SKRIPSI IMPLEMENTASI PROGRAM DANA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PESERTA (DPKP) DALAM MENINGKATKAN CITRA PT. JAMSOSTEK (PERSERO)

Thursday, June 16, 2016

(KODE : 0023-KOMUNIKASI) : SKRIPSI IMPLEMENTASI PROGRAM DANA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PESERTA (DPKP) DALAM MENINGKATKAN CITRA PT. JAMSOSTEK (PERSERO)


KAJIAN TEORITIS

2.1. Dasar Teori
2.1.1. Masalah Pokok sebagai Masalah Komunikasi
Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicates yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Kata sifatnya communis yang bermakna umum atau bersama-sama. Dengan demikian komunikasi menurut Lexicographer (ahli kamus bahasa), menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan (Fajar, 2009:31).
Sarah Trenholm dan Arthur Jensen (1996:4) (dalam Fajar, 2009:31) mendefinisikan komunikasi adalah suatu proses di mana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui berbagai saluran.
Sedangkan Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid (1981:18) (dalam Fajar, 2009:32) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.
Menurut Harold Lasswell (1960) (dalam Fajar, 2009:32) cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut: Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana?
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan penulis bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan baik secara langsung maupun melalui berbagai saluran sehingga menimbulkan efek dan terjadi saling pengertian yang mendalam.
Kaitan dengan masalah pokok yang diteliti dalam program Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta (DPKP) bahwa dalam pelaksanaan program DPKP terjadi proses komunikasi yang dilakukan oleh PT.Jamsostek (Persero) sebagai komunikator menyampaikan informasi mengenai jenis/bentuk program dari DPKP seperti pemberian pinjaman perumahan dan bantuan di bidang kesehatan, pendidikan/pelatihan dan bantuan keuangan pemutusan hubungan kerja agar dapat mendukung pemenuhan kebutuhan hidup untuk meningkatkan kesejahteraan peserta program Jamsostek sebagai komunikan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai yaitu memperoleh saling pengertian dan citra yang positif dari tenaga kerja yang menjadi peserta Jamsostek. Oleh karena itu, komunikasi memiliki peranan yang penting dalam pelaksanaan program DPKP yang dilakukan PT.Jamsostek (Persero).

2.1.2. Masalah Pokok sebagai Masalah Public Relations
PR adalah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja, direncanakan dan berlangsung secara berkesinambungan untuk membina dan mempertahankan saling pengertian antara suatu organisasi dengan masyarakat (Ruslan : 2001).
Menurut Anggoro (2002 : 45) PR adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dengan teratur.
The Institute of Public Relations mendefinisikan PR adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya (Jefkins, 2003:9).
Dari definisi di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa PR adalah kegiatan yang dilakukan secara terorganisasi guna menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Kaitan dengan masalah dalam penelitian ini merupakan salah satu kegiatan PR yaitu kegiatan Community Relations dimana kegiatan yang dilakukan tersebut merupakan upaya Public Relations dalam membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan publik eksternalnya yaitu tenaga kerja peserta Jamsostek.
PR senantiasa berkenan dengan kegiatan penciptaan, pemahaman melalui pengetahuan. Melalui kegiatan- kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak yakni perubahan yang positif. Dengan demikian kunci sukses seorang PR adalah melalui komunikasi, artinya keberhasilan humas untuk mencapai tujuannya tergantung kepada sejauh mana PR itu dapat menjalin hubungan dengan masyarakatnya, baik khalayak internal maupun eksternal.
Fungsi PR ketika menjalankan tugas dan operasionalnya, baik sebagai komunikator dan mediator maupun organisator, menurut Ruslan (2008:9) adalah sebagai berikut:
1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik eksternal maupun internal.
3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.
4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum.
5. Operasionalisasi dan organisasi PR adalah bagaimana membina hubungan harmonis organisasi dengan publiknya, untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang timbul dari pihak organisasi maupun dari pihak publiknya.
Selain itu, Ruslan (2008:10) menyebutkan ada empat fungsi PR yaitu :
1. Sebagai komunikator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakilinya dengan publiknya.
2. Membina , yakni berupaya membina hubunga yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya.
3. Peranan Back Up Management yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan.
4. Membentuk Corporate , artinya peran PR berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau perusahaan.
Dapat penulis simpulkan bahwa PR memiliki fungsi sebagai penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakilinya dengan publiknya, baik publik internal maupun eksternal sehingga dapat menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan yakni memperoleh citra perusahaan di mata publik.
Secara umum fungsi Public Relations (PR) menurut Harlow (dalam Ruslan, 2010:35) dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
a. PR sebagai metode berkomunikasi (methode of communication)
PR/Humas merupakan rangkaian atau sistem kegiatan (order or system of action), melalui kegiatan komunikasi yang khas kehumasan. Artinya sebagai metode komunikasi, Humas mengandung makna setiap pimpinan dari sebuah organisasi bagaimanapun kecilnya dapat melaksanakan fungsi-fungsi PR.
b. PR sebagai perwujudan (state of being)
State of being yang dimaksud dalam manajemen kehumasan adalah perwujudan suatu kegaiatan komunikasi, yang "dilembagakan" ke dalam bentuk biro, bagian, devisi atau seksi. Artinya terdapat orang yang memimpin atau pejabat Humas suatu kelembagaan tertentu.
Biro Humas PT. Jamsostek (Persero) termasuk kedalam state of being dimana kegiatan komunikasi yang dilakukan biro humas sudah dilembagakan kedalam bentuk biro, bagian, devisi atau seksi dan terdapat pejabat Humas yang memimpin lembaga tersebut.

2.1.3. Masalah Pokok sebagai Masalah Corporate Social Responsibility
Dalam penelitian ini yang penulis teliti adalah kegiatan CSR dalam meningkatkan citra PT. Jamsostek (Persero) melalui Program Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta (DPKP).
Corporate Social Responsibility (CSR) atau juga dikenal dengan sebutan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah kewajiban perusahaan untuk merumuskan kebijakan, mengambil keputusan dan melaksanakan tindakan yang memberikan manfaat kepada masyarakat. (Tunggal, 2008:1).
World Business Council for Sustainable Development mendefinisikan CSR sebagai komitmen berkelanjutan kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan kerja dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan (Iriantara, 2004:49).
Sedangkan menurut Lord Holme dan Ricards Watts (dalam Hardiman, 2006:27) CSR adalah komitmen perusahaan untuk berlaku etis dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi, meningkatkan kualitas hidup pekerja dan keluarga disamping komunitas sekitar dan masyarakat secara keseluruhan.
Dari beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa CSR merupakan komitmen sebuah perusahaan untuk berperilaku etis dan merupakan kewajiban perusahaan untuk memberikan manfaat dalam memperbaiki mutu hidup angkatan kerja beserta keluarga dan masyarakat sekitar. Kaitan dengan masalah dalam penelitian ini bahwa program Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta (DPKP) merupakan komitmen PT. Jamsostek (Persero) untuk berperilaku etis dan berkewajiban kepada peserta Jamsostek dan atau keluarganya dalam meningkatkan kesejahteraan peserta melalui manfaat dari program DPKP seperti pemberian pinjaman dan bantuan di bidang kesehatan, pendidikan/pelatihan dan bantuan keuangan PHK.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »