2.1.1 Minat
Menurut Effendi (1985:122-123) minat adalah kecenderungan yang timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya. Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari campuran-campuran perasaan, harapan, pendidikan, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang menggerakan individu kepada suatu pilihan tertentu (Andi Mappier. 1982:62).
Minat merupakan salah satu unsur kepribadian yang memegang peranan penting dalam mengambil keputusan masa depan. Minat mengarahkan individu terhadap suatu obyek atas dasar rasa senang atau rasa tidak senang. Perasaan senang atau tidak senang merupakan dasar suatu minat. Minat seseorang dapat diketahui dari pernyataan senang atau tidak senang terhadap suatu obyek tertentu. (Dewa Ketut Sukardi. 1994:83). Kemudian Agus Suyanto (1992:101) juga mendefinisikan minat sebagai suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungan. Pemusatan perhatian menurut pendapat di atas merupakan tanda seseorang yang mempunyai minat terhadap sesuatu yang muncul dengan tidak sengaja yang menyertai sesuatu aktivitas tertentu. Merangkum pendapat para ahli, minat adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk merasa tertarik, yang menjadi kekuatan atau pendorong yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian pada aktivitas tertentu. Jadi perhatian ini hanya semata-mata melukiskan keadaan obyek atau peristiwa (Sutrisno Hadi. 2000:3). Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu minat siswa Madrasah Aliyah Bahasa Al-haromain terhadap olahraga bola voli. Sedang faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini meliputi ketertarikan, perhatian, dan kebutuhan. Adapun definisi operasionalnya adalah:
Minat adalah kecenderungan dalam individu untuk tertarik pada obyek atau menyenangi suatu obyek dan ditandai dengan adanya rasa senang atau tertarik (Sumadi Suryobroto. 1988 : 109). Adapun definisi masing-masing faktor adalah sebagai berikut:
2.1.1.1 Tertarik
Tertarik menurut kamus besar bahasa Indonesia (W.J.S Poerwadarminto. 1996:102) berarti merasa senang, terpikat hatinya atau menaruh minat, karena perasaan seseorang akan diperkuat oleh sikap yang positif, jadi pada umumnya berlaku urutan psikologi sebagai berikut: perasaan senang-sikap positif-minat.
2.1.1.2 Perhatian
Perhatian menurut Dzakir (1993:144) adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi yang diarahkan dalam pemusatan kepada barang, sesuatu yang baik yang ada dalam diri individu maupun yang ada di luar individu. Kemudian Sumadi Suryobroto (1984:16) menyatakan perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu obyek. Selanjutnya Abu Ahmadi (1993:145) berpendapat perhatian adalah keaktifan jiwa yang di arahkan kepada suatu obyek baik di dalam maupun di luar individu.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perhatian merupakan aktifitas jiwa atau psikis yang tertuju pada suatu obyek baik yang ada pada diri individu maupun dari luar individu. Jadi perhatian dalam penelitian ini merupakan aktifitas psikis yang tertuju atau diarahkan kepada kegiatan olahraga bola voli.
2.1.1.3 Kebutuhan
Kebutuhan adalah keadaan atau sifat pribadi yang menyebabkan meningkatnya attention atau perhatian (Sumadi Suryobroto. 1984:23). 2.1.2 Olahraga Bola Voli
Bola voli adalah permainan beregu yang dalam satu regu permainannya satu sama lain harus saling mendukung dan bahu-membahu membentuk regu yang kompak (Suharno.1985:15). Adapun teknik dasar bola voli menurut Suharno (1985:16) adalah meliputi : Service, Pass bawah, Pass atas, Set-Up (Umpan), Smash, Block (Bendungan). Seperti dikatakan oleh Sarumpaet (1991:133), bahwa: "penguasaan teknik dasar bola voli merupakan unsur yang menentukan kalah dan menangnya suatu regu dalam pertandingan. Oleh karena itu, teknik dasar permainan harus benar-benar dikuasai lebih dahulu agar dapat mengembangkan untuk pertandingan lancar dan teratur", Pengertian "teknik dasar" menurut Yunus (1992: 68) adalah "cara melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal", Selanjutnya dikatakan pula, mengenai macam teknik dasar, yaitu : servis,
passing, set - up, smash dan block. Permainan bola voli ini dilakukan oleh semua lapisan masyarakat, dari anak-anak sampai lapisan orang tua, laki-laki maupun perempuan, masyarakat kota sampai pada masyarakat desa (M. Yunus. 1992).
2.2 Faktor-Faktor yang Menimbulkan Minat
Minat timbul bila ada pehatian dengan kata lain minat merupakan sebab dan akibat dari perhatian. Seseorang yang mempunyai perhatian terhadap sesuatu yang dipelajari maka ia mempunyai sikap yang positif dan merasa senang terhadap hal tersebut, sebaliknya perasaan tidak senang akan menghambat. Minat timbul karena adanya faktor interen dan eksteren yang menentukan minat seseorang.
2.3 Bentuk-bentuk Minat
Menurut M. Buchori (1991:136) minat dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
2.3.1. Minat Primitif
Minat primitif disebut minat yang bersifat biologis, seperti kebutuhan makan, minum, bebas bergaul dan sebagainya. Jadi pada jenis minat ini meliputi kesadaran tentang kebutuhan yang langsung dapat memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme.
2.3.2. Minat Kultural
Minat kultural atau dapat disebut juga minat sosial yang berasal atau diperoleh dari proses belajar. Jadi minat kultural disini lebih tinggi nilainya dari pada minat primitif.
2.4 Macam- macam Minat
Menurut Dewa Ketut Sukardi ( 1994 : 83 ) mengemukakan bahwa ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menentukan minat, yaitu: 2.4.1. Minat yang diekspresikanl Expressed Interest
Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu. Misal: seseorang mungkin mengatakan bahwa dirinya tertarik dalam mengumpulkan mata uang logam, perangko dan lain-lain. 2.4.2 Minat yang diwujudkanl Manifest Interest
Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata melainkan dengan tindakan atau perbuatan, yaitu ikut serta dan berperan aktif dalam suatu kegiatan. Misal: kegiatan olahraga, pramuka dan sebagainya yang menarik perhatian.
2.4.3. Minat yang diinventariskanl Inventoral Interest
Seseorang menilai minatnya agar dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu. Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur minat seseorang disusun dengan menggunakan angket.
2.5 Unsur-unsur Minat
Seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu itu memiliki beberapa unsur antara lain:
2.5.1. Perhatian
Seseorang dikatakan berminat apabila individu disertai adanya perhatian, yaitu kreatifitas jiwa yang tinggi yang semata-mata tertuju pada suatu obyek. Jadi seseorang yang berminat terhadap sesuatu obyek yang pasti perhatiannya akan memusat terhadap sesuatu obyek tersebut. Dalam hal ini perhatian ditujukan pada obyek olahraga bola voli.
2.5.2. Kesenangan
Perasaan senang terhadap sesuatu obyek baik orang atau benda akan menimbulkan minat pada diri seseorang, orang merasa tertarik kemudian pada gilirannya timbul keinginan yang dikehendaki agar obyek tersebut menjadi miliknya. Dengan demikian maka individu yang bersangkutan berusaha untuk mempertahankan obyek tersebut.
2.5.3. Kemauan
Kemauan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah pada suatu tujuan yang dikehendaki oleh akal pikiran. Dorongan ini akan melahirkan timbulnya suatu perhatian terhadap suatu obyek. Sehingga dengan demikian akan muncul minat individu yang bersangkutan.
2.6 Teori Perkembangan Minat
2.6.1. Minat memainkan peranan yang sangat penting dalam keberhasilan
belajar.
2.6.2. Menyukai minat secara obyektif akan kurang berarti jika pengukuran itu
hanya mempertimbangkan hal-hal yang penting dalam jangka waktu yang
pendek.
2.6.3. Keberhasilan seseorang dalam belajar bukan hanyalah memiliki
karakteristik bakat dan kemampuan yang sama, tetapi memiliki minat
sebagaimana adanya.
2.7 Ciri-ciri Minat Anak
Dorongan-dorongan yang ada pada diri anak, menggambarkan perlunya perlakuan yang luas, sehingga ciri-ciri dan minat anak tergambar lebih terinci dan faktual, sesuai dengan usia dan kedewasaan mereka. Dengan demikian ciri-ciri dan minat anak akan menjadi pedoman penyelenggaraan program pendidikan jasmani yang arahnya dapat dikategorikan ke dalam domain hasil belajar, yaitu psikomotor, afektif, kognitif dan domain yang lain. Dengan digunakannya sebagai pedoman, maka pedoman dan pengembangan program akan sesuai dengan ketepatan masa belajar, urutan, kecepatan dan ragam kekuatan. Kemudian muncul dalam pikiran kita, bahwa remaja pada umumnya memiliki ragam yang luas tentang kedewasaan jasmani dan kedewasaan rohaniah, yang perlu juga untuk diperhatikan