II.1.1 Definisi Komunikasi
Secara etimologis, kata komunikasi berasal dari bahasa Latin (Yunani) : "communicare", yang dalam bahasa Inggrisnya sepadan dengan to share, yang berarti saling berbagi pengertian dan makna, sehingga terdapat "commones" atau kesamaan makna dan pengertian (Pohan, 2005 : 53).
Seller (1988) memberikan definisi komunikasi yang lebih bersifat universal. Dia mengatakan komunikasi adalah proses dengan mana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima, dan diberi arti (dalam Muhammad, 1995 : 4).Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society mengatakan bahwa cara terbaik untuk menerangkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect (Siapa Mengatakan Apa melalui Saluran Apa Kepada Siapa dengan Efek Apa). Jawaban bagi pertanyaan paradigmatik Laswell tersebut merupakan unsur-unsur proses komunikasi yang meliputi komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek (dalam Effendy, 2001 : 10).
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan mempergunakan lambang-lambang yang berarti, baik verbal maupun nonverbal, yang dapat terjadi secara langsung maupun dengan mempergunakan media, dengan tujuan agar orang lain tersebut dapat mengerti atau memahami pesan yang disampaikan dan sekaligus dapat mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya.
II.1.2 Proses Komunikasi
Proses komunikasi dapat diartikan sebagai "transfer informasi" atau pesan-pesan (messages) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan (Ruslan, 2003 : 73). Esensi dalam proses komunikasi adalah untuk memperoleh kesamaan makna di antara orang yang terlibat dalam proses komunikasi antarmanusia.
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder (Effendy, 2001 : 11).
a) Proses Komunikasi secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang {symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, warna, gambar, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu "menerjemahkan" pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
b) Proses komunikasi secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media perantara.
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
Pada umumnya kalau kita berbicara di kalangan masyarakat, yang dinamakan media komunikasi itu adalah media kedua sebagaimana diterangkan di atas. Jarang sekali orang menganggap bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini disebabkan oleh bahasa sebagai lambang {symbol) beserta isi {content) - yakni pikiran dan atau perasaan - yang dibawanya menjadi totalitas pesan {message), yang tampak tak dapat dipisahkan. Tidak seperti media dalam bentuk surat, telepon, radio, dan lain-lainnya yang jelas tidak selalu dipergunakan. Tampaknya seolah-olah orang tak mungkin berkomunikasi tanpa bahasa, tetapi orang mungkin dapat berkomunikasi tanpa surat, atau telepon, atau televisi, dan sebagainya. II.1.3 Elemen-elemen Komunikasi
Rasberry dan Lindsay (Pohan, 2005 : 55) merinci elemen-elemen komunikasi yang biasanya terjadi dalam peristiwa proses komunikasi manusia dengan relatif lebih lengkap, antara lain :
1) Sumber (source, encoder, communicator, sender, initiator), adalah setiap orang (kelompok, lembaga) yang mengambil inisiatif, memprakarsai penyampaian pesan-pesan, ide-ide, buah pikiran, gagasan.
2) Penyandian (encoding), sistem saraf pusat dari komunikator atau inisiator mengubah rangsangan pikiran dan ide-ide itu dari simbol, tanda, lambang, bunyi, dan suara serta gerak tubuh guna membawa pesan secara sempurna.
3) Pesan-pesan (messages), adalah keseluruhan dari sistem simbol, kata-kata, bunyi, ekspresi muka, ekspresi vokal, gerak tubuh, penampilan, dan Iain-lain yang membawa makna tertentu bagi penerima (receiver) atau pendengarnya.
4) Pengiriman atau penyampaian (transmission), pesan-pesan yang sudah diinformasikan dalam bentuk bahasa verbal dan nonverbal tersebut dikirim kepada lingkungan, ini memungkinkan ketersediaan dan kemudahan bagi
penerima sehingga otak dan otot penerima menanggapinya dalam berbagai bentuk reaksi seperti suara, gerakan tubuh dan sebagainya.
5) Saluran (channel, medium), adalah sarana terpilih seperti: surat, telepon, tatap muka, dan Iain-lain untuk melalui mana pesan-pesan dikirim kepada orang yang dituju (individu, kelompok kecil, group, organisasi).
6) Penerima (receiver), adalah penerima, pendengar, mitra bicara, dimana tanggapannya tergantung pada sejauh mana ketepatan atau ketelitian dalam mengutamakan pemilihan rasa, kebutuhan, lingkungan, dan pemahaman
terhadap pesan serta menaruh kepercayaan terhadap kejujuran komunikator.
7) Pemaknaan sandi (decoding) atau menterjemahkan sandi, adalah proses mental (psikologis) dimana penerima menterjemahkan (decoding) simbol bahasa verbal dan nonverbal yang digunakan komunikator tersebut ke dalam pengertiannya.
8) Penafsiran pesan (interpreting), adalah proses menyeleksi secara mental dalam diri penerima dalam menafsirkan pesan yang diterimanya menurut kompleks latar belakang seperti: pengetahuan, sikap, pengalaman, tingkat pendidikan dan budaya serta sistem sosial dimana penerima hidup dan
dibesarkan.
9) Umpan balikan (feedback), adalah tanggapan kembali penerima (receiver) terhadap pesan yang dapat dipahami dan dirasakan kembali kepada komunikator.
II.1.4 Fungsi Komunikasi
Menurut Harold D. Lasswell, proses komunikasi di masyarakat menunjukkan tiga fungsi :
1) Pengamatan terhadap lingkungan (the surveillance of the environment), penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat dan bagian-bagian unsur di dalamnya.
2) Korelasi unsur-unsur masyarakat ketika menanggapi lingkungan (correlation of the components of society in making a response to the environment).
3) Penyebaran warisan sosial {transmission of the social inheritance). Di sini berperan sebagai pendidik, baik dalam kehidupan rumah tangganya maupun di sekolah, yang meneruskan warisan sosial kepada keturunan berikutnya.
II.2 Komunikasi Antarpribadi
11.2.1 Definisi komunikasi antarpribadi
Efendy (dalam Liliweri, 2001:12) mengemukakan bahwa pada hakikatnya komunikasi antarpribadi (penulis, pribadi) adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis, berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung. Komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator mengetahui pasti apakah komunikasinya itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberi kesempatan kepada komunikasi untuk bertanya seluas-luasnya.
Pendapat lain dari Dean C.Barniund (dalam Liliweri, 2001:12) mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi biasanya dihubungkan dengan pertemuan antara dua orang, atau tiga orang atau mungkin empat orang yang terjadi secara sangat spontan dan tidak berstruktur. Juga Tan mengemukakan bahwa interpersonal communication (komunikasi antarpribadi) adalah komunikasi tatap muka antara dua orang atau lebih (dalam Liliweri, 2001:12).
11.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Antarpribadi
Menurut Liliweri (2001:14), komunikasi antarpribadi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: