SKRIPSI ANALISIS MODEL KEPEMIMPINAN ISLAMI

Thursday, January 07, 2016

(KODE : 0002-MANAJEMEN) : SKRIPSI ANALISIS MODEL KEPEMIMPINAN ISLAMI


BAB II 
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh saudara Mardin Idris dengan judul Pengaruh Karakteristik Kepemimpinan Islami Dalam Membentuk Perilaku Belajar Tim Pada Bank Syariah (studi kasus pada BMT-BMT di DIY) pada tahun 2006. Penelitian ini memiliki tujuan dasar untuk mengetahui pengaruh dari karakteristik kepemimpinan Islami untuk perilaku belajar tim yang berada pada bank syariah umumnya dan BMT pada khususnya.
Ada beberapa karakteristik kepemimpinan Islami yang ada dalam penelitian ini yaitu mencontoh Nabi Muhammad SAW yang mana terdapat nilai-nilai dasarnya (kepercayaan, cerdas, konsekuensi, kejujuran dan komunikasi yang baik). Hasil dari penelitian ini adalah 1. dampak dari kepemimpinan islam umumnya dengan rata-rata lebih dari 20% untuk menambahkan proses belajar tim. 2. hal-hal yang mempengaruhi kepemimpinan islami terdiri dari a. pertanggungjawaban 19,78% b. profesionalitas 20,06% c. konsisten 19,69% dan kepercayaan 19,60% dan e. kepuasan konsumen 20,78%.
1. Madrin Idris (2006) Pengaruh Karakteristik  Ke pemimpi nan Islami Dal am Membentuk Perilaku Belajar Tim Pada Bank Syariah (studi kasus pada BMT-BMT di DIY) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari karakteristik kepemimpinan islami untuk perilaku belajar tim yang berada pada bank syariah umumnya dan BMT pada khususnya. Metode penelitian Kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah 1. dampak dari kepemimpinan islam umumnya dengan rata-rata lebih dari 20% untuk menambahkan proses belajar tim. 2. hal-hal yang mempengaruhi kepemimpinan islami terdiri dari pertanggungj awa ban 19,78%, profesionalitas 20,06%,konsisten 19,69%, kepercayaan 19,60%, dan kepuasan konsumen 20,78%.
2 Maulidyah Amalina Rizqi (2010) Analisis Model Kepemimpi nan Islami Pada CV. Dharma Utama-Batu Tujuan dasar dari penelitian ini Untuk mengetahui konsep Model Kepemimpinan Islami dan untuk mengetahui Apakah kepemimpinan pada CV. Dharma Utama dilakukan sudah sesuai dengan konsep Model Metode Penelitian Kualitatif Penelitian sedang dilakukan Kepemimpinan Islami

2.1. KajianTeoritis
2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Islami
Kepemimpinan adalah sebuah keharusan agar kehidupan sebuah organisasi atau organisasi agar lebih terarah. Kepemimpinan yang Islami yang berdasarkan moral punya harapan untuk dapat mengarahkan seorang pemimpin. Pemimpin harus memiliki karakter yang bermoral melalui peningkatan keyakinan kepada tuhan sehingga melahirkan empat kekuatan spiritual yang berupa iman, islam, taqwa dan ihsan. Keempat karakter tersebut dapat diukur dengan lima parameter kunci berupa perilaku Islami yang menyangkut tentang keadilan, amanah, kebajikan, berusaha meningkatkan diri dan menepati janji (Beekun, 1999). Nilai spiritual yang menyangkut iman, Islam, taqwa dan ihsan merupakan bagian dimensi kinerja bagi kepemimpinan Islami.
Imamlah atau kepemimpinan Islam adalah konsep yang tercantum dalam al-Qur'an dan as-Sunnah, yang meliputi kehidupan manusia dari pribadi, berdua, keluarga bahkan sampai umat manusia atau kelompok. Konsep ini mencakup baik cara-cara memimpin maupun dipimpin demi terlaksananya ajaran Islam untuk menjamin kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat sebagai tujuannya.
Menurut Moedjiono (2002:11) perbedaan kepemimpinan dalam Islam yang dikemukakan oleh para teoritis kepemimpinan adalah bahwa kepemimpinan dalam Islam adalah dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi. Selain itu juga landasan dalam menjalankan kepemimpinan dalam Islam harus berdasarkan Al-Qur'an dan Al-Hadits.
Menurut Tanjung (2002:11) menyatakan bahwa kepemimpinan dalam Islam pada hakekatnya adalah berkhidmat atau menjadi pelayan umat. Kepemimpinan yang asalnya adalah hak Allah diberikan kepada manusia sebagai khalifah di bumi. Juga bukan karena Ridha Nya, tak ada seorangpun yang mendapatkan amanah kepemimpinan, baik kecil maupun besar. Oleh karena itu setiap amanah kepemimpinan harus dipertanggungjawabkan dihadapkan Allah nantinya.
Kepemimpinan Islam, sudah merupakan fitrah bagi setiap manusia yang sekaligus memotivasi kepemimpinan yang Islami. Manusia di amanah i Allah untuk menjadi khalifah Allah (wakil Allah) di muka bumi yang bertugas merealisasikan misi sucinya sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta. Sekaligus sebagai abdullah (hamba Allah) yang senantiasa patuh dan terpanggil untuk mengabdikan segenap dedikasinya di jalan Allah seperti firman Allah yang berbunyi:
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mencucikan Engkau?" Tuhan berflrman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(Q.S.a\-Baqarah:30).
Sabda Rasulullah "setiap kamu adalah pemimpin dan tiap-tiap pemimpin dimintai bertanggung jawabannya". Manusia yang diberi amanah dapat memelihara amanah tersebut dan Allah telah melengkapi manusia dengan kemampuan konsepsional atau potensi (fitrah). serta kehendak bebas untuk menggunakan dan memaksimalkan potensi yang dimilikinya.
dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lain berfirman: "Sebutkan lah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang 6e«ar/YQ.S.al-Baqarah:31).
Konsep amanah yang diberikan kepada manusia sebagai khalifah fil ardli menempati posisi sentral dalam kepemimpinan Islam. Logis lah bila konsep amanah kekhalifahan yang diberikan kepada manusia menuntut ter jalinannya hubungan atau interaksi yang sebaik-baiknya antara manusia dengan pemberi amanah (Allah), yaitu:
1) Mengerjakan semua perintah Allah.
2) Menjauhi semua larangan-Nya.
3) Ridha [ikhlas] menerima semua hukum-hukum atau ketentuan-Nya.
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu Karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas " (Ali-Imran: 112).
Selain hubungan dengan pemberi amanah (Allah), juga membangun hubungan baik dengan sesama manusia serta lingkungan yang diamanatkan kepadanya. Tuntutannya, diperlukan kemampuan memimpin atau mengatur hubungan vertical manusia dengan Sang Pemberi (Allah) amanah dan interaksi horizontal dengan sesamanya.
Jika kita memperhatikan teori-teori tentang fungsi dan peran seorang pemimpin yang digagas dan dilontarkan oleh pemikir-pemikir dari dunia Barat, maka kita akan hanya menemukan bahwa aspek kepemimpinan itu sebagai sebuah konsep interaksi, relasi, proses otoritas maupun kegiatan mempengaruhi, mengarahkan dan mengkoordinasi secara horizontal semata. Konsep Islam, kepemimpinan sebagai sebuah konsep interaksi, relasi, proses otoritas, kegiatan mempengaruhi, mengarahkan dan mengkoordinasi baik secara horizontal maupun vertikal.
Kemudian, dalam teori-teori manajemen, fungsi pemimpin sebagai perencana dan pengambil keputusan {planning and decision maker), pengorganisasian (organization), kepemimpinan dan motivasi (leading and motivation), pengawasan (controlling) dan Iain-lain (Aunur Rahim,dk.,2001:3-4). Uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa, Kepemimpinan Islam (Islamic Leadership) adalah suatu proses atau kemampuan orang lain untuk mengarahkan dan memotivasi tingkah laku orang lain, serta ada usaha kerja sama sesuai dengan al-Qur'an dan Hadis untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »