SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT KEBISINGAN DAN KELUHAN SUBJEKTIF (NON AUDITORY) PADA OPERATOR SPBU

Tuesday, January 26, 2016
(0010-FKM) SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT KEBISINGAN DAN KELUHAN SUBJEKTIF (NON AUDITORY) PADA OPERATOR SPBU


BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bunyi
2.1.1 Pengertian Bunyi
Bunyi adalah perubahan tekanan yang dapat dideteksi oleh telinga atau kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium, medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat atau gas.
Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitude atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responnya. Suara diatas 20 kHz disebut ultrasonic dan dibawah 20 Hz disebut infrasonik.
Tolak ukur yang dapat diterima oleh seseorang dalam mendengar suatu sumber adalah dari segi kenyaringan, tingginya, dan nada suara yang dipancarkan. Tolak ukur ini menyatakan mutu sensorial dari suara. Sebagai ukuran fisik dari "kenyaringan", ada amplitudo dan tingkat tekanan suara. Untuk "tingginya" suara adalah frekuensi. Tentang nada, ada sejumlah besar ukuran fisik, kecenderungan pada masa sekarang adalah menggabungkan beberapa sifat dari suara, termasuk tingginya, nyaringnya dan distribusi spektral sebagai "nada". Hal-hal yang menentukan kualitas bunyi adalah: 1. Frekuensi
Suatu gelombang suara memancar dengan kecepatan suara dengan gerakan seperti gelombang. Jarak antara dua titik geografis (yaitu dua titik di antara mana tekanan suara maksimum dari suatu suara murni dihasilkan) yang dipisahkan hanya oleh satu periode dan yang menunjukkan tekanan suara yang sama dinamakan 'gelombang suara', yang dinyatakan sebagai l(m). Apabila tekanan suara pada titik sembarangan berubah secara periodik, jumlah berapa kali di mana naik-turunnya periodik ini berulang dalam satu detik dinamakan 'frekuensi', yang dinyatakan sebagai f(Hertz/Hz). Suara-suara ber-frekuensi tinggi adalah suara tinggi, dan yang ber-frekuensi rendah adalah suara rendah.
Frekuensi dinyatakan dalam jumlah getaran per detik atau Hertz
(Hz), yaitu jumlah dari gelombang-gelombang suara yang sampai di
telinga setiap detiknya.
Infrasound : Frekuensi < 20 Hz
Sound : Frekuensi 20-20.000 Hz
Ultrasound : Frekuensi > 20.000 Hz
Suara Percakapan : Frekuensi 500-2.000 Hz
2. Intensitas (arus energi persatuan luas), dinyatakan dalam suatu logaritma yang disebut desibel (dB) dengan memperbandingkan dengan kekuatan dasar 0,0002 dyne/cm2 yaitu kekuatan dari bunyi dengan frekuensi 1.000 Hz yang tetap dapat didengar oleh telinga normal.
Decibel (dB) adalah ukuran energi bunyi atau kuantitas yang dipergunakan sebagai unit-unit tingkat tekanan suara berbobot A. Yang dilakukan untuk menyederhanakan plot-plot multiple dan untuk secara kira-kira menye bandingkan kuantitas logaritma dari stimulus untuk stimulus akustik yang diterima telinga manusia dari luar.
Menurut WHO (1995), Bahaya bising dihubungkan dengan beberapa faktor yaitu: pertama, intensitas bunyi yang berbanding langsung dengan logaritma kuadrat tekanan akustik yang dihasilkan getaran dalam rentang pendengaran; kedua, frekuensi (bunyi frekuensi tinggi adalah yang paling berbahaya); ketiga, durasi, yakni lamanya pajanan yang berhubungan dengan jumlah total energi yang mencapai telinga dalam; dan keempat, sifat bunyi yang mengacu pada distribusi energi bunyi terhadap waktu (stabil, berfluktuasi, intermittent) bising
impulsif (satu atau lebih lonjakan energi bunyi dengan durasi kurang dari 1 detik) sangat berbahaya.
Suara menjadi sebuah fenomena fisik udara yang berupa variasi tekanan udara secara terus menerus, cepat meninggi dan merendah dalam tekanan atmosfir yang normal, serta dirambat kan (bergerak) yang disebabkan oleh obyek yang bergetar. Getaran udara tersebut merambat melalui perantara berbentuk padat, cair, maupun udara dan ketika sampai pada telinga akan memberi makna sensasi tertentu pada pendengar (Achmadi, 1993).
2.2 Kebisingan
2.2.1 Pengertian kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (KepMenLH No.48 Tahun 1996) atau semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (KepMenNaker No.51 Tahun 1999). Kebisingan juga dapat diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik dan sebagainya atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup (JIS Z 8106,IEC60050-801 kosakata elektro-teknik Internasional Bab 801:Akustikal dan elektroakustikal).
Kebisingan merupakan salah satu bahaya (hazard) yang termasuk dalam bahaya/ resiko lingkungan. Sedangkan bahaya sendiri merupakan aktifitas, situasi, kondisi, kejadian, gejala, proses, material, dan segala sesuatu yang ada di tempat kerja/ berhubungan dengan pekerjaan yang menjadi/ berpotensi menjadi sumber kecelakaan/ cedera/ penyakit/ dan kematian
2.2.2 Karakteristik Kebisingan
Kebisingan menurut karakteristiknya dapat dibagi menjadi:
1. Jumlah kebisingan
Semua kebisingan yang terjadi di suatu tempat tertentu dan dalam suatu waktu tertentu
2. Kebisingan spesifik
Kebisingan di antara jumlah kebisingan yang dapat dengan jelas dibedakan untuk alasan-alasan akustik. Sering kali sumber kebisingan dapat diidentifikasikan.
3. Kebisingan residual
Kebisingan yang tertinggal sesudah penghapusan seluruh kebisingan spesifik dari jumlah kebisingan di suatu tempat tertentu dan suatu waktu tertentu.
4. Kebisingan latar belakang
Semua kebisingan lainnya ketika memusatkan perhatian pada suatu kebisingan tertentu. Penting untuk membedakan antara kebisingan residual dengan kebisingan latar belakang
2.2.3 Sumber Kebisingan
Sumber bising ialah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga, alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga. Di Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasi kan menjadi 3 macam, yaitu
1. Mesin: Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin
2. Vibrasi
Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat gesekan, benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain.
3. Pergerakan udara, gas dan cairan
Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet, flare boom, dan lain-lain.
4. Kendaraan Bermotor
Kendaraan Bermotor menurut PP no 44 tahun 1993 adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu. Adapun jenis kendaraan yang dapat menjadi sumber bising adalah:
• Sepeda Motor adalah kendaraan bermotor beroda dua, atau tiga tanpa rumah-rumah baik dengan atau tanpa kereta samping.
• Mobil Penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyak-banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
• Bajaj adalah kendaraan umum penumpang yang memiliki potensi sumber bising yang cukup tinggi baik bagi pengendara dan penumpang maupun bagi lingkungan sekitarnya
• Mobil Bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
• Mobil Barang adalah setiap kendaraan bermotor selain dari yang termasuk dalam sepeda motor, mobil penumpang dan mobil bus.
• Kendaraan Khusus adalah kendaraan bermotor selain daripada kendaraan bermotor untuk penumpang dan kendaraan bermotor untuk barang, yang penggunaannya untuk keperluan khusus atau mengangkut barang-barang khusus.
2.2.4 Beberapa faktor penyebab kebisingan
Intensitas didefinisikan sebagai energi suara rata-rata yang ditransmisikan melalui gelombang suara menuju arah perambatan dalam media.
1. Frekuensi
Frekuensi adalah satuan getar yang dihasilkan dalam satuan waktu (detik) dengan satuan Hz. Frekuensi yang dapat didengar manusia 20-20.000 Hz. Frekuensi dibawah 20 Hz disebut Infra Sound sedangkan frekuensi diatas 20.000 Hz disebut Ultra Sound. Suara percakapan manusia mempunyai rentang frekuensi 250 - 4.000 Hz. Umumnya suara percakapan manusia punya frekuensi sekitar 1.000 Hz.
2. Intensitas suara
Intensitas didefinisikan sebagai energi suara rata-rata yang ditransmisikan melalui gelombang suara menuju arah perambatan dalam media.
3. Amplitudo
Amplitudo adalah satuan kuantitas suara yang dihasilkan oleh sumber suara pada arah tertentu.
4. Kecepatan suara
Kecepatan suara adalah suatu kecepatan perpindahan perambatan udara per satuan waktu.
5. Panjang gelombang
Panjang gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh perambatan suara untuk satu siklus.
6. Periode
Periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus amplitudo, satuan periode adalah detik.
7. Oktave band
Oktave band adalah kelompok-kelompok frekuensi tertentu dari suara yang dapat di dengar dengan baik oleh manusia. Distribusi frekuensi-frekuensi puncak suara meliputi Frekuensi : 31,5 Hz - 63 Hz - 125 Hz - 250 Hz - 500 Hz - 1000 Hz - 2 kHz - 4 kHz - 8 kHz - 16 kHz.


Artikel Terkait

Previous
Next Post »