SKRIPSI KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN TTW (THINK TALK WRITE) DENGAN PENGGUNAAN HANDOUT INTERAKTIF YANG BERBASIS CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GEOMETRI PADA SISWA KELAS VII SMP

Tuesday, January 12, 2016
( 0004-PEND MATEMATIKA) SKRIPSI KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN TTW (THINK TALK WRITE) DENGAN PENGGUNAAN HANDOUT INTERAKTIF YANG BERBASIS CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GEOMETRI PADA SISWA KELAS VII SMP


BAB II 
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Pengertian Belajar
Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan (Anni, 2006: 2).
Uraian pendapat dari beberapa ahli tentang belajar di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Menurut Gagne dan Berliner menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman.
b. Menurut Morgan et.al menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman.
c. Menurut Slavin menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.
d. Menurut Gagne menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia, yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.
Dari beberapa pendapat mengenai belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

B. Prinsip-Prinsip Belajar
Gagne (Anni, 2004: 61) menyajikan beberapa prinsip-prinsip belajar, yaitu:
1. Kondisi Eksternal
1) Keter dekatan (contiguity), yaitu situasi stimulus yang hendak direspon oleh pembelajar harus disampaikan sedekat mungkin waktunya dengan respon yang diinginkan.
2) Pengulangan (repetition), yaitu situasi stimulus dan responnya perlu diulang-ulang atau dipraktikkan, agar belajar dapat diperbaiki dan meningkatkan retensi belajar.
3) Penguatan (reinforcement), yaitu belajar sesuatu yang baru akan diperkuat apabila belajar yang lalu diikuti oleh perolehan hasil yang menyenangkan.
2. Kondisi Internal
a. Informasi faktual (factual information), informasi ini diperoleh melalui tiga cara, yaitu: dikomunikasikan kepada pembelajar, dipelajari oleh pembelajar sebelum memulai belajar baru, dan dilacak dari memori,
b. karena informasi itu telah dipelajari dan disimpan di dalam memori selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun yang lalu.
c. Kemahiran intelektual (intellectuals skill). Pembelajar harus memiliki berbagai cara dalam mengerjakan sesuatu, terutama yang berkaitan dengan simbol-simbol bahasa dan lainnya, untuk mempelajari hal-hal
baru.
d. Strategi {strategy). Setiap aktifitas belajar memerlukan pengaktifan strategi belajar dan mengingat. Pembelajar harus mampu menggunakan strategi untuk menghadirkan stimulus yang kompleks; memilih dan
membuat kode bagian-bagian stimulus; memecahkan masalah; dan melacak kembali informasi yang telah dipelajari.

C. Ciri-Ciri Belajar Mengajar
Menurut (Edi Suardi, 1995: 39-41), ada beberapa ciri-ciri belajar mengajar, yaitu:
1. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu.
2. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. Dalam hal ini materi harus didesain sedemikian rupa sehingga cocok untuk mencapai tujuan.
4. Ditandai dengan aktifitas anak didik, baik secara fisik maupun secara mental, aktif sesuai dengan konsep CBSA.
5. Peran guru sebagai pembimbing, yaitu guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif.
6. Adanya kedisiplinan, diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar.
7. Ada batas waktu.
8. Evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 1. Faktor Internal
a. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu yaitu keadaan tonus jasmani dan keadaan fungsi jasmani/fisiologis (panca indra).
b. Faktor Psikologis
a) Kecerdasan/Inteligensi Siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan/menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat.
b) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.
c) Minat {Interest)
Minat secara sederhana, diartikan sebagai kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktifitas belajar.
d) Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Syah, 2003).
e) Bakat {Aptitude)
Menurut Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki siswa untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. 2. Faktor-Faktor Eksogen/Eksternal
a. Lingkungan Sosial
1) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan teman-teman sekelas.
2) Lingkungan sosial masyarakat, lingkungan tempat tinggal.
3) Lingkungan sosial keluarga, ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktifitas belajar siswa.
b. Lingkungan Non sosial
1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang.
2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan
dua macam:
i. Hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga.
ii. Software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabus.
3) Faktor mated pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi
perkembangan siswa.

E. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa (Suyitno, 2004: 1).

Artikel Terkait

Previous
Next Post »