PTK-PENINGKATAN KETERAMPILAN PIDATO PERSUASI DENGAN MEDIA BARANG PRODUK SISWA KELAS XII

Sunday, February 21, 2016
PTK-(0002) PENINGKATAN KETERAMPILAN PIDATO PERSUASI DENGAN MEDIA BARANG PRODUK SISWA KELAS XII

BAB II 
KAJIAN TEORI

A. Keterampilan Berpidato
Keterampilan berpidato adalah salah satu keterampilan produktif dalam keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berpidato dibutuhkan masyarakat untuk dipelajari dan dipraktikkan dalam rangka menyampaikan suatu gagasan yang menyangkut kepentingan orang banyak, yakni masyarakat pada umumnya. Penelitian ini memerlukan beberapa teori pendukung, diantaranya teori pidato persuasi yang mencakup pengertian, tujuan, dan faktor penunjang keefektivan berpidato persuasi. Untuk membahas penelitian ini, akan dipaparkan pula hakikat, bentuk, dan jenis pidato yang dimaksudkan dalam penelitian; serta media pembelajaran berupa media barang produk.
1. Pidato
Pada hakikatnya pidato termasuk seni monologika dalam keterampilan berbicara (Keraf, 1988: 314). Monologika hadir pada zaman retorika modern. Dalam ilmu retorika modern, monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog. Dalam monologika hanya satu orang yang berbicara kepada sekelompok orang. Bentuk utama monologika adalah pidato.
Komunikasi dalam berpidato lebih bersifat satu arah, sebab hanya satu orang yang berbicara, sedangkan yang lain mendengar (Hendrikus, 1990: 48). Lain halnya dengan pendapat Rakhmat (2009: 78) yang menyatakan pidato adalah komunikasi tatap muka, yang bersifat dua arah, yakni pembicara harus memperhatikan lawan bicaranya, walaupun pembicara lebih banyak mendominasi pembicaraan, ia hams "mendengarkan pesan-pesan yang disampaikan pendengarnya" (baik berupa kata-kata atau bukan kata-kata).
Dalam KBBI, defmisi pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak dengan wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak. Proses pembelajaran berbicara akan menjadi mudah jika perserta didik terlibat aktif berkomunikasi. Agar dapat berpidato dengan baik ada beberapa faktor yang hams diperhatikan, (Maidar dan Mukti, 1988: 54) antara lain:
(1) Mempunyai tekad dan keyakinan bahwa pembicara mampu meyakinkan orang lain. Dengan tekad yang bulat akan tumbuh keberanian dan sikap percaya diri sehingga ia tidak akan ragu mengucapkan pidatonya;
(2) Memiliki pengetahuan yang luas, sehingga pembicara dapat menguasai materi dengan baik, maka pembicara sebaiknya banyak membaca dan mendengarkan pembicaraan yang baik;
(3) Memiliki perbendaharaan kata yang cukup, sehingga pembicara mampu mengungkapkan pidato dengan lancar dan meyakinkan;
(4) Melakukan latihan yang intensif. Berpidato memerlukan latihan, apalagi di hadapan massa. Persiapan yang matang dan latihan yang intensif akan sangat membantu kelancaran berpidato. Hakikat pidato adalah keterampilan berbicara di depan massa dalam komunikasi searah dan pengungkapan gagasannya disampaikan dengan persiapan yang matang meliputi penguasaan materi dan kesiapan mental.
2. Jenis-jenis Pidato
Jenis-jenis pidato menurut Tarigan (2008: 30-38) dibagi atas kepentingan, maksud dan tujuannya. Jenis pidato dikategorikan menjadi empat macam, yakni berbicara untuk melaporkan, berbicara secara kekeluargaan, berbicara untuk meyakinkan, dan berbicara untuk merundingkan. Adapun pengertian jenis pidato berdasarkan tujuannya adalah sebagai berikut.
a. Berbicara untuk melaporkan dan memberikan informasi {informative speaking) dilaksanakan jika seseorang berkeinginan untuk memberi atau menanamkan pengetahuan, menjelaskan suatu proses, dan menginterpretasikan atau menafsirkan suatu persetujuan atau pun menguraikan suatu tulisan.
b. Berbicara secara kekeluargaan atau persahabatan ditekankan pada kondisi dan suasana acara yang cenderung menghibur, beramah-tamah dengan handai taulan. Pembicara menciptakan suatu suasana keriangan dengan cara
menggembirakan anggota kelompok tersebut, seperti pidato selamat datang, acara perpisahan, hari ulang tahun, dan lain sebagainya.
c. Berbicara untuk meyakinkan bertujuan untuk mengajak, meyakinkan dan mempengaruhi pendengar melalui tindakan atau aksi (persuasive speaking).
d. Berbicara untuk merundingkan {deliberative speaking) pada dasarnya bertujuan untuk membuat sejumlah keputusan dan rencana, contohnya dalam suatu pemeriksaan, pengadilan mencoba menentukan seseorang itu bersalah atau tidak terhadap tindakannya di masa lalu.
3. Pidato Persuasi

a. Pengertian Pidato Persuasi
Pidato persuasi adalah suatu keterampilan yang berhubungan dengan daya tarik, menawarkan, dan mempengaruhi seseorang yang sangat diperlukan dalam dunia kerja, baik dalam berbisnis maupun pendidikan (Rakhmat, 2009: 14). Schwab and Betty (via Tarigan, (1991: 36) agen asuransi perwakilan Newyork menyarankan ketujuh cara berikut ini untuk memperoleh aksi melalui daya tarik dasar (bassic appeals):
(l)Ajukanlah suatu penawaran; tawarkanlah suatu "daya cantel atau daya pikat"; tawarkanlah brosur, percobaan bebas, premi (hadiah), harga perdana, dan Iain-lain.
(2)Batasi waktu; batasi waktu untuk penawaran, untuk memperlihatkan kebonafidan, menunjukkan bahwa anda dapat dipercaya.
(3)Persediaan terbatas; kalau pilihan atau persediaan terbatas, tekankanlah kenyataan ini.
(4)Jaminan atau garansi; kalau hasil itu dijamin atau diberi garansi, jelaskan bahwa asuransi ini memberi jaminan atas sebab-sebab keterlambatan atau kemacetan.
(5)Harga meningkat terus; kalau harga akan dinaikkan, tekankanlah kenyataan itu, berikanlah waktu atau tanggal tertentu kalau mungkin.
(6)Penurunan harga; memang demikian, katakanlah begitu; jelaskan perlunya keinginan mengambil keuntungan atau manfaat dari situ segera.
(7)Keuntungan atau kerugian; beri penekananan serta penjelasan, keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh para pendengar, segera kalau mereka membeli barang tersebut, atau kerugian apa yang diderita kalau mereka tidak memilikinnya dalam kehidupan sehari-hari. (Powers dalam Tarigan, 1951: 214).
Woolbert (via Rakhmat, 2009: 81) mengatakan bahwa logika adalah dasar utama persuasi. Pendapat lain dikatakan Brigance (via Rakhmat, 2009: 92), pidato persuasi menekankan faktor keinginan (desire) sebagai dasar persuasi. Dia juga mengungkapkan persuasi memiliki empat unsur: (1) rebut perhatian pendengar, (2) usahakan pendengar untuk mempercayai kemampuan dan karakter anda, (3) dasarkanlah pemikiran pada keinginan, dan (4) kembangkan setiap gagasan sesuai dengan sikap pendengar. Ernest dan Bormann (1981: 239-261) pun berpendapat, persuasi menghasilkan perubahan perilaku, sikap dan keyakinan, contohnya memperoleh teman, kerjasama, menjual produk, atau sebuah gagasan. Persuasi (daya pengaruh) sebagai komunikasi untuk mempengaruhi seseorang dalam memilih satu pilihan yang sama dengan kemauan yang mempersuasifkan. Pidato persuasi mengonsentrasikan pada gaya untuk menampilkan pesan dalam pembicaraan publik.
Definisi pidato persuasi dapat disimpulkan sebagai keterampilan berpidato yang bertujuan untuk mempengaruhi dan meyakinkan massa dengan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan dan gaya penyampaian yang menarik hingga mampu membuat massa percaya pada gagasan yang disampaikan pembicara.
b. Faktor-faktor Penunjang Keefektivan Berpidato Persuasi
Pembicara yang baik adalah pembicara yang dapat menyampaikan informasi dengan efektif kepada pendengar. Pembicara sebaiknya memahami isi pembicaraannya dan dapat mengevaluasi efek komunikasinya terhadap pendengar. Selain itu, pembicara yang baik adalah pembicara yang dapat memperlihatkan keberanian, kegairahan, berbicara jelas, dan tepat.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan pembicara untuk berpidato. Menurut Arsjad dan Mukti (1988: 17-22), ada dua faktor yang dapat mempengaruhi keefektivan berbicara (termasuk pidato persuasi), yaitu faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan. Faktor kebahasaan meliputi: (a) ketepatan ucapan dan struktur kalimat; (b) penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai; dan (c) pilihan kata (diksi). Selain faktor kebahasaan, ada juga faktor nonkebahasaan yang meliputi: (a) sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku;

Artikel Terkait

Previous
Next Post »