Dalam mendefinisikan kualitas produk, ada beberapa tokoh dalam manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) yang saling berbeda pendapat, tetapi maksudnya sama. Diantara beberapa definisi tersebut dikemukakan oleh M. N. Nasution32, yakni:
1. Menurut Crosby, kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai yang diisyaratkan atau distandarkan. Artinya suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah
ditentukan. Standar kualitas meliputi bahan baku, proses produksi dan produksi jadi.
2. Menurut Feigenbaum, kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full costumer satisfaction). Artinya suatu produk dikatakan berkualitas apabila dapat memberi kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk.
3. Menurut Garvin, kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia atau tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen. Selera atau harapan konsumen pada suatu produk selalu berubah sehingga kualitas produk juga harus berubah atau disesuaikan. Dengan perubahan kualitas produk tersebut, diperlukan perubahan atau peningkatan keterampilan tenaga kerja, perubahan proses produksi dan tugas, serta perubahan lingkungan perusahaan agar produk dapat memenuhi atau melebihi harapan konsumen.
Selain itu Dorothea juga mengemukakan beberapa pendapat para ahli mengenai mutu (Kualitas), yakni33:
Juran (1962) "kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya". Deming (1982) "kualitas harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang dan dimasa mendatang. Scherkenbach (!991) "kualitas ditentukan oleh pelanggan; pelanggan menginginkan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan harapannya pada suatu tingkat harga tertentu yang menunjukkan nilai produk tersebut. Elliot (1993) " Kualitas adalah suatu yang berbeda untuk, untuk orang yang berbeda dan tergantung pada waktu dan tempat, atau dikatakan sesuai dengan tujuan. Goetch dan Davis (1995) Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, orang, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan. Perbendaharaan istilah ISO 8402 dan dari Standar Nasional Indonesia (SNI 19-8402-1991) Kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas, maupun tersamar. Istilah kebutuhan diartikan sebagai spesifikasi yang tercantum dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang harus di definisikan terlebih dahulu.
Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana34 beberapa pendapat para mengenai mutu dari beberapa sudut pandang, misalnya:
a. Performance to the standard expected by customer
b. Meeting the customers needs the first time and every time
c. Providing our customer's with products and services that consistently meet their needs and expectations
d. Doing the right thing right the first time, always striving for improvement, and always satisfying the customer
e. A pragmatic sistem of continual improvement, a way to successfully organize man and machine
f. The meaning of excellence
Menurut Suyadi Prawirosentono definisi mutu ditinjau dari produsen adalah36 keadaan fisik, fungsi dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah di keluarkan."
Harvey dan Green dalam Robertshaw (1993) sebagaimana dikutip Muhaimin37 bahwa mutu dikelompokkan dalam lima dimensi yakni:
1. Mutu sebagai hal yang luar biasa: mutu jenis ini jarang dipakai untuk menunjukkan visi atau misi perguruan tinggi karena terlalu berat menanggungnya. Mutu ini biasanya digunakan untuk menghargai seseorang perilakunya pada masa yang lalu.
2. Mutu sebagai kesempurnaan dan konsistensi: perkataan center of excellence menunjukkan mutu jenis ini. Kriteria yang digunakan disini adalah kriteria yang "sempurna". Mutu dalam dimensi ini digunakan oleh lembaga pendidikan dimasa lalu dan ada yang diteruskan hingga sekarang, lembaga pendidikan mendambakan mutu jenis ini karena hanya mutu jenis ini yang dianggap layak untuk diraih. Syarat tambahannya adalah bahwa mutu ini harus secara konsisten
dipertahankan.
3. Mutu sebagai kecocokan dengan tujuan: mutu ini diukur dari tujuan lembaganya. Misalnya bila suatu perguruan tinggi mengatakan bahwa ia ingin menjadi research university, maka ia tidak menunjukkan
mutunya jika perguruan tinggi tersebut tidak menghasilkan penelitian yang berkaliber internasional atau penemuan-penemuan yang dapat dipatenkan.
4. Mutu sebagai hasil-sesuai-biaya (value for money): mutu dapat pula ditentukan oleh biaya yang dikeluarkan untuk membuat produknya.
Bila biaya sedikit, tetapi bermanfaat, produk tersebut dapat disebut bermutu, meskipun dalam banyak hal kalah dengan produk lain yang serupa tetapi harganya berlipat ganda.
5. Mutu sebagai transformasi: transformasi atau perubahan merujuk pada produk sebelumnya. Bila produk sekarang lebih baik dari produk yang lalu, meskipun dalam perbandingan dengan produk lembaga lain yang sudah terkenal masih kalah, maka produk itu dapat dianggap
mempunyai mutu.
Menurut Suyadi Prawirosentono ada enam dimensi mutu produk, yakni:38 pertama, Kinerja (performance) yakni Sifat kinerja suatu produk sering pula di sebut dengan karakteristik struktural (structural characteristic). Kedua, Keistimewaan (Types of Features). Produk bermutu yang memiliki keistimewaan khusus sebanding dengan produk lain. Ketiga, Kepercayaan dan waktu (Reability and Durability), Produk yang bermutu baik adalah produk yang mempunyai kinerja yang konsisten baik dalam batas-batas perawatan normal. Keempat, Mudah Dirawat dan Diperbaiki (Maintability and Serviceability), Produk bermutu baik harus pula memenuhi kemudahan untuk diperbaiki atau dirawat. Kelima, sifat khas (Semsory Characteristic), Dimensi ini memberikan citra tersendiri pada mutu produk tersebut. Keenam, Penampilan dan citra etis, Persepsi konsumen atas suatu produk
Meskipun tidak ada definisi mutu yang dapat diterima secara umum, tetapi Rinda Hedwig dan Gerardus Polla39 mengemukakan bahwa semua definisi tentang mutu memiliki kesamaan, yaitu:
a. Mutu meliputi us aha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan (dalam
hal ini stakeholder)
b. Mutu mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan
c. Mutu merupakan suatu kondisi yang selalu berubah (misalnya sesuatu yang dianggap bermutu saat ini mungkin akan dianggap kurang bermutu pada masa yang mendatang)
Berangkat dari beberapa definisi tersebut, maka dapat diketahui bahwa hal mendasar dalam mendefinisikan kualitas menurut Stephen Murgatroyd and Colin Morgan adalah quality assurance, contract conformance and costumer driven .
B. Manajemen Mutu Terpadu
B. 1 Pengertian Manajemen Mutu Terpadu
Arah baru kebijakan pendidikan saat ini adalah berorientasi pada mutu. Orientasi terhadap mutu ini pada dasarnya merupakan adopsi dari dunia bisnis. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Paul Nugraha41 bahwa Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management/TQM) atau Continous Quality Improvement (CQI) diterapkan dalam dunia bisnis dan industri untuk pengembangan kualitas. Meski demikian konsep ini penting pula diterapkan dalam dunia pendidikan karena inti dari pendidikan adalah proses belajar dan mengajar, serta meningkatkan elemen penting dalam lingkungan belajar. Ia menambahkan bahwa jika inti dari pendidikan adalah belajar dan mengajar, maka ada banyak aspek misalnya administrasi hanya penunjang proses tersebut dikelas.
Hal ini dikarenakan antara pendidikan dan bisnis memiliki beberapa kesamaan yakni keduanya adalah organisasi pelayanan jasa yang masing-masing mempunyai pelanggan. Sedangkan mutu ditentukan oleh pelanggan, oleh karena itu mutu merupakan agenda utama dan meningkatkan mutu adalah tugas utama. Jika dalam dunia bisnis keuntungan yang besar diperoleh perusahaan jika ia mampu memahami kebutuhan pelanggan mereka. 42 Dalam pendidikan, jika suatu lembaga pendidikan telah mampu memenuhi kebutuhan pelanggannya, maka akan berdampak pada kelangsungan hidup bagi lulusan sekaligus lembaga pendidikan tersebut.
Prinsip TQM yang berasal dari dunia bisnis dapat diterapkan dalam dunia pendidikan hal ini disebabkan pendidikan dan bisnis memiliki beberapa kesamaan yakni keduanya adalah organisasi pelayanan jasa yang