PTK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MENJEPIT KARTU KATA PADA KELOMPOK B TK

Wednesday, April 13, 2016
PTK (0038)  UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK
MELALUI PERMAINAN MENJEPIT KARTU KATA PADA KELOMPOK B TK



BAB II
KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS


A. Kajian Teori
1. Kemampuan membaca
a. Pengertian kemampuan membaca
Zain dalam Yusdi (2010:10) mengartikan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Kemampuan (ability) merupakan kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang.
Menurut Hartati dalam Susanto (2011:84) membaca pada hakikatnya adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan walaupun dari kegiatan ini terjadi pengenalan huruf-huruf. Membaca dikatakan sebagai kegiatan fisik karena pada saat membaca bagian-bagian tubuh khususnya mata membantu melaksanakan proses membaca. Membaca dikatakan sebagai kegiatan mental karena pada saat membaca bagian-bagian pikiran khususnya persepsi dan ingatan terlibat didalamnya.
Dhieni dkk, (2007:5.5) menyatakan bahwa membaca merupakan keterampilan bahasa tulis yang bersifat reseptif.
Kemampuan membaca termasuk kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai keterampilan. Jadi kegiatan membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi, maknanya serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Sholehudin dkk, (2007:7.10) menegaskan "membaca adalah suatu proses memaknai dan bukan hanya membunyikan kata- kata".
Steinberg dalam Susanto (2008:82) menyatakan bahwa membaca dini adalah membaca yang diajarkan secara terprogram kepada anak prasekolah. Program ini memupukkan perhatian pada perkataan-perkataan utuh, bermakna dalam konteks pribadi anak dan bahan-bahan yang diberikan melalui permainan dan kegiatan yang menarik dan sebagai perantara pembelajaran.
Anak yang menyukai gambar atau huruf sejak awal perkembangannya akan mempunyai keinginan membaca lebih besar karena mereka tahu bahwa membaca membuka pintu baru, membenahi informasi dan menyenangkan (Eliason dalam susanto, 2008:86)
Berdasarkan defmisi diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca adalah kecakapan seseorang dalam memadukan kegiatan fisik dan mental yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi, memaknai serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan, dan kemampuan membaca pada anak dapat dikembangkan secara terprogram dan sedini mungkin melalui permainan sebagai sarana pembelajaran. 

b. Manfaat membaca bagi anak
Kemampuan membaca sangat besar manfaatnya bagi anak. Leonhardt dalam Dhieni (2007:5.5) menyatakan bahwa ada beberapa alasan mengapa perlu menumbuhkan cinta membaca pada anak di antaranya :
1) Anak yang senang membaca akan membaca dengan baik, sebagian besar waktunya digunakan untuk membaca, dengan kebiasaan membaca akan melatih dan terus mengembangkan kemampuan membaca anak sehingga anak yang gemar membaca dalam hari-harinya memiliki kemampuan membaca lebih dibandingkan anak yang tidak suka membaca
2) Anak-anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang lebih tinggi. Mereka akan berbicara, menulis, dan memahami gagasan-gagasan rumit secara lebih baik. Anak yang gemar membaca akan mudah mengeluarkan isi hatinya melalui kemampuan verbal dan anak akan mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
3) Membaca akan memberikan wawasan yang lebih luas dalam segala hal dan membuat belajar lebih mudah. Pengetahuan yang didapat dari membaca akan menjadikan anak sebagai pribadi yang terbuka dan sebagian pelajaran melibatkan membaca sehingga anak yang suka membaca akan jauh lebih mudah menerima pelajaran
4) Kegemaran membaca akan memberikan beragam perspektif kepada anak.
5) Membaca dapat membantu anak-anak untuk memiliki rasa kasih sayang. Membaca akan membantu anak mengendalikan emosi-emosi dalam diri anak seperti: sabar, tekun, sayang, dan lain sebagainya
6) Anak-anak yang gemar membaca dihadapkan pada suatu dunia yang penuh dengan kemungkinan dan kesempatan.
7) Anak-anak yang gemar membaca akan mampu mengembangkan pola berpikir kreatif dalam diri mereka. Anak-anak yang suka membaca akan terinspirasi dari berbagai bacaan dan imajinasi anak akan berkembang.
Hasan (2010:323) menyatakan bahwa kebiasaan membaca yang tumbuh sejak kecil, selain baik untuk perkembangan otak anak, juga membuat anak bisa lebih berpikir rasional dan lebih mampu mengendalikan diri. Kebiasaan membaca sejak kecil akan memperkaya wawasan anak yang bermuara pada jati diri manusia yang berkualitas. Semakin dini seorang anak belajar membaca, maka akan memupuk kebiasaan dan kecintaan pada kegiatan membaca.
Menurut Marktwain dalam Putra (2008:7) dengan membaca buku bermutu seseorang memiliki keunggulan komparatif dibanding orang yang tidak membaca. Sedangkan alvin toffler mengatakan dimasa yang akan datang orang yang buta huruf bukan semata-mata orang yang tidak dapat membaca, yang paling celaka dia akan menjadi orang yang tidak tahu bagaimana caranya belajar.
Pakar lain yakni David dalam Putra (2008:9-10) mengatakan bahwa membaca adalah kebalikan dari menonton televisi. Buku memang lambat tetapi menarik hati, menginspirasi mengasah otak dan menumbuhkan kreativitas. Membaca memang membutuhkan waktu untuk mencerna, memahami isi bacaan, tetapi itulah yang mampu membuat anak lebih berpikir kreatif dan kritis.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca anak
Anderson dalam Dhieni (2007:5.19) mengemukakan bahwa faktor motivasi, lingkungan, keluarga, dan guru adalah faktor yang sangat berpengaruh pada kemampuan membaca anak usia dini. Motivasi dari dalam diri anak merupakan faktor yang sangat mendasar bagi kemampuan membaca anak kemudian didukung oleh lingkungan terdekat anak yakni keluarga sebagai pendidik informal bagi anak serta lingkungan sekitar anak seperti teman, masyarakat dan sekolah. Pendapat senada dikemukakan oleh Tampubolon (2007:5.19) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca dan menulis terbagi atas dua bagian yaitu faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen adalah faktor-faktor perkembangan baik bersifat biologis maupun psikologis, dan linguistik yang timbul dari diri anak, sedangkan eksogen adalah faktor lingkungan. Kedua faktor ini saling terkait, dengan kata lain bahwa kemampuan membaca dan menulis dipengaruhi secara bersama.
Hasan (2010:122) menyatakan bahwa keseimbangan yang lebih baik antara dua belahan otak dapat meningkatkan rasa aman, harmonis, membantu kemampuan membaca dan mengerti, serta meningkatkan daya konsentrasi dan fokus. Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pada anak adalah keseimbangan perkembangan biologis maupun psikologis anak, motivasi dari dalam diri anak, keluarga,dan lingkungan. 

d. Tanda-tanda kesiapan membaca pada anak usia dini
Susanto (2008:84) menyatakan untuk dapat membaca dengan baik maka perlu disertai dengan kesiapan membaca
antara lain :
1) Rasa ingin tahu tentang benda di dalam lingkungan, manusia, proses dan sebagainya. Rasa ingin tahu yang tinggi tentang benda-benda di lingkungan sekitar biasanya ditunjukkan dengan sikap kritis anak baik melalui pertanyaan-pertanyaan mengenai benda ataupun proses terjadinya sesuatu, tindakan-tindakan seperti memegang, merasakan dan lain sebagainya demi menemukan jawaban dari rasa keingintahuan anak.
2) Mampu menerjemahkan atau membaca gambar dengan
mengidentifikasi dan menggambarkannya.
Melalui gambar anak mulai mampu menceritakan sesuatu tentang gambar tersebut dan imajinasi anak mulai berkembang
3) Menyeluruh dalam pembelajaran
Anak mulai mampu mengikuti pembelajaran secara menyeluruh baik fisik maupun mental, anak terlibat aktif dalam setiap kegiatan, dan mengalami perkembangan yang baik pada semua aspek perkembangan
4) Melalui kemampuan berkomunikasi dengan bahasa percakapan khususnya dalam kalimat
5) Memiliki kemampuan dalam membedakan persamaan dan perbedaan dalam suara secara cukup baik untuk mencocokkan suara dengan yang lainnya
6) Keinginan untuk belajar membaca Kemauan untuk belajar membaca timbul dari dari dalam diri anak
7) Memiliki kematangan emosional yang cukup untuk dapat konsentrasi dan terus menerus dalam suatu tugas Konsentrasi anak mulai meningkat sehingga siap untuk menerima stimulasi yang lebih membutuhkan konsentrasi yang tinggi
8) Memiliki percaya diri dan stabilitas emosi
Anak yang memiliki percaya diri dan stabilitas emosi akan siap menerima pembelajaran membaca dalam suasana kebersamaan dengan teman-teman.
Menurut Dhieni (2007:5.17) tanda-tanda kesiapan anak sudah dapat diajarkan membaca diantaranya:
1) anak sudah memahami bahasa lisan
2) anak sudah dapat mengucapkan kata-kata dengan jelas
3) anak sudah dapat mengingat kata-kata
4) anak sudah dapat menguj arkan bunyi huruf
5) anak sudah menunjukkan minat membaca
6) anak sudah dapat membedakan bunyi dan objek-objek dengan baik

e. Tahap perkembangan membaca anak usia dini
Tahap perkembangan membaca anak usia dini menurut Steiberg dalam Susanto (2011:90) antara lain :
1) Tahap kesadaran terhadap tulisan
Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku dan menyadari bahwa buku itu penting, melihat dan membolak balikkan buku dan terkadang suka membawa buku kesukaan
2) Tahap membaca gambar
Anak TK sudah dapat memandang dirinya sebagai pembaca, dan mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, memberi makna gambar, menggunakan bahasa buku walaupun tidak cocok dengan tulisan. Anak menyadari bahwa buku memiliki karakteristik khusus seperti judul, halaman, humf, kata dan kalimat serta tanda baca. Anak sudah menyadari bahwa buku terdiri dari bagian depan,tengah dan bagian akhir.
3) Tahap pengenalan bacaan
Pada tahap ini anak TK telah dapat menggunakan tiga si stem bahasa yakni bunyi huruf, arti kata, dan aturan kata atau kalimat secara bersama-sama. Anak dapat membunyikan huruf dengan jelas, menggunakan kata yang tidak mempunyai makna ganda dan mengaplikasikan dalam kalimat yang baik. Anak sudah tertarik pada bahan bacaan dan mulai mengingat kembali cetakan huruf dan konteksnya.
4) Tahap membaca lancar
Pada tahap ini anak sudah dapat membaca lancar berbagai jenis buku yang berbeda dan bahan-bahan yang langsung berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Anak membaca tanpa mengeja atau memenggal kata
Menurut Cochrane dalam Dhinie (2007:5.13) perkembangan dasar kemampuan membaca pada anak usia (4-6 tahun) berlangsung dalam lima tahap yakni: tahap fantasi (magical stage), tahap pembentukan konsep diri (self concept stage), tahap membaca gambar (brigging reading stage), tahap pengenalan bacaan (sake-off reader stage), tahap membaca lancar (independent reader stage).

Artikel Terkait

Previous
Next Post »