SKRIPSI ANALISIS DETERMINAN PERMINTAAN KREDIT PNPM MANDIRI

Tuesday, January 19, 2016
(0009-EKONPEMB) SKRIPSI ANALISIS DETERMINAN PERMINTAAN KREDIT PNPM MANDIRI


BAB II 
URAIAN TEORITIS

2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan dimana terjadinya pertambahan atau perubahan pendapatan nasional ( produksi nasional/GDP/GNP ) dalam satu tahun tertentu, tanpa memperhatikan pertumbuhan penduduk dan aspek lainnya (Todaro:2004).
2.1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor yaitu, faktor ekonomi dan faktor nonekonomi. Kedua faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (Todaro:2004): 1. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi terdiri dari:
a. Sumber alam
Faktor utama yag mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah sumber alam atau tanah, yang mencakup kesuburan tanah, letak dan susunannya, kekayaan hutan, mineral, iklim, sumber air, sumber lautan dan sebagainya. Semakin banyak tersedianya sumber alam di suatu Negara maka akan semakin baik bagi pertumbuhan ekonomi Negara tersebut. Bagi negara yang kurang sumber alam maka tidak dapat membangun negaranya dengan cepat. Selain sumber alam yang banyak diperlukan juga pemanfaatan sumber alam secara baik dan tepat dengan penggunaan tekhnologi yang canggih dan baik sehingga efisiensi dipertinggi dan sumber daya alam dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lebih lama,
b. Akumulasi modal
Faktor ekonomi penting yang kedua dalam pertumbuhan ekonomi adalah akumulasi modal. Modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat direproduksi. Apabila stok modal naik dalam jangka waktu tertentu, hal ini disebut akumulasi modal atau pembentukan modal. Menurut Profesor Nurkse, " makna pembentukan modal ialah, masyarakat tidak melakukan keseluruhan kegiatannya saat ini sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsi yang mendesak, tetapi mengarahkan sebagian daripadanya untuk pembuatan barang modal, alat-alat dan perlengkapan,mesin dan fasilitas pengangkutan, pabrik dan peralatannya". Dalam hal ini pembentukan modal merpakan investasi dalam bentuk barang-barang modal yang dapat menaikkan stok modal, output nasional dan pendapatan nasional.
Proses pembentukan modal bersifat kumulatif dan membiayai diri sendiri serta mencakup tiga tahap yang saling berkaitan, yaitu:
(a) keberadaan tabungan nyata dan kenaikannya; (b) keberadaan lembaga keuangan dan kredit untuk menggalakan tabungan dan menyalurkan kejalur yang dikehendaki; (c) mempergunakan tabungan untuk investasi barang modal.
Pembenukan modal merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi. Disatu pihak ia mencerminkan permintaan efektif, dan dipihak lain ia menciptakan efisiensi produktif bagi produksi dimasa depan.
c. Organisasi
Oganisasi merupakan bagian penting bagi pertumbuhan. Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor produksi didalam kegiatan ekonomi. Organisasi bersifat melengkapi (komplemen) modal, buruh dan membantu meningkatkan produktiftasnya. Dalam pertumbuhan ekonomi modern, para wiraswastawan tampil sebagai organisator dan pengambil risiko diantara ketidak pastian. Wiraswastawan bukanlah manusia dengan kemampuan biasa ia memiliki kemampuan khusus untuk bekerja dibandingkan orang lain. Fungsi utamanya adalah melakukan pembaharuan (inovasi).
d. Kemajuan tekhnologi
Perubahan tekhnologi dianggap sebagai faktor paling penting didalam proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan itu berkaitan dengan perubahan di dalam metode produksi yang merupakan hasil pembaharuan atau hasil dari tekhnik penelitian baru. Perubahan pada tekhnologi telah menaikkan produktivitas buruh, modal dan faktor produksi lainnya.
e. Pembagian kerja dan skala produksi
Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan peningkatan produktivitas. Keduanya membawa kearah produksi skala besar yang selanjutnya membantu perkembangan industri. Hal ini menurunkan
laju pertumbuhan ekonomi. Adam Smith menekan arti penting pembagian kerja bagi perkembangan ekonomi. Pembagian kerja menghasilkan perbaikan kemampuan produksi buruh. Setiap buruh menjadi lebih efisien dari pada sebelumnya, ia menghemat waktu. la mampu menemukan mesin baru dan berbagai proses baru dalam berproduksi. Akhirnya produksi meningkatkan berbagai hal. 2. Faktor nonekonomi
a. Faktor sosial
Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Pendidikan dan kebudayaan barat membawa kearah penalaran (reasoning) dan skeptisisme. Ia menanamkan semangat kembara yang menghasilkan berbagai penemuan baru dan akhirnya memunculkan kelas pedagang baru. Kekuatan faktor ini menghasilkan perubahan pandangan, harapan, struktur, dan nilai-nilai sosial. Orang dibiasakan menabung dan berinvestasi dan menikmati risiko untuk memperoleh laba. Seperti yang disebut Lewis " hasrat untuk berhemat ".
b. Faktor manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting alam pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata tergantung pada jumlah sumber daya manusia saja, tetapi lebih menekan pada efsiensi mereka. Penggunaan secara tepat sumberdaya manusia untuk pembangunan ekonomi dapat dilakukan dengan cara berikut. Pertama, harus ada pengendalian atas perkembangan penduduk. SDM dapat dimanfaatlan dengan baik apabila jumlah penduduk dapat dikendalikan dan diturunkan. Ini memerlukan program keluarga berencana dan penelitian atas penduduk untuk menurunkan angka kelahiran. Kedua, harus ada perubaan dalam pandangan tenaga buruh. Perilaku sosial dari tenaga buruh adalah hal yang penting didalam proses pembangunan ekonomi. Untuk meningkatkan produktivitas dan mobilitas buruh pandangan masyarakat harus dirubah agar mereka mau menerima arti penting dan martabat buruh. Hal ini memerlukan perubahan dalam faktor kelembagaan dan sosial. Perubahan semacam ini tergantung pada penyebaran pendidikan, hanya tenaga buruh yang terlatih dan terdidik dengan efisiensi tinggi yang dapat membawa masyarakat kepada pertumbuhan ekonomi yang pesat. c. Faktor politik dan administratif
Faktor ini juga membantu pertumbuhan ekonomi modern. Pertumbuhan ekonomi Inggris, Jrman, Amerika Serikat, dan Perancis merupakan hasil dari stabilitas politik dan administrasi mereka yang kokoh sejak abd ke-19. Stuktur politik dan administrasi yang lemah merupakan penghambat besar bagi pembangunan ekonomi Negara terbelakang. Administrasi yang kuat, efisiensi dan tidak korup amat penting bagi pembangunan ekonomi.
2.2 Teori Permintaan
Teori permintaan terhadap sesuatu output menerangkan bagaimana seseorang atau bahkan banyak konsumen sebagai pembeli untuk meminta sesuatu barang yang tesedia di pasar. Price effect terhadap jumlah barang yang diminta menunjukkan hubungan negatif yang sekaligus mencerminkan the law of
Universitas Sumatera Utara

demand. Teori permintaan mengungkapkan bahwa pembeli cenderung dan mengharapkan harga barang turun {expected demand) meskipun dalam kenyataannya tidaklah demikian, justru harga barang cenderung naik dalam perkembangannya. Mengapa expected demand pada tingkat harga turun, karena pembeli dapat meningkatkan pembelian barang sehingga pembeli akan mendapatkan keuntungan {Consumer Surplus) (Syahrir dkk, 2008:7).
Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Permintaan seseorang atau suatu masyarakat terhadap suatu barang pada dasarnya ditentukan oleh banyak faktor, baik dari harga barang itu sendiri maupun harga barang lain serta faktor-faktor lain seperti pendapatan, cita rasa, jumlah penduduk, maupun ramalan mengenai masa depan. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut produsen bisa tahu seberapa besar barang tersebut akan di produksi. Namun dalam teori permintaan yang pertama kali dianalisis adalah hubungan antara jumlah permintaan suatu barang dengan harga barang tersebut dengan anggapan faktor lain dianggap tetap ( ceterispaibus) (Sukirno, 2005:76).
Sedangkan permintaan dalam ekonomi dapat didefenisikan sebagai suatu skedul, kurva atau fungsi menunjukkan berbagai jumlah suatu barang yang para konsumen inginkan dan mampu membelinya dengan tingkat harga tertentu pada periode tertentu (Simbolon, 2007: 7).
2.3 Pemberian Kredit 2.3.1 Pengertian Kredit
Kredit merupakan salah satu dari jenis penyaluran dana dari perbankan. Dalam pengertian ekonomi, kredit adalah salah satu penundaan pembayaran dalam pengertian uang atau barang yang diterima sekarang akan dikembalikan pada waktu yang akan datang atau sesuai dengan perjanjian jangka waktu yang telah ditentukan telebih dahulu.
Dalam bahasa latin kredit disebut credere yang artinya percaya. Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada sipenerima kredit, bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi sipenerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya (Kasmir, 2002 : 101).
Sedangkan pengertian kredit menurut Undang- Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Begitupun kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak (kreditor atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau pengutang/borower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak (Rivai, 2007:4).
Berdasarkan pengertian diatas dapatlah disimpulkan bahwa kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

2.3.2 Unsur- Unsur Kredit
Pengertian kata kredit jika dilihat secara utuh mengandung makna apa saja sehingga jika kita bicara kredit berarti juga membicarakan unsur-unsur yang terkandung didalamnya.
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit adalah sebagai berikut (Kasmir, 2002:104):
1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali pada masa tertentu dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya telah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara interen maupun eksteren.
2. Kesepakatan
Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan sipenerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang. Dalam unsur waktu ini terkandung pengertian nilai agio dari uang, yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima pada masa yang akan datang.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »