PTKPENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN TEMA CITA CITAKU MUATAN IPA MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL

Tuesday, April 12, 2016
PTK (0032)  PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN TEMA CITA CITAKU MUATAN IPA MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL



BAB II 
KAJIAN PUSTAKA


2.1 KAJIAN TEORI
2.1.1 Belajar
Belajar menurut pandangan Skiner (dalam Wisudawati dan Sulistyowati, 2013:31) adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yag berlangsung secara progresif. Belajar dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar maka responnya baik dan sebaliknya. Jadi belajar merupakan perubahan peluang terjadinya respon. Menurut Djamarah dan Zain (2010:1) belajar adalah suatu kegiatan yang besifat edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan belajar.
Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada pencapaian tujuan pada proses berbuat melalui berbagai pengalaman yang diciptakan guru. Menurut Sudjana (Hosnan, 2014 : 8) belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku yaitu guru dan siswa. Dari pengertian-pengertian di atas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa belajar melalui model Problem Based Learning berbantuan media Audio Visual di kelas IV SD adalah perubahan tingkah laku dari yang tidak tahu menjadi tahu yang bersifat edukatif, yang didalamnya terjadi proses perubahan tingkah laku di mana individu tersebut secara aktif menemukan sendiri pengetahuan dengan kemampuan yang dimiliki oleh individu tersebut untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2.1.2 Pembelajaran
Menumt Gagne (Rifa'i, 2011:193) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar, peristiwa belajar in dirancang agar memungkinkan peserta didik memproses informasi nyata dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga terjadi proses komunikasi. Sedangkan menurut Hosnan (2014:18) pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu proses ineraksi komunikasi antara sumber belajar, guru dan siswa. Interaksi komunikasi dilakukan baik secara langsung dalam kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung menggunakan media, dimana sebelumnya telah menentukan model yang akan diterapkan.
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen-komponen yang berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Menurut Djamarah dan Zain (2010: 41-50) komponen-komponen pembelajaran tersebut meliputi:
1) Tujuan
Merupakan cita-cita yang ingin dicapai dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Semua tujuan itu berhubunga antara yang satu dengan yang lainnya.
2) Bahan Pelajaran
Merupakan substansi yang disampaikan dalam proses belajar mengajar. Bahan pelajaran merupakan unsur inti yang ada dalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itu yang akan dikuasai oleh siswa.
3) Kegiatan belaj ar mengaj ar
Merupakan segala sesuatu yang diprogramkan dan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi antara guru, siswa, dan bahan pembelajaran. Guru sebaiknya memperhatikan karakteristik siswa secara personal agar terjadi mastery learning yaitu strategi pembelajaran secara individual.
4) Metode
Merupakan segala sesuatu yang diprogramkan dan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi antara guru, siswa, dan bahan pembelajaran. Guru sebaiknya memperhatikan karakteristik siswa secara personal agar terjadi mastery learning yaitu strategi pembelajaran secara individual.
5) Alat
Merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi dari alat tersebut antara lain meningkatkan kemampuan persepsi, pengertian, transfer, penguatan (reinforcement), dan ingatan.
6) Sumber Belajar
Segala sesuatu yang dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang disebut sumber belajar. Sumber belajar adalah semua hal yang digunakan sebagai tempat di mana informasi/pesan/materi belajar dapat diperoleh. Sumber belajar dapat diperoleh dari segala benda yang berada di sekitar siswa yang belajar. Sumber belajar dapat berupa manusia (humanresources) dan benda lain yang bukan manusia (unhumanresources).
7) Evaluasi
Merupakan tindakan atau proses untuk menilai sesuatu. Evaluasi merupakan kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab-akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.
Dari beberapa pendapat tersebut, peneliti menarik kesimpulan bahwa pembelajaran melalui model Problem Based Learning berbantuan media Audio Visual di kelas IV SD adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha. Pembelajaran merupakan suatu sistem pembelajaran terdapat tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber belajar, dan evaluasi. Semua komponen tersebut saling berkaitan dalam menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran.

2.1.3 Kualitas Pembelajaran
2.1.3.1 Pengertian Kualitas Pembelajaran
Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau keefektifan. Menurut Etzioni (dalam Hanifah Yuniarti, (2013:31), secara definitif efektifitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Efektifitas merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Efektifitas tidak hanya dilihat dari sisi produktivitas, tetapi juga dapat dilihat dari sisi persepsi atu sikap orangnya. Mendengar istilah kualitas, pemikiran tertuju pada benda atau keadaan yang baik.
Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau keefektifan. Menurut Robbins (dalam Ambarsari 2013: 33), efektivitas merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan demikian efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi juga dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya. Efektivitas diartikan dari bagaimana tingkat kepuasan yang dicapai oleh seseorang.
Berdasarkan pendapat - pendapat tentang pengertian kualitas pembelajaran, maka peneliti menyimpulkan bahwa kualitas pembelajaran diartikan sebagai efektivitas pembelajaran, kualitas pembelajaran adalah suatu tingkat keberhasilan untuk pencapaian tujuan seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain yang mecakup dari luar ataupun dari dalam diri seseorang, seperti guru pada kegiatan belajar yang dilakukan untuk menghasilkan prestasi belajar yang berkualitas. Yang dimaksud dengan kualitas focus pada pembelajaran IPA tema Cita-citaku di kelas IV SD yang indikatornya meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan/unjuk kerja. 2.1.3.2 Indikator Kualitas Pembelajaran
Depdiknas (2004:6) mengemukakan indikator pencapaian kualitas pembelajaran terdiri dari: (1) perilaku pembelajaran guru (teacher's behavior); (2) perilaku dan dampak belajar siswa (student's behavior); (3) iklim pembelajaran (learning climate); (4) materi pembelajaran; (5) media pembelajaran; dan (6) sistem pembelajaran. Berikut peneliti uraikan mengenai keenam indikator kualitas pembelajaran: 1) Perilaku pembelajaran guru
Perilaku pembelajaran guru dapat dilihat dari kinerja guru antara lain: (1) membangun persepsi dan sikap positif siswa terhadap pembelajaran; (2) menguasai disiplin ilmu yang berkaitan dengan keluasan dan kedalaman jangkauan substansi dan metodologi keilmuan,serta mampu memilih, menata, mengemas, dan menyajikan materi sesuai kebutuhan siswa; (3) dapat memberikan layanan pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan siswa; (4) menguasai pengelolaan pembelajaran mendidik yang berorientasi pada siswa, tercermin dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan, serta mengevaluasi dan


Artikel Terkait

Previous
Next Post »