PTK PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBANTUAN LKS PADA KOMPETENSI DASAR TEOREMA PHYTAGORAS UNTUK PEMECAHAN MASALAH

Tuesday, April 12, 2016
PTK (0029) PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBANTUAN LKS PADA KOMPETENSI DASAR TEOREMA PHYTAGORAS UNTUK PEMECAHAN MASALAH



BAB II 
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN


A. Landasan Teori 
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu kegiatan mengenal sesuatu. Belajar juga merupakan perubahan tingkah laku dari hasil pengalaman yang diperoleh. Oleh karena itu seseorang dikatakan belajar apabila dalam diri orang
tersebut terjadi proses kegiatan yang mengakibatkan perubahan tangkah laku.
Banyak cendikiawan yang memaparkan kajian tentang pengertian belajar, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. "Belajar merupakan pengalaman yang diperoleh berkat adanya interaksi antara individu dan lingkungannya" (Tabrani Rusyam, 1992 9).
b. "Belajar merupakan salah satu usaha yang berupa kegiatan sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang efektif lama dan tetap" (Herman Hudoyo, 1998 : 10).
c. "Belajar itu suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya" (Slameto, 1995 : 5).
d. "Belajar adalah suatu aktifitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap" (W. S. Wintakel, 1987 : 36)
e. "Belajar dapat didefinisikan sebagai proses yang mennimbulkan atau
merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman" (James O. Whittaker, 1970 : 215).
f. "Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan perilaku
sebagai hasil pengalaman" (Aaron Quinn Sartain dkk, 1958 : 229).
g."Pada dasarnya belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil langsung dari pengalaman dan bukan akibat hubungan-hubungan dalam system syaraf yang dibawa sejak lahir" (Marie J. Moskowitz dan Ogel, 1975 : 104).
i. "Belajar adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang tidak diwariskan secara genetis" (Morris L. Bigge, 1992 : 1).
Dari beberapa teori yang memaparkan tentang difinisi tentang belajar sebagaimana tersebut di atas, di dalamnya terdapat hakekat dari belajar, yaitu perubahan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa pengertian belajar secara umum adalah terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar karena pengalaman. Dan perubahan diri itu bisa terlihat atau tidak, bertahan lama atau tidak, perubahan kearah positif ,atau negative, para ahli mempunyai pendapat yang berbeda. Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar menurut Slameto (2003 : 3) adalah sebagai berikut:
1) Perubahan terjadi secara sadar.
Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu, atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional sebagai hasil
belajar, perubahan yang terjadi pada diri seseorang berlangsung
secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi
akan mengakibatkan perubahan berikutnya. Perubahan itu bersifat
aktif, artinya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan
karena usaha individu Itu sendiri.
3) Perubahan Belajar Bukan Bersifat Sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
4) Perubahan dalam belajar mempunyai tujuan atau arah. ini berarti perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap,
ketrampilan,
pengetahuan, dan sebagainya 5) Perubahan mencakup aspek tingkah laku
Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami
perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, ketrampilan, pengetahuan dan karakter.
2. Pengertian Pembelajaran Secara Umum
Sesuai dengan kaidah pembelajaran, maka pengertian belajar secara umum, yaitu belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik (Max Darsono,2001 : 24).
3. Pengertian Pembelajaran Secara Khusus
Dibedakan atas :
a. Behavioristik.
Pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang
dilnginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus), agar terjadi hubungan antara stimulus dan respon (tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan, dan siap latihan yang berhasil harus diberikan hadiah atau reinforcement (penguatan).
b. Kognitif
Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari. Ini sesuai dengan pengertian belajar menurut aliran kognitif
yang menekankan pada kemampuan kognisi (mengenal) pada individu.
c. Gestalt
Pembelajaran menurut aliran Gestal adalah usakha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga siswa lebih mudah mengkoordinasi (mengatur) menjadi suatu gestalt potensi
mengorganisir yang terdapat dalam diri siswa.
d. Humanistik
Belajar akan membawa perubahan bila orang yang belajar bebas menentukan bahan pelajaran dan cara yang dipakai untuk mempelajarinya. Dengan demikian pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Tentu saja kebebesan yang dimaksud tidak keluar dari kerangka belajar.
Pembelajaran yang bersifat humanistik ini mungkin sukar menerapkannya secara penuh, mengingat kondisi dan budaya yang tidak menunjang. Setidaknya guru yang humanis atau siapapun guru tersebut, dengan konsep humanistik dapat memberikan layanan belajar yang menyenangkan bagi siswa. Sedangkan bahan belajar tetap berasal dari kurikulum yang berlaku. Hanya gaya-gaya mengajarnya yang
penuh tekanan dan ancaman dapat dikurangi bahkan dihilangkan (max Darsono,2001 : 24-25).

B. Hasil Belajar Matematika.
1. Pengertian Hasil Belajar.
Menurut Dimyati (1995), hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guiru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar, dan hasil belajar yang diperoleh siswa, sebagian adalah berkat tindakan guru. Disamping itu suatu pencapaian tujuan pengajaran adalah perbaikan mental siswa.
Hasil belajar adalah hasil interaksi dari beberapa faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar diri individu yang bersangkutan, yang dicapai secara maksimal (Suhito, 1986).
2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.
a. Faktor Dari Dalam diri manusia, dibedakan atas : 1) Kondisi Fisiologi.
Kondisi fisiologi pada umumnya sangat bepengaruih terhadap aktivitas belajar seseorang. Orang yang kondisi jasmaninya segar bugar akan terlihat belajarnya lebih baik dari pada orang yang kondisi tubuhnya sedang kelelahan.
2) Kondisi Psikologi.
Faktor psikologi yang besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar se seorangyaitu :
(a) Kecerdasan.
Kecerdasan seseorang besar pengaruhnya dalam keberhasilan belajar siswa untuk mempelajari suatu program pendidikan.
(b) Bakat.
Bakat adalah kemampuan seseorang yang mempermudah orang tersebut menampilkan atau mengerjakan sesuatu. Maka dalam hubungannya dengan belajar, jika bahan pengajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia belajar dengan senang. Dan untuk seterusnya pastilah ia lebih giat lagi dalam belajar. Hal yang sangat penting adalah mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar di sekolah sesuai dengan bakatnya.
(c) Minat.
Bila seseorang mempelajari sesuatu dengan penuh minat maka dapat diharapkan hasilnya akan lebih baik, sebaliknya kalau


Artikel Terkait

Previous
Next Post »