Peneliti menemukan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh Hidayah (2009), Tranwati (2009), Mustikarini (2009), Pusparingga (2010), Budiman (2010). HidYY ((1 \&§ kcjAkf Y V jhnmd Penerapan Model Sinektik untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas X4 SMA Negeri 1 Purwonegoro Kabupaten Banjarnegara Tahun Ajaran 2009/2010 menyimpulkan bahwa hasil tes pada siklus I sebesar 60,2 , sedangkan siklus II naik menjadi 74. Kenaikan sebesar 23,16 %. Perubahan perilaku diperoleh dari hasil nontes yang berupa observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto. Peningkatan yang terjadi sebesar 43,33 % yaitu dengan rincian siklus I 60 dan siklus II naik menjadi 86. Jadi peningkatan keterampilan menulis puisi sangat dipengaruhi perilaku siswa.
Persamaan dengan penelitian yang di lakukan peneliti adalah model pembelajaran yang digunakan sama yaitu model Sinektik, yaitu suatu model pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan kreativitas dengan menggunakan pola berfikir analogi dan metafora.
Perbedaan penelitian yang di lakukan peneliti dengan Hidayah ada 3, yaitu Hidayah meneliti tentang keterampilan menulis puisi. Keterampilan menulis puisi yang ingin dicapai adalah jika mencapai nilai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan oleh Hidayah yaitu 70. Peneliti meneliti keterampilan menulis cerpen. Menulis cerpen merupakan pembelajaran keterampilan menulis sebuah cerita pendek yang hams dimiliki oleh siswa. Kemampuan menulis cerpen yang dilakukan oleh siswa SMAN 2 Rembang kabupaten Rembang tahun ajaran 2011/2012 dapat diketahui dari hasil tugas yang diberikan oleh peneliti kepada siswa mengenai aspek-aspek menulis cerpen berdasarkan kisah cerita pengalaman orang lain setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model Problem Based Instruction (Pada kelas A) dan model sintetik (pada kelas B). Perbedaan selanjutnya yaitu Hidayah hanya menggunakan satu buah kelas X, dan peneliti menggunakan dua buah kelas X. Perbedaan yang lain yaitu pada objek penelitian Hidayah hanya menggunakan satu model pembelajaran yaitu model sintetik, dan peneliti menggunakan dua model pembelajaran di dua kelas yang berbeda yaitu model Problem Based Instruction (PBI) di kelas A dengan model sintetik di kelas B. Problem Based Instruction (PBI) merupakan model pembelajaran yang menghadirkan masalah-masalah yang ada di sekitar siswa untuk merangsang proses berpikir kritis siswa untuk menemukan permasalahan yang nantinya akan dituangkan dalam cerpen. Model sintetik merupakan model pembelajaran yang merangsang kreativitas siswa dalam berpikir.
Metode penelitian yang digunakan peneliti berbeda dengan metode penelitian yang digunakan Hidayah. Dalam penelitiannya Hidayah menggunakan metode penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian tindakan yang berfokus pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, mated, dll) ataupun output (hasil belajar). PTK dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus I dan siklus II di kelas yang sama. Peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen yang dilakukan lebih dari dua kali di dua kelas yang berbeda. Metode eksperimen digunakan karena peneliti ingin menguji keefektifan dari dua model pembelajaran yaitu model Problem Based Instruction (PBI) dengan model sintetik dalam pembelajaran menulis cerpen pada kelas X.
Hasil penelitian yang dilakukan Hidayah berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti. Hidayah menyimpulkan terdapat peningkatan nilai keterampilan siswa dalam menulis puisi sebesar 23,16% (dari nilainya 60,2 menjadi 74) dan perubahan nilai perilaku sebesar 43,33% (dari 60 menjadi 86) setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model sintetik. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti yaitu ingin mengetahui pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Problem Based Instruction dan model sinektik; mengetahui hasil pembelajaran dengan model Problem Based Instruction dan model Sinektik; dan menguji keefektifan model pembelajaran antara model Problem Based Instruction dengan model sinektik dalam pembelajaran menulis cepen siswa SMA. Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi Melaui Media Angka berdasarkan pengalaman pribadi melalui media angka. Nilai rata-rata kelas X pada tahap prasiklus sebesar 52,74 dan mengalami peningkatan 7,99% menjadi 69,70. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat 8,97% menjadi 69,70. Siswa juga mengalami perubahan perilaku yang sebelumnya kurang antusias menjadi lebih termotivasi terhadap pembelajaran menulis cerpen.
Persamaan dengan penelitian yang di lakukan peneliti adalah keterampilan menulis cerpen yang dilakukan di kelas X SMA. Siswa dikatakan berhasil dalam pembelajaran keterampilan menulis cerpen jika siswa mampu menulis cerpen sesuai dengan langkah-langkah menulis cerpen.
Perbedaan penelitian yang di lakukan peneliti dengan Tranwati ada 3 yaitu Tranwati menggunakan media angka. Angka adalah lambang, simbol, tanda sebagai bilangan dari sesuatu. Pada dasarnya angka dapat memotivasi siswa dan membangkitkan minatnya mengikuti pembelajaran. Penggunaan media angka dalam proses pembelajaran menulis cerpen diharapkan dapat mempermudah dan memotivasi proses pembelajaran dan mempertinggi hasil pembelajaran sehingga kompetensi ini ini benar-benar dikuasai siswa. Sedangkan peneliti menggunakan objek 2 model pembelajaran yaitu model Problem Based Instruction (PBI) dan model sinektik. Model Problem Based Instruction merupakan model pembelajaran yang menghadirkan masalah-masalah yang ada di sekitar siswa untuk merangsang proses berpikir siswa untuk menemukan permasalahan yang dituangkan dalam cerpen. Model sintetik merupakan model pembelajaran yang mendorong proses kreatif siswa dalam berpikir dengan menganalogikan diri mereka untuk menemukan penyebab dan solusi dari sebuah peristiwa atau masalah yang digunakan untuk bahan cerpen yang mereka tulis. Metode penelitian yang digunakan peneliti berbeda dengan metode penelitian yang digunakan Tranwati. Dalam peneitiannya Tranwati menggunakan metode penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian tindakan yang berfokus pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, mated, dll) ataupun output (hasil belajar). PTK dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus I dan siklus II di kelas yang sama. Peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen yang dilakukan lebih dari dua kali di dua kelas yang berbeda. Metode eksperimen digunakan karena peneliti ingin menguji keefektifan dari dua model pembelajaran yaitu model Problem Based Instruction (PBI) dengan model sintetik dalam pembelajaran menulis cerpen pada kelas X.
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan Tranwati. Tranwati menyimpulkan adanya peningkatan keterampilan menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi melalui media angka. Nilai rata-rata kelas X pada tahap prasiklus sebesar 52,74 dan mengalami peningkatan 7,99% menjadi 69,70. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat 8,97% menjadi 69,70. Siswa juga mengalami perubahan perilaku yang sebelumnya kurang antusias menjadi lebih termotivasi terhadap pembelajaran menulis cerpen. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti yaitu ingin mengetahui pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Problem Based Instruction dan model sinektik; mengetahui hasil pembelajaran dengan model Problem Based Instruction dan model Sintetik; dan menguji keefektifan model pembelajaran antara model Problem Based Instruction dengan model sintetik dalam pembelajaran menulis cerpen siswa SMA. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen Dengan Media Komik Siswa Kelas X-7 SMA Negeri 1 Prembun Kebumen Tahun Pelajaran 2008/2009 . penelitiannya pada tahap siklus I nilai rata-rata siswa 70,30 termasuk kategori baik namun belum mencapai standar minimal 75,00. Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 76,55 dan telah memenuhi standar minimal. Selain itu juga ada perubahan perilaku siswa yang tadinya kurang antusias menjadi tertarik, lebih semangat, dan konsentrasi, sehingga suasana kelas lebih tenang dan tertib. Persamaan dengan penelitian yang di lakukan peneliti adalah keterampilan menulis cerpen. Keterampilan menulis cerpen merupakan salah satu keterampilan menulis kreatif. Menulis cerpen sebagai suatu kegiatan yang melahirkan pikiran perasaan ekspresif dan apresiatif.
Perbedaan penelitian yang di lakukan peneliti dengan Mustikarini ada 3 yaitu Mustikarini menggunakan objek media komik. Komik digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis khususnya menulis cerpen, sedangkan peneliti menggunakan objek penelitian dua model pembelajaran yaitu model Problem Based Instruction dan model sinektik. Model Problem Based Instruction merupakan model pembelajaran yang menghadirkan masalah-masalah yang ada di sekitar siswa untuk merangsang proses berpikir siswa untuk menemukan permasalahan yang dituangkan dalam cerpen. Model sintetik merupakan model pembelajaran yang mendorong proses kreatif siswa dalam berpikir dengan menganalogikan diri mereka untuk menemukan penyebab dan solusi dari sebuah peristiwa atau masalah yang digunakan untuk bahan cerpen yang mereka tulis.
Metode penelitian yang digunakan peneliti berbeda dengan metode penelitian yang digunakan Mustikarini. Mustikarini menggunakan metode penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian tindakan yang berfokus pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, mated, dll) ataupun output (hasil belajar). PTK dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus I dan siklus II di kelas yang sama. Peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen yang dilakukan lebih dari dua kali di dua kelas yang berbeda. Metode eksperimen digunakan karena peneliti ingin menguji keefektifan dari dua model pembelajaran yaitu model Problem Based Instruction (PBI) dengan model sinektik dalam pembelajaran menulis cerpen pada kelas X.
Hasil penelitian yang dilakukan Mustikarini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti. Hasil penelitian yang dilakukan Mustikarini menyebutkan terjadi perubahan berupa peningkatan nilai serta perilaku siswa. Pada tahap siklus I nilai rata-rata siswa 70,30 termasuk kategori baik namun belum mencapai standar minimal 75,00. Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 76,55 dan telah memenuhi standar minimal. Perubahan perilaku siswa yang tadinya kurang antusias menjadi tertarik, lebih semangat, dan konsentrasi, sehingga suasana kelas lebih tenang dan tertib. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti yaitu ingin mengetahui pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Problem Based Instruction dan model sinektik; mengetahui hasil pembelajaran dengan model Problem Based Instruction dan model Sinektik; dan menguji keefektifan model pembelajaran antara model Problem Based Instruction dengan model sinektik dalam pembelajaran menulis cepen siswa SMA.
Pusparingga (2010) dalam Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen melalui Teknik Pengandaian Diri Sebagai Tokoh dalam Drama Siswa SMAN 1 kenaikan nilai rat-rat 14,4 / 21,9 % dari 65,7 menjadi 80,1. Dan juga terdapat perubahan perilaku siswa menjadi lebih serius dan bersemangat dalam melaksanakan kegitan menulis cerpen.
Persamaan dengan penelitian yang di lakukan peneliti adalah keterampilan menulis cerpen. Yaitu keterampilan siswa dalam menuliskan sebuah cerita. Keterampilan menulis cerpen merupakan salah satu keterampilan menulis kreatif. Menulis cerpen sebagai suatu kegiatan yang melahirkan pikiran perasaan ekspresif dan apresiatif
Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan Pusparingga ada 3 yaitu Pusparingga menggunakan teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam drama untuk mengajarkan pembelajaran menulis cerpen untuk membangkitkan rasa ingin tau dan memunculkan ide yang sangat menarik di benak siswa, membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam proses belajar mengajar, serta dapat mempengaruhi psikologi siswa. Dalam penelitian yang dilakukan peneliti, siswa menulis cerita berdasarkan kisah pengalaman orang lain menggunakan dua buah model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen