(0020-PENDOLRA) SKRIPSI MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA HUBUNGANNYA DENGAN MOTIF BERPRESTASI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI
A. Minat
1. Pengertian Minat
Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri seseorang sehingga menjadi tertarik menyukai, dan menyenangi terhadap suatu objek atau benda.Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu perasaan, keinginan atau kesukaan terhadap suatu kegiatan, benda, barang, jabatan, pekerjaan, persoalan, atau situasi yang berkenaan dengan dirinya dan dapat memberikan kepuasan pribadinya.
Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkaan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal lainnya, dan dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu objek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek tersebut. Menurut pendapat, Gunarso (1995: 68) dikutip oleh cahya heriawan (2010: 14) mengatakan bahwa minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya.
Pada dasarnya perilaku seseorang itu sesuai kebutuhan dan minat yang ada pada dirinya. Oleh karena itu prilaku individu merupakan gambaran tentang minat seseorang yang berkenaan dengan aktivitas atau objek yang disenanginya. Selanjutnya (Hurlock,1993) menjelaskan bahwa minat sangat penting, lebih lanjut minat dalam situs menjelaskan sebagai berikut :
Minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.
Selanjutnya Pintrich dan Schunk (1996) dalam situs (http://mathedu-unila.blogspot.com/2009/10/pengertian-minat.html) juga menyebutkan bahwa minat merupakan sebuah aspek penting dari motivasi yang mempengaruhi prestasi.
Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa minat itu merupakan suatu unsur kepribadian individu, serta minat akan mengerahkan tindakan individu terhadap suatu objek atas dasar rasa senang atau tidak senang. Perasaan senang merupakan dasar suatu minat. Minat seseorang akan dapat diketahui dari pernyataan senang atau tidak senang ataupun suka atau tidak suka terhadap suatu objek.
Salah satu kajian terhadap pengertian minat menurut (Gunarso, 1995 : 68). Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya.
Dengan demikian minat sebagai unsur motivasi dapat memberikan keuntungan, kepuasan, dan dapat memenuhi kebutuhan seseorang. Suatu objek akan diminati seseorang sesuai dengan adanya kebutuhan pada orang itu. Makin kuat kebutuhan makin kuat pula seseorang untuk meminati suatu objek atau situasi yang berkaitan dengan individu dan dapat memberikan kepuasan pribadinya.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai definisi minat, pada prinsipnya memiliki karakteristik yang sama yaitu adanya perasaan senang terhadap sesuatu, mempunyai sifat positif, adanya keinginan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan.
2. Proses Timbulnya Minat
Minat dapat berhubungan dengan daya gerak yang mendorong individu menghadapi atau berurusan dengan orang, keinginan atau bisa juga sebagai pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan partisipasi individu melakukan suatu kegiatan. Arah pikiran individu barulah berpengaruh kalau minat individu itu sendiri dengan situasi yang individu temukan sendiri.
Tingkah laku manusia dipengaruhi oleh pengalaman dan kesadaran yang bersifat tanggapan atau jawaban sehingga memungkinkan berubahnya hubungan antara gagasan dan proses pemikiran ketika hal ini dialami dan diekspresikan. Sifat pengalaman yang dinamis pada suatu saat akan melahirkan suatu pemikiran
yang kuat dan mantap. Sedangkan pada saat berikutnya akan melahirkan yang lain.
Walaupun demikian, dasar perubahan pemikiran dan pandangan berdasarkan kondisi lingkungan yang ada adalah karena pengaruh minat yang melahirkan pengalaman yang nantinya akan mengarahkan pola jiwa individu. Individu tak menyadari atau kenyataan bahwa demikian menonjol dan kuatnya selektif yang digerakan oleh minat dan perasaan individu.
Minat timbul karena adanya kebutuhan dan keinginan yang berkenaan dengan dirinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Crow & Crow (1984) dalam situs (http://mathedu-unila.blogspot.com/2009/10/pengertian-minat.html) menjabarkan bahwa minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memperhatikan seseorang, Sesuatu barang atau kegiatan atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan tersebut.
Lebih lanjut Sutjipto (2001) (www.depdiknas.go.id/Jurnal/45/sutjipto.htm) menjelaskan bahwa :
Minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karenanya minat merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Proses terbentuknya minat seringkali diikuti pula oleh berkurangnya atau memudarnya minat individu. Kenyataan demikian seringkali dialami individu, dan selama objek tersebut berhubungan dengan dirinya maka kedudukan minat akan tetap bertahan dan berlangsung selama objek yang menjadi perhatiannya
bermakna bagi dirinya.
3. Struktur Terbentuknya Minat
Menurut Kars Wohl (1974:37) dikutip oleh Heri Suhartono dalam Cahya Heriawan (2010: 19) menggambarkan mengenai terbentuknya minat yang terdiri dari beberapa komponen.Komponen tersebut dibagi lagi menjadi bagian-bagian terkecil sehingga memiliki urutan secara hinarki, komponen yang satu dengan yang lainnya berhubungan secara bertahap. Komponen-komponen tersebut memiliki sub komponen masing-masing. Secara keseluruhan komponen dan subkomponen tersebut merupakan suatu kebetulan struktur terbentuknya minat.
Adapun komponen dan subkomponen terbentuk minat adalah sebagai berikut :
1. Receiving (penerimaan atau perhatian)
a. Awarenes (kesadaran)
b. Willingness to receive (tertarik atau keinginan untuk menerima)
c. Controlled or selected attention (control atau memberikan perhatian secara selektif)
2. Responding (penanggapan)
a. Aquinsence in responding (menanggapi terdorong oleh saran)
b. Willingness to respond (tertarik untuk menanggapi)
c. Satisfaction in respond (menanggapi dengan penuh perasaan yang bergairah)
3. Valuing (penilaian)
a. Acceptance of a value (menerima nilai)
b. Preference for a value (tertarik untuk menanggapi)
c. Commitment (pengorganisasian)
4. Organizating (pengorganisasian)
a. Conceptualization of value (mengandung nilai)
b. Organization of a value (memadukan nilai secara ajeg, mengembangkan nilai)
5. Characterization by value complex (karakteristik pandangan hidup)
a. Generalized set (penyambung)
b. Characterization (pemeranan, pelukisan watak)
Sebagaimana penjelasan pada halaman 14 mengenai struktur terbentuknya minat dari prilaku individu dapat penulis kemukakan bahwa, yang menimbulkan minat individu pada suatu objek diawali dengan adanya perhatian atau penerimaan (receiving). Dalam penerimaan ini adanya rasa kesadaran (awareness), yang selanjutnya timbul keinginan untuk menerima (willingness to receive). Kemudian perhatian pada objek yang akan menjadi minatnya dikontrol secara selektif (controlled selected attention), selanjutnya adanya penanggapan responding individu tersebut pada objek yang menjadi perhatiannya.
Ada tiga tahapan dalam menanggapi, yang pertama adanya tanggapan karena terdorong oleh saran, permintaan atau suruhan (acquissence in responding). Kedua adanya keinginan untuk menanggapi dengan penuh perasaan yang bergairah, dan puas dalam menanggapi (statisfaction in responding). Setelah itu baru adanya penilaian (valuing) pada objek yang menjadi minatnya. Pada penelitian ini diawali dengan adanya penerimaan suatu nilai (acceptance of value), hingga akhirnya timbul kesukaan terhadap nilai (preference of value) pada objek yang menjadi minatnya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat digambarkan bahwa struktur terbentuknya minat pada individu terhadap suatu objek disebabkan karena adanya komponen penerimaan, penanggapan dan penilaian. Minat tersebut dimulai dari tahapan adanya kesadaran sehingga akhirnya kesukaan terhadap suatu nilai pada objek yang menjadi minatnya, hal ini berlangsung sistematis.
4. Beberapa kondisi yang mempengaruhi minat
1. Status ekonomi
Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.
2. Pendidikan
Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan.
Seperti yang dikutip Notoatmojo, 1997 dari L.W. Green mengatakan bahwa "Jika ada seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik, maka ia mencari pelayanan yang lebih kompeten atau lebih aman baginya". Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan akan mempengaruhi pemanfaatan fasilitas pelayanan yang ada sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan mereka.
3. Tempat tinggal
Dimana orang tinggal banyak dipengaruhi oleh keinginan yang biasa mereka penuhi pada kehidupan sebelumnya masih dapat dilakukan atau tidak.