PTK-PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB PADA SISWA KELAS V

Sunday, February 21, 2016
PTK-(0007) PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB PADA SISWA KELAS V


BAB 2 
LANDASAN TEORI


2.1 Kajian Pustaka
Penelitian tentang kosakata merupakan penelitian yang menarik dan penting. Hal ini dapat dibuktikan dari kenyataan bahwa kosakata memegang peranan penting dalam kegiatan berbahasa, dapat dijadikan salah satu bukti bahwa kosakata merupakan lahan yang menarik bagi para peneliti.
Penelitian Nurdiani (2007) yang berjudul Peningkatan penguasaan kosakata bahasa jaw a siswa kelas V SDN 2 Majalangu-Watukumpul Pemalang dengan media Teta Teki Silang tahun ajar an 2006/ 2007 menunjukkan hasil yang baik. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata- rata hasil peningkatan penguasaan kosakata dengan menggunakan media teka- teki silang. Hasil nilai pra siklus adalah 54,4, pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 41,18 %, pada siklus II skor rata- rata menjadi 75,65. Jadi, peningkatan dari pra siklus ke siklus II sebesar 83,8%.
Lisa (2008) yang berjudul Peningkatan Penguasaan Kosakata dengan Media Wall Chart Pada Siswa Kelas I Bangsri Kabupaten Jepara 2008 terdapat peningkatan penguasaan kosakata yang dikuasai siswa kelas I SD N 05 Bangsri Kabupaten Jepara setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan media wall chart. Peningkatan penguasaan kosakata dengan media wall chart diketahui dari hasil tes siklus I dan siklus II nilai rata-rata komulatif setelah dilakukan siklus I Relevansi penelitian ini dengan penelitian diatas adalah terletak pada peningkatan penguasaan kosakata yang ingin dicapai oleh penulis. Perbedaan terletak pada media dan bahasa. Media yang digunakan berbeda, sedangkan perbedaan pada bahasa, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab. Setiap bahasa mempunyai karakteristik masing-masing.
Berdasarkan kajian pustaka yang peneliti lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada banyak media yang bisa dipergunakan dalam pembelajaran kosakata. Namun peneliti memfokuskan penelitian pada media gambar sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Arab.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Hakikat Media
Media adalah segala sesuatu yang dapat di indra yang berfungsi sebagai perantara atau sarana atau alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar) (Rohani 1997:3).
Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad 2003:3-4 ), kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti 'tengah’, 'perantara', atau 'pengantar’. Dalam Bahasa Arab, media adalah perantara (JJ^J) atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagi alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Di samping sebagai sistem penyampaian atau pengantar, media sering diganti dengan kata mediator, menurut Fleming (dalam Arsyad 2003) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikanya. Dengan istilah mediator media menunjukan fungsi atau peranannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar. Ringkasannya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran. Acapkali kata media pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan Hamalik dalam Azhar dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi belajar akan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi.
Menurut Usman (2002:11) secara harfiah kata media memiliki arti "perantara" atau "pengantar". Asssociatiaon For and Communication Tehnilogy (AECT) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksioanl. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Daryanto (1993:1) Media adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai dengan lebih baik (lebih sempurna).
Pada hakekatnya media telah memperluas atau memperpanjang kemampuan siswa untuk merasakan sesuatu (mendengar, mencium, mendengar, dan sebagianya). Media ini merupakan peralatan yang digunakan untuk membantu atau mempermudah proses pembelajaran. Media gambar merupakan media visual yang tidak diproyeksiakan. Gambar ini digunakan oleh guru untuk memberikan gambaran tentang sesuatu hal yang berhubungan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan oleh siswa sehingga penjelasan guru lebih konkrit. Dari pada hanya dengan kata-kata, tetapi melalui gambar orang dapat menerjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk yang lebih realistik. Gambar merupakan alat bantu pengajaran yang dapat memperjelas makna suatu kata, disamping gambar dari benda-benda, gambar itu dapat pula berbentuk diagram. Gambar bisa berbentuk kartu (flash card) atau gambar berangkai (card): bisa foto, guntingan koran, dan majalah atau gambar tangan (Effendi 2004:100-101).
2.2.2 Hakikat Media Gambar
Gambar sangat penting digunakan dalam usaha memperjelas pengertian pada peserta didik dapat lebih memperhatikan terhadap benda- benda atau hal-hal yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan pelajaran. Gambar dapat membantu guru dalam mencapai tujuan instruksional, karena gambar termasuk media yang mudah dan murah serta besar artinya untuk mempertinggi nilai pengajaran. Gambar juga dapat memberikan pengalaman dan pengertian peserta didik menjadi lebih luas, lebih jelas, dan tidak mudah dilupakan, serta lebih konkret dalam ingatan dan asosiasi peserta didik. Adapun manfaat media gambar dalam proses instruksional adalah penyampaian dan penjelasan mengenai informasi, pesan, ide, dan sebagainya dapat memberi pesan (Rohani 1997:76).
Secara umum media gambar adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang sebagai penyebar ide atau gagasan sehingga ide tau gagasan tersebut itu sampai kepada penerima, Subana (dalam Rahmawati 2007). Media gambar berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya). Gambar merupakan media visual dua dimensi diatas bidang yang tidak transparan. Guru dapat menggunkan gambar untuk memberikan gambaran tentang sesuatu sehingga penjelasan lebih konkret bila dibandingkan, diuraikan dengan kata-kata (Subana dan Sunarti (dalam Wibowo 2007:36)).
Media gambar juga dapat membantu guru dalam pencapaian tujuan instruksional, termasuk pembelajaran penguasaan kosakata permulaan dasar, karena gambar termasuk media yang mudah didapatkan dan murah tetapi sangat besar manfaatnya untuk mempertinggi nilai pengajaran. Karena gambar pengalaman dan pengertian gambar menjadi khas, lebih jelas, tidak mudah dilupakan, dan konkrit dalam ingatan dan asosiasi siswa sehingga sangat cocok digunakan dalam penguasaan kosakata bagi pemula dan dasar (Wibowo 2007:37).
2.2.3 Fungsi Media
Hamalik (dalam Arsyad 2003:15) Mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa. Disamping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Media pengajaran mempunyai fungsi antaralain:
1. Membantu memudahkan belajar bagi siswa atau mahasiswa dan memudahkan mengajar guru atau dosen.
2. Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi konkrit).
3. Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak membosankan).
4. Semua indera murid dapat diaktifkan. Kelemahan satu indra dapat diimbangi oleh kekuatan indra lainya.
5. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
6. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitasnya (Usman 2002:24).

Artikel Terkait

Previous
Next Post »