SKRIPSI GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ( MP-ASI ) PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

Monday, January 18, 2016
(0008-KEPERAWATAN) SKRIPSI GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ( MP-ASI ) PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

BAB 2 
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jenis Makan Bayi 0-6 bulan 
2.1.1. Air Susu Ibu
ASI mengandung semua zat gizi untuk membangun dan penyediaan energi dalam susunan yang diperlukan. ASI tidak memberatkan fungsi traktus digestivus dan ginjal yang belum berfungsi dengan baik pada bayi yang baru lahir, serta menghasilkan pertumbuhan fisik yang optimum. Lagipula ASI memiliki berbagai zat anti infeksi, yang dapat meningkatkan sistem imun bayi (Pudjiadi, 2003).
ASI mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang berasal dari susu hewan, seperti susu sapi, susu kerbau atau susu apapun yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan bayi. Komposisi zat gizi yang terkandung dalam ASI adalah lemak, protein, karbohidrat, mineral dan vitamin (Krisnatuti dan Rina, 2004).
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi tiga yaitu (Roesli, 2005 ):
1. Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali di sekresi oleh kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak.
Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi. Komposisi kolostrum dari hari ke hari berubah. Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI matur.
- Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI matur, tetapi berlainan dengan ASI matur dimana protein yang utama adalah kasein, pada kolostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.
- Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI matur yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.
- Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI matur.
Total energi lebih rendah dibandingkan ASI mature yaitu 58 kalori/100 ml kolostrum.
Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah.
- Bila dipanaskan menggumpal, ASI mature tidak. PH lebih alkalis dibandingkan ASI mature. Lemaknya lebih banyak mengandung kolestrol dan lesitin di bandingkan ASI matur. Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi menjadi krang sempurna, yang akan menambah kadar antobodi
pada bayi. Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.
2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
- Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur.
- Disekresi dari hari ke 4 - hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI mature baru akan terjadi pada minggu ke3-ke5. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi. Volume semakin meningkat.
- ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan.
3. Air Susu Matur
Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.
- ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia, siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan temperatur yang sesuai untuk bayi. Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung kasienat, riboflaum dan karotin. Tidak menggumpal bila dipanaskan.
- Volume: 3 00 - 8 5 0 ml/24 j am
- Terdapat anti mikrobaterial faktor, yaitu:
- Antibodi terhadap bakteri dan virus.
Sel (phagocyte, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T) Enzim (lysozime, lactoperoxidese) Protein {lactoferrin, B]2 Binding Protein)
- Faktor resisten terhadap stapilokokus. Komplement ( C3 dan C4)
2.1.1.1. Komposisi ASI
Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum dan hanya sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak mengandung imunoglobin A (IgA), laktoterin dan sel-sel darah putih, terhadap, yang kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap serangan penyakit (Infeksi) lebih sedikit mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak, mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung mineral-mineral natrium (Na) dan seng (Zn) (Roesli, 2005).
Berdasrkan sumber dari Food and Nutrition Boart, National research Council Washington tahun 1980 diperoleh perkiraan komposisi kolostrum ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml seperti tertera pada tabel berikut: Tabel 2.1. Komposisi ASI
Zat-zat Gizi Kolostrum ASI Susu Sapi
Energi (K Cal) 58 70 65
Protein (g) 2,3 0,9 3,4
- Kasein/whey  1:1,5 1:1,2
- Kasein (mg) 140 187 -
- Laktamil bumil 218 161 -(mg)  
- Laktoferin (mg) 330 167 -
- Ig A (mg) 364 142 - Laktosa (g) 5,3 7,3 4,8 Lemak (g) 2,9 4,2 3,9 Vitamin  
- Vit A (mg) 151 75 41
- VitBl (mg) 1,9 14 43
- Vit B2 (mg) 30 40 145
- Asam 75 160 82Nikotinmik (mg)  
- Vit B6 (mg) - 12-15 64
- Asam pantotenik 183 246 340
- Biotin 0,06 0,6 2,8
- Asam folat 0,05 0,1 ,13
- Vit B12 0,05 0,1 0,6
-VitC 5,9 5 1,1
- Vit D (mg) - 0,04 0,02
-VitZ 1,5 0,25 0,07
- Vit K (mg) - 1,5 6 Mineral  
- Kalsium (mg) 39 35 130
- Klorin (mg) 85 40 108
- Tembaga (mg) 40 40 14
- Zat besi (ferrum) 70 100 70 (mg)  
- Magnesium (mg) 4 4 12
- Fosfor (mg) 14 15 120
- Potassium (mg) 74 57 145
- Sodium (mg) 48 15 58
- Sulfur (mg) 22 14 30
Perbandingan komposisi kolostrum, ASI dan susu sapi dapat dilihat pada tabel 1. Dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih banyak protein daripada ASI. Sebagian besar dari protein tersebut adalah kasein, dan sisanya berupa protein whey yang larut. Kandungan kasein yang tinggi akan membentuk gumpalan yang relatif keras dalam lambung bayi bila bayi diberi susu sapi, sedangkan ASI walaupun mengandung lebih sedikit total protein, namun bagian protein "whey"nya lebih banyak, sehingga akan membetuk gumpalan yang lunak dan lebih mudah dicerna serta diserapoleh usus bayi. Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak, yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan dengan lemak susu sapi, sebab ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak (lipase). Kandungan total lemak sangat bervariasi dari satu ibu ke ibu lainnya, dari satu fase lakatasi air susu yang pertama kali keluar hanya mengandung sekitar 1 - 2% lemak dan terlihat encer. Air susu yang encer ini akan membantu memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu berikutnya disebut "Hind milk", mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh air susu ini (Roesli, 2005).
Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat dalam air susu murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu bervariasi dan terdapat lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi. Di samping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat. Di dalam usus asam laktat tersebut membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan juga membantu penyerapan kalsium serta mineral-mineral lain. ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi tetapi lebih mudah diserap, jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk bahan-bahan pertama kehidupannya. ASI juga mengandung lebih sedikit natrium, kalium, fosfor dan klor dibandingkan dengan susu sapi, tetapi dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan bayi (Roesli, 2005).
Apabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua vitamin yang diperlukan bayi selama empat sampai enam bulan pertama kehidupannya dapat diperoleh dari ASI. Hanya sedikit terdapat vitamin D dalam lemak susu, tetapi penyakit polio jarang terjadi pada anak yang diberi ASI, bila kulitnya sering terkena sinar matahari. Vitamin D yang terlarut dalam air telah ditemukan terdapat dalam susu, meskipun fungsi vitamin ini merupakan tambahan terhadap vitamin D yang terlarut lemak (Roesli, 2005).
2.1.1.2. Keuntungan Pemberian ASI
Menurut Pudjiadi (2005) keuntungan -keuntungan yang dapat diperoleh dari pemberian ASI yaitu:
1. Keuntungan pemberian ASI bagi bayi :
Kandungan gizi yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Mudah dicerna dan diserap.
Selalu bersih dan segar. Aman. Menyempurnakan pertumbuhan bayi sehingga bayi lebih sehat dan cerdas ( meningkatkan IQ sebanyak 12,9 point). Melindungi tubuh dari berbagai penyakit terutama penyakit infeksi.
Memperindah kulit, gigi dan bentuk rahang. Tersedia pada suhu yang tepat sehingga bayi tidak harus menunggu. Bayi yang diberi ASI akan jarang mengalami diare, tidak akan sembelit dan jarang terkena alergi.
2. Keuntungan Pemberian ASI bagi ibu Murah. Biasanya periode tidak subur ibu menyusui lebih panjang
dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui. Menyusui segera setelah melahirkan akan mempengaruhi kontraksi uterus sehingga proses pemulihan setelah melahirkan akan berlangsung lebih cepat. Ibu lebih sehat dan mencegah kegemukan. Akan tercipta hubungan yang erat dan hangat antara bayi dan
ibunya. Menghindari ibu dari kemungkinan timbulnya kanker payudara.
2.1.1.3. Frekuensi Pemberian ASI
Pada pemberian bayi yang baru lahir mempunyai jadwal makan yang tidak teratur. Mereka bisa makan sebanyak 6 sampai 12 kali atau mungkin juga sampai 18 kali dalam 24 jam tanpa jadwal yang teratur. Dalam dua hari pertama produksi ASI belum banyak hingga tidak perlu menyusui terlalu lama, cukup beberapa menit saja untuk merangsang keluarnya ASI. Pada hari-hari berikutnya bayi dapat disusui selama 15-20 menit tiap kalinya, walaupun sebagian besar ASI keluar pada 5-10 menit pertama dari setiap buah dada. Jadwal menyusui hendaknya disesuaikan dengan aktivitas sehari-hari ibu. Misalnya tiap 3 jam dimulai pada jam 6 pagi, walaupun demikian jadwal itu tidak perlu kaku, jika setelah 2 jam bayi sudah menangis dapat diberikan lagi. Sebaliknya harus diperhatikan, bahwa bayi yang menangis tidak selalu disebabkan oleh rasa lapar. Mungkin juga oleh mulas-mulas ( kolik, gerak usus yang berlebihan ) setelah minum ASI, sedang sakit dan sebagainya (Pudjiadi, 2005).
2.1.2. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Seiring dengan bertambahnya usia anak, ragam makanan yang diberikan harus bergizi lengkap dan seimbang. Peran zat gizi ini penting untuk menunjang tumbuh kembang anak. Dalam hal ini pengaturan pola konsumsi makanan, ibu mempunyai peran yang sangat penting dalam memilih jenis makanan yang bergizi seimbang. MP-ASI harus diberikan setelah anak berusia 6 bulan dan berlanjut sampai usia 24 bulan, karena pada masa tersebut produksi ASI makin menurun sehingga suplai zat gizi dari ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi anak yang semakin meningkat (Wiryo, 2002).
Banyak faktor yang mengakibatkan pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini, antara lain kebiasaan yang turun-temurun dari keluarga, dan banyak faktor lainnya yang membuat pemberian makanan pendamping ASI tidak sesuai umur anak (Soedibyo, 2007).
2.1.3. Pengganti Air Susu Ibu (PASI)

Artikel Terkait

Previous
Next Post »