1. Pengertian Perkembangan Kemandirian Anak
Menurat Raymond Cartel dalam Sumadi Suryabrata (2003:309) perkemba¬ngan sebagai proses belajar, digambarkan melewati titik-titik yang merupakan kejadian-kejadian sebagai penjelmaan daripada pola-pola tingkah laku yang didorong oleh erg. Sedangkan menurut Kartini Kartono (2007:21) perkembangan adalah perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam waktu tertentu, menuju kedewasaan.
Berg, 1989 dalam (Mohammad Ali,2009:ll) mengemukakan pengertian perkembangan sebagai suatu proses perubahan yang bersifat progresif dan menye-babkan tercapainya kemampuan dan karakteristik psikis yang bara. Perubahan itu tidak terlepas dari perabahan yang terjadi pada struktur biologis, meskipun tidak semua perubahan kemampuan dan sifat psikis dipengaruhi oleh perubahan struktur biologis. Sedangkan menurut pendapat Bhatia (dalam Sartini Nuryoto, 1993:51) kemandirian adalah perilaku yang aktivitasnya diarahkan kepada diri sendiri, tidak mengharapkan pengarahan dari orang lain dan bahkan mencoba memecahkan atau menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan kepada orang lain.
Berbeda dengan Antonius (2000:145) seseorang yang mandiri adalah suatu suasana dimana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak atau keinginan dirinya yang melihat dalam tindakan atau perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu (barang atau jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya. Sedangkan Hasan Basri (1994:53) mengatakan bahwa kemandirian adalah keadaan seseorang dalam kehidupannya mampu memutuskan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan kemandirian adalah proses belajar kemampuan seseorang untuk berdiri sendiri dengan kemampuannya dan tidak menggantungkan diri kepada orang lain dalam memecahkan permasalahan. 2. Ciri-ciri Kemandirian Anak
Menurut Yohanes Babari (2002:145) membagi ciri-ciri kemandirian dalam lima jenis, yaitu :
a. Percaya diri
Ciri anak yang mempunyai kemandirian adalah anak mempunyai kepercayaan diri yang kuat dapat mengerjakan sesuatu dengan kekuatan sendiri, tanpa bantuan orang lain.
b. Mampu bekerja sendiri
Sikap mandiri anak ditandai dengan adanya kecondongan untuk berbuat atas kehendak sendiri secara aktif atau pengambilan sikap yang kemudikan secara otonomi diri terhadap suatu obyek. Disamping tingkah laku dan mengerjakan pekerjaan sendiri tanpa bantuan dan perintah dari orang lain. Dari kemampuan bekerja sendiri di atas memberikan gambaran bahwa sikap mandiri anak ditandai dengan adanya kecondongan untuk mengambil sikap yang tadinya dikemudikan secara otonomi diri terhadap suatu obyek.
c. Mempunyai keahlian dan ketrampilan yang sesuai dengan kerjanya
Ciri anak yang mempunyai kemandirian adalah anak mempunyai keahlian dan ketrampilan, sehingga anak akan mampu memecahkan masalah-masalah dan kesulitan dengan keahlian dan ketrampilan yang telah dimilikinya.
d. Menghargai waktu
Salah satu ciri yang menandai sikap kemandirian pada diri anak adalah menghargai waktu dimana waktu digunakan seefektif dan seefisien mungkin untuk mengerjakan sesuatu yang ada manfaatnya, kedisiplinan dalam membagi dan menerapkan waktu.
e. Tanggung jawab
Ciri anak yang mempunyai kemandirian mempunyai tanggung jawab, sebab jika anak bertindak atas kesadaran dan kemauan sendiri maka ia hams bertanggung jawab atas perbuatannya itu. Biasanya anak yang dapat berdiri sendiri, lebih mampu memikul tanggung jawab, dan pada umumnya mempunyai emosi yang stabil. Sikap mandiri ditandai adanya rasa tanggung jawab atas perbuatan yang telah dilakukan.
Sedangkan menurut Chabib Thoha (1996:123-124) membagi ciri kemandirian dalam delapan jenis, yaitu :
a. Mampu berfikir secara kritis, kreatif dan inovatif.
b. Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain.
c. Tidak lari atau menghindari masalah.
d. Memecahkan masalah dengan berfikir yang mendalam.
e. Apabila menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain.
f. Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain.
g. Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan.
h. Bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ciri-ciri anak yang mandiri adalah mempunyai kecondongan memecahkan masalah daripada berkutat dalam kekhawatiran bila terlibat masalah, tidak takut mengambil resiko karena sudah mempertimbangkan baik buruknya, percaya terhadap penilaian sendiri sehingga tidak sedikit-sedikit bertanya atau minta bantuan, dan mempunyai kontrol yang lebih baik terhadap dirinya.
3. Fungsi Kemandirian
Fungsi kemandirian menurut Muhammad Surya (1988:12) adalah :
a. Mengenal Diri Sendiri dan Lingkungan
Meliputi kemampuan pengenalan diri terhadap keadaan, potensi, kecendemngan, kekuatan dan kelemahan diri sendiri seperti apa adanya. Selain ini termasuk pengenalan terhadap keadaan di luar diri sendiri, terutama di lingkungan hidup sehari-hari. Apabila fungsi ini tidak berkembang dengan baik, pengembangan diri secara optimal dikhawatirkan tidak akan tercapai. Keadaan kurang mengenal lingkungan dapat mengakibatkan tingkah laku dan usaha pengembangan diri tidak serasi dengan kondisi obyektif yang ada.
b. Menerima Diri Sendiri dan Lingkungan
Hal ini menuntut agar individu yang bersangkutan bersikap positif dan dinamik terhadap kondisi obyektif yang ada di lingkungannya. Jika seseorang mengenal dirinya sendiri sebagai siswa yang kurang berprestasi, hendaknya mereka tidak mudah putus asa dalam menghadapi suatu permasalahan. Sikap menerima secara positif dan dinamik ini perlu didahului dan dilator oleh pengenalan diri dan lingkungan sebagaimana tersebut pada fungsi mengenal diri sendiri dan lingkungan. Individu dituntut untuk menerima lingkungan secara positif dan dinamik. Penerimaan yang positif dan dinamik akan membebaskannya dari sikap "nrimo" dalam arti tunduk menyerah saja terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan misalnya tidak membuat putus asa, melainkan siswa menerima secara wajar dan berusaha memperbaikinya, sebaiknya kondisi lingkungan yang baik tidak membuatnya kurang berusaha dan berbangga diri secara berlebihan. Pribadi yang mandiri selalu bersikap positif dan dinamik terhadap diri dan lingkungannya.
c. Mengambil Keputusan
Menurut kemampuan individu untuk menetapkan satu pilihan dari berbagai kemungkinan yang ada berdasarkan pertimbangan yang matang. Pengambilan keputusan dan mengatasi masalah sering kali amat berat dilakukan, lebih-lebih pada diri seseorang, karena masih terjadi kekurang serasian antara kenyataan dan penerimaan diri sendiri serta pertentangan antara kenyataan dan penerimaan terhadap kondisi lingkungan. Proses pengambilan keputusan yang kurang memadai dapat menimbulkan suasana kebingungan atau jalan buntu ketidakmampuan bagi individu yang bersangkutan. Pada gilirannya suasana yang tidak menguntungkan diri dapat mengakibatkan keputusasaan dan kurang semangat.
d. Mengarahkan Diri Sendiri
Hal ini menuntut kemampuan individu untuk mencari dan menempuh jalan agar yang menjadi kepentingan dirinya dapat terselenggara secara positif dan dinamik. Berkaitan dengan fungsi pengambilan keputusan dapat dikatakan bahwa betapapun bagusnya suatu keputusan yang telah diambil oleh siswa, apabila keputusan itu tidak dijalankan tidaklah ada faedahnya. Anak yang bersangkutan harus berani menerjunkan dirinya untuk menjalani usaha berkenaan dengan keputusan yang telah diambilnya. e. Mewujudkan Diri Sendiri
Merupakan kebulatan dan kemantapan dari perwujudan motivasi (dorongan) yang telah ada pada diri sendiri sehingga siswa mampu atau sanggup untuk melakukan kegiatan belajar dengan semangat tanpa adanya paksaan, sehingga segenap potensi dan motivasi yang dimiliki dapat berkembang secara optimal. Kebulatan motivasi ini merupakan tujuan akhir dari usaha bimbingan.
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi kemandirian adalah mengenal diri sendiri dan lingkungan, menerima diri sendiri dan lingkungan, mengambil keputusan, mengarahkan diri sendiri dan mewujudkan diri sendiri. 4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perkembangan Kemandirian Anak Menurat Hasan Basri (1994:54) kemandirian dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor yang terdapat di dalam dirinya sendiri (internal) dan faktor-faktor yang terdapat di luar dirinya (ekstemal). a. Faktor Internal (Endogen)
Faktor internal adalah semua pengaruh yang bersumber dari dalam dirinya sendiri, seperti keadaan keturunan dan konstitusi tubuhnya sejak dilahirkan dengan segala perlengkapan yang melekat padanya. Segala sesuatu yang dibawa sejak lahir adalah merupakan bekal dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan individu selanjutnya. Bermacam-macam sifat dasar dari ayah dan ibu mungkin akan didapatkan di dalam diri seseorang, seperti bakat, potensi intelektual dan potensi pertumbuhan tubuhnya.
b. Faktor Ekstemal (Eksogen)
Faktor ekstemal adalah semua keadaa atau pengarah yang berasal dari luar dirinya, sering pila dinamakan dengan faktor lingkungan. Lingkungan kehidupan keluarga dan masyarakat yang baik teratama dalam bidang nilai dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk kepribadian, termasuk pula dalam hal kemandiriannya.
Sementara menurut Mohammad Ali (2009:118) faktor yang memengaruhi kemandirian anak yaitu :
a. Gen atau keturunan orangtua. Orangtua yang memiliki sifat kemandirian yang tinggi seringkali menurankan anak yang memiliki kemandirian juga.
b. Pola asuh orang tua. Cara orangtua mengasuh atau mendidik anak akan memengaruhi perkembangan kemandirian anak.
c. Sistem pendidikan di sekolah. Proses pendidikan yang menciptakan kompetensi positif akan memperlancar perkembangan kemandirian anak.
d. Sistem kehidupan di masyarakat. Lingkungan masyarakat yang aman akan merangsang dan mendorong perkembangan kemandirian anak.
Berdasarkan uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa dalam mencapai kemandirian seseorang tidak terlepas dari banyak faktor yang mendasari terbentuknya kemandirian itu sendiri.
Dengan demikian, penulis berpendapat dalam mencapai kemandirian seseorang tidak lepas dari faktor-faktor tersebut diatas dan kemandirian anak akan terwujud sangat bergantung pada anak tersebut melihat, merasakan dan melakukan aktivitas sehari-hari di dalam lingkungan tempat tinggalnya. 5. Peranan Orangtua dalam Membangun Kemandirian Anak
Cara mengembangkan kemandirian anak menurut Tim Pustaka Familia (2009:49) adalah sebagai berikut: