. Dalam memberikan makanan pada anak, orang tua harus memperhatikan porsi. Tidak perlu porsi maksimal disajikan dalam sekali makan. Cara lain yang juga dianggap baik ialah dengan mengizinkan mereka mengambil sendiri porsi yang mereka inginkan. Hal ini akan membuat anak merasa dihormati dan memiliki hak yang sama dengan orang dewasa (guru dan orang tua) saat di meja makan. Untuk memperkenalkan jenis makanan baru pada anak usia dini, guru harus memilih saat yang tepat untuk mengoptimalkan dalam memperkenalkan makanan yang bergizi bagi anak usia dini. (Depdiknas, 2002:21)
Menurut Mulyasa, (2008:40) peran guru adalah sebagai seorang pengajar dan pembimbing. Guru dapat mengajarkan kepada anak usia dini bukan hanya pada pembelajaran mengenai kompetensi anak dalam berkreativitas saja tetapi harus dibarengi dengan pengenalan dan pemberian makanan sehat yang banyak mengandung vitamin dan protein serta mengandung karbohidrat yang cukup. Sehingga menjadi anak yang sehat jasmani dan rohani. Anak tidak akan berkembang dengan sendirinya tanpa diberikan asupan gizi. Dalam hal ini, orang tua juga sangat berperan terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak-anak mereka.
Menurut Usman Uzer, (2009:7) bahwa tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada anak didik.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola terhadap para anak didiknya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya menjadi motivasi bagi anak didik dalam belajar. Bila guru atau pendidik dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah guru tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada anak didiknya. Peserta didik akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan ini juga berfungsi dalam perkembangan dan pertumbuhan anak baik fisik maupun mental. Untuk itu guru harus menyediakan makanan yang bergizi dan seimbang sesuai dengan kebutuhannya. (Usman Uzer, 2009:7)
Menurut Mulyasa, (2008:45) Guru merupakan model atau teladan bagi peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Sebagai teladan tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru, karena guru bukan saja mengajarkan tetapi mendidik dan membimbing anak usia dini, khususnya pada perkembangan dan pertumbuhan anak dalam kebutuhan gizi mereka.
Guru dapat bekerja sama dengan orang tua dalam hal pemberian makanan bergizi, agar nantinya tidak hanya berakhir pada pengenalan saja tetapi dilaksanakan sesuai tahap perkembangan anak usia dini. (Mulyasa, 2008;46)
Ada beberapa pendekatan peran guru dalam pembelajaran (Tini Sumartini, 2005 :47) antara lain:
1. Guru berperan sebagai pengajar
Dalam hal ini guru harus mengajar sesuai dengan kurikulum tanpa melihat minat anak. Semua anak dianggap botol kosong yang harus diisi oleh berbagai informasi tanpa melihat perbedaan bahkan meski anak tidak berminat pun guru harus tetap menyampaikan apa yang sudah dugariskan dalam kurikulum tersebut.
2. Guru berperan membelajarkan anak
Pada pendekatan ini guru berpegang pada panduan kemampuan yang akan dicapai anak dengan cara memahami minat, perasaan dan pengalaman anak.
3. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan pengalaman, perasaannya melalui berbagai interaksi kepada guru maupun teman sebaya. Dalam hal ini anak dapat dengan leluasa mengekspresikan apa saja yang ada dalam pikirannya Pendekatan semacam ini merupakan pendekatan yang efektif dan terbaik karena anak dapat berkembang secara utuh.

2.2 Hakikat Makanan Bergizi 
2.2.1 Pengertian Menu atau Makanan Bergizi
Menu adalah susunan makanan yang dimakan oleh seseorang untuk sekali makan atau untuk sehari-hari. Kata "menu" biasa diartikan "hidangan". Menu adalah makanan yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2005:70).
Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita atau dapat disebut pula sebagai zat gizi, jadi makanan sehat sama dengan makanan bergizi. Zat gizi yang harus terkandung dalam makanan sehat adalah Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin, Mineral, serat dan air. Karbohidrat adalah sumber energi bagi tubuh kita untuk melakukan aktivitas sehari-hari contohnya nasi, roti, gandum, dll. Protein adalah zat yang pembangun dibutuhkan oleh tubuh pada reaksi kimia dalam metabolisme tubuh, mengganti sel-sel yang rusak dalam tubuh. Protein dibagi menjadi 2 yaitu protein nabati dan protein hewani. contoh protein nabati adalah Ubi jalar (Telo), singkong, kentang sedangkan contoh protein hewani adalah daging, ikan laut dll. (Saptawati, 2010:30)
Menu atau makanan yang bergizi adalah menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna memelihara dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2001:71)
Pedoman umum gizi harus diaplikasikan dalam penyajian hidangan yang memenuhi syarat gizi yang dikenal dengan menu seimbang. Menu berasal dari kata "menu" yang berarti suatu daftar yang tertulis secara rinci. Sedangkan definisi menu adalah rangkaian beberapa macam hidangan atau masakan yang disajikan atau dihidangkan untuk seseorang atau sekelompok untuk setiap kali makan, yaitu dapat berupa hidangan pagi, siang, dan malam. Pola makanan sehat mulai dikembangkan pada tahun 1950 dengan istilah "Empat Sehat Lima Sempurna" (Sulistyoningsih, 2011: 23). Pola menu 4 sehat 5 sempurna adalah pola makanan sehat yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh (Almatsier, 2005: 51).
Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang cukup. Kebutuhan zat gizi setiap orang berbeda tergantung dari jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, berat badan, keadaan jasmani dan iklim. Malnutrisi adalah penyakit akibat salah takaran gizi atau akibat gizi yang tidak seimbang. Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh. Piramida perbandingan jumlah zat gizi makanan yang seimbang Apabila perbandingan zat gizi tersebut terpenuhi dalam makanan sehari-hari, maka kesehatan tubuh dapat terjaga. KKP (kekurangan kalori dan protein) adalah gangguan karena kekurangan kalori dan protein. KKP yang berat disebut busung lapar.

2.2.2 Pengenalan dan Pemberian Makanan yang Bergizi
Beberapa jenis makanan untuk anak balita yang tentunya sangat sehat dan sangat diperlukan oleh buah hati, seperti kacang hijau. Kacang hijau menurut Hananto, (2002:52) adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fagaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan ber protein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Sebagai orangtua, pastinya hanya ingin memberikan yang terbaik untuk sang buah hati, khususnya soal makanan. Sebab, nutrisi yang sehat sangat penting bagi pertumbuhan anak, baik untuk fisiknya, body image, kecerdasan anak, aktivitas fisik sepanjang hari, maupun performa olahraga. Lebih dari itu, nutrisi sehat berperan dalam pencegahan penyakit. Dari 100 persen kebutuhan kalori anak, 55 persen di antaranya sebaiknya didapat dari karbohidrat (nasi, roti, mi). Sementara lemak (minyak, mentega) menyumbang 30 persen, dan 15 persen didapat dari protein (daging, telur, susu, kacang).( Saptawati, 2010:33)
Makanan bergizi seimbang disajikan dalam menu empat sehat lima sempurna sebagai berikut:
a. Makanan pokok (nasi, jagung, singkong, roti, dan sagu).
b. Lauk pauk (daging, telur, ikan, tahu, dan tempe);
c. Sayuran (bayam, kangkung, dan buncis);
d. Buah-buahan (apel, mangga, pisang, dan papaya;.
e. Susu sebagai makanan pelengkap.
Selain memenuhi persyaratan empat sehat lima sempurna, dalam menyusun menu makanan bergizi seimbang perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a. Bersih dan bebas kuman penyakit;
b. Makanan mudah dicerna dalam tubuh;
c. Bervariasi sehingga tidak menimbulkan kebosanan. (Soedirman, 2000:43)

2.2.3 Syarat-syarat Makanan Bergizi
Syarat-syarat makanan bergizi atau Menu sehat yang harus diketahui adalah sebagai berikut.
a. Pola makanan sehat
Pola makanan sehat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi. Susunan makanan yang dihidangkan dapat memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan juga aktivitas yang dilakukan.
b. Aspek warna makanan sehat
Warna makanan sehat harus menarik sehingga dapat membangkitkan selera makan, namun penggunaan pewarna bahan tambahan makanan juga harus memperhatikan keamanannya dan diutamakan menggunakan pewarna alami.
c. Tekstur dan konsistensi
Tekstur dan konsistensi makanan yang dihidangkan disesuaikan dengan kemampuan fisiologis dan juga umur. Bentuk makanan bayi, lansia dan orang yang mengalami gangguan kesehatan khususnya pencernaan akan berbeda dengan orang dewasa pada umumnya.
d. Rasa dan Aroma
Aroma masakan yang kuat dikombinasikan dengan makanan yang tidak tajam baunya.
e. Ukuran dan bentuk potongan
Adanya kreasi dalam bentuk potongan dapat membangkitkan selera makan.
f. Suhu
Pertimbangkan makanan yang harus dihidangkan panas atau dingin dengan menyesuaikan
suhu lingkungan, udara atau iklim.
g. Penyajian menarik
Bila perlu makanan disajikan dengan hiasan, selain itu disajikan dalam keadaan yang bersih,
terhindar dari pencemaran yang dapat membahayakan kesehatan.
h. Tenaga dan waktu
Jenis hidangan yang akan disajikan disesuaikan dengan peralatan, kemampuan, tenaga dan
waktu yang dimiliki oleh ibu/keluarga.(Sulistyoningsih, 2010:33).
Makanan yang bergizi lengkap dan seimbang harus mengandung bahan makanan sumber tenaga yakni nasi, roti, kentang. Bahan makanan sumber zat pembangunan adalah Protein hewani (telur, ikan, daging, susu, keju); dan Protein nabati (tempe, tahu). Bahan makanan sumber zat pengatur adalah Sayuran seperti; bayam, buncis, wotel, tomat,Buah : pisang, pepaya, jeruk, apel. (Sulistyoningsih, 2010:34)
Untuk membuat makanan yang bergizi lengkap dan seimbang perlu disusun dari ketiga golongan bahan makanan di atas, dan dapat ditambahkan jenis makanan yang dapat memperkaya rasa menu misalnya; minyak, mentega, gula. Banyaknya kalori yang harus dikomsumsi dan jumlah kalorinya disesuaikan dengan umur (Sulistyoningsih, 2010:34).
Pemberian gizi adalah perilaku yang dilakukan ibu dalam memberikan makanan pada anaknya (Sulistyoningsih, 2010:35) meliputi:
a. Tindakan ibu dalam pemilihan makanan
Pemberian gizi dapat terpenuhi dengan sempurna maka perlu diperhatikan syarat bahan makanan yang akan digunakan sesuai dengan umur. Makanan tambahan yang baik menurut WHO (2005:11) adalah sebagai berikut : Kaya energi, protein dan mikronutrien (seperti zat besi, kalsium, zink, vitamin A, C, dan folat), serta bersih dan aman yakni;
a). Tidak ada pathogen;
b). Tidak ada bahan kimia berbahaya;
c). Tidak ada potongan tulang atau bagian yang keras membuat anak tersedak;
d). Tidak terlalu panas;
e). Tidak terlalu pedas atau asin;
f). Mudah dimakan oleh anak;
g). Tersedia didaerah dan harganya terjangkau serta mudah disiapkan.
b. Tindakan ibu dalam pengolahan makanan
Pilihlah cara pengolahan makanan yang menghasilkan tekstur lunak dengan kandungan air tinggi yaitu direbus, dikukus. Namun pada usia ini dapat dikenalkan cara kombinasi yaitu dipanggang atau digoreng asalkan tidak menghasilkan tesktur keras. Beberapa pilihan cara pengolahan kombinasi yaitu direbus dahulu kemudian panggang (perkedel panggang) atau dikukus, kemudian goreng (tempe dan tahu bacem).
c. Tindakan ibu dalam pemberian jadwal makanan
Sesudah jumlah bahan makanan sehari dan frekuensi makan diketahui, kemudian bahan makanan tersebut dibagi untuk tiap kali makan. Selanjutnya bahan makanan tersebut dapat dimasak hidangan dan tersusunlah menu.
d. Tindakan ibu dalam cara pemberian makanan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »