1. Permainan Sepakbola
a. Hakekat Permainan Sepakbola
Permainan sepakbola adalah cabang olahraga permainan beregu atau permainan tim. Kesebelasan yang baik, kuat dan tangguh adalah kesebelasan yang mampu menampilkan permainan yang kompak. Dapat dikatakan bahwa kesebelasan yang baik bila terdapat kerja sama tim yang baik. Untuk mendapatkan kerja sama tim yang tangguh diperlukan permain-pemain yang menguasai bagian-bagian dari beracam-macam teknik dasar bermain sepakbola dan terampil melaksanakannya. Kualitas keterampilan teknik dasar bermain setiap pemain tidak lepas dari faktor-faktor kondisi fisik dan taktik yang sangat menentukan tingkat permainan suatu kesebelasan sepakbola. Makin baik tingkat penguasaan keterampilan teknik dasar bermain setiap pemainnya di dalam memainkan dan menguasai bola, maka makin cepat dan cermat kerja sama kolektif akan tercapai.
Bagaimana anak dapat mencapai penguasaan teknik-teknik dasar bermain sepakbola seseorang harus melakukan dengan prinsip-prinsip gerakan teknik yang benar, cermat, sistematik yang dilakukan berulang-ulang terus menerus dan berkelanjutan, sehingga menghasilkan kerjasama yang baik antara sekumpulan saraf otot, untuk pembentukan gerakan yang harmonis, sehingga menghasilkan
otomatisasi gerakan. Untuk dapat mencapai gerakan yang otomatis harus dimulai sejak usia muda. Usia dimulainya latihan sepak bola menurut Sneyers (1988:11), yaitu: Usia pemula pemain sepak bola dimulai umur 6-13 tahun". Menurut Yumisul Hairy (1999:39), yakni: "Gambaran umum umur seseorang mulai latihan sepakbola yaitu umur 10-12 tahun, umur spesialisasi 11-13 tahun dan untuk mencapai puncak prestasi umur 18-24 tahun".
Keterampilan teknik dasar bermain sepakbola adalah semua gerakan-gerakan yang dibutuhkan dalam permainan sepakbola, terlepas sama sekali dari permainannya. Maksudnya adalah pemain melakukan gerakan-gerakan dengan bola dan gerakan-gerakan tanpa bola. Setiap pemain dapat dengan mudah memerintah bola dan memerintah badan atau anggota badan sendiri dalam semua situasi bermain. Setiap pemain sepak bola dengan mudah dapat memerintah bola dengan kakinya, dengan tungkainya, dengan badannya, dengan kepalanya, kecuali dengan kedua lengan dan tangannya yang dilakukan dengan cepat dan cermat. Dengan demikian setiap pemain telah memiliki gerakan yang otomatis atau ball feeling yang sempurna serta peka terhadap bola.
Penguasaan keterampilan yang baik dapat diperoleh melalui usaha pengkajian terhadap peserta didik, bentuk dan modal pembelajaran serta faktor-faktor yang menunjang pada cabang olahraga yang bersangkutan. Pembentukan keterampilan olahraga pada umumnya banyak berhubungan dengan tindakan yang menyangkut gerakan-gerakan koordinasi otot. Koordinasi gerakan dipengaruhi oleh fungsi saraf dan diperoleh dari hasil belajar Oleh karena itu untuk memperoleh tingkat keterampilan gerak yang tinggi diperlukan belajar dalam
jangka waktu yang lama agar fungsi sistem saraf dapat terkoordinasi dengan sempurna yang menuju pada otomatisasi gerakan. Pyke (1980:61), menyatakan bahwa : "Tanpa belajar atau latihan suatu keterampilan tidak akan tercapai".
Teknik dasar bermain sepakbola merupakan semua gerakan-gerakan yang diperlukan untuk bermain sepakbola. Kemudian untuk bermain ditingkatkan menjadi keterampilan teknik bermain sepakbola yaitu penerapan teknik dasar bermain ke dalam permainan. Teknik dasar bermain sepakbola meliputi teknik tanpa bola dan teknik dengan bola. Teknik tanpa bola merupakan semua gerakan-gerakan tanpa bola yang terdiri dan lari cepat, mengubah arah, melompat dan meloncat, gerak tipu dengan badan dan gerakan-gerakan khusus penjaga gawang. Sedangkan teknik dengan bola meliputi mengenal bola, menendang bola, mengontrol bola, mengiring bola, heading, melempar bola. Beberapa teknik dasar yang perlu dipelajari menurut Sneyyer (1998:110), yaitu:
Mengendalikan bola dengan kaki, paha, dada dan kepala, meneruskan bola tanpa ditahan, dribbling, tendangan sambil salto, pass pendek dan panjang, melempar bola, tendangan langsung dan tidak langsung, tendangan sudut pendek dan yang panjang, menyundul bola, memberi efek pada bola dan sebagainya.
Sedangkan menurut Fuchs (1981:48), adalah: "Keterampilan teknis bermain sepak bola terdiri dari menendang, trapping, dribling, volleying, heading dan throw-in". Selanjutnya disebutkan secara garis besarnya keterampilan teknis bermain sepak bola yang harus dikuasai oleh setiap pemain sepak bola meliputi : menendang (instep kick, inside foot kick, outside foot kick, heel kick, trapping atau mcnghentikan bola (sole of the foot trap, foot trap, body trap). Tiap bagian dapat diajarkan secara terpisah-pisah sesuai dengan kebutuhan bahan atau materi pembelajaran.
Indikator penguasaan keterampilan bermain sepak bola, apabila masing-masing siswa menguasai dan mampu melakukan berbagai teknik dasar bermain sepakbola tersebut. Dalam proses pembelajaran selanjutnya, siswa agar selalu mempelajari dan mempraktekkan berulang-ulang bagaimana mengolah dan mempermainkan bola agar dapat menumbuhkan naluri terhadap gerak bola.
b. Sepak dan Tahan Bola dalam Permainan Sepakbola 1). Menendang atau Menyepak Bola
Menendang bola merupakan teknik dasar dengan bola yang paling banyak dilakukan dalam permainan sepakbola. Maka teknik dasar menendang bola merupakan dasar didalam bermain sepakbola. Seorang pemain yang tidak menguasai teknik menendang bola dengan baik, tidak akan menjadi pemain yang baik. Kesebelasan yang baik adalah semua kesebelasan yang semuanya menguasai teknik menendang bola dengan baik, dengan cepat, cermat dan tepat pada sasaran, sasaran teman maupun dalam membuat gol kemulut gawang lawan.
Supaya bermain dengan cepat pemain harus menguasai semua gerakan bagian dari teknik dan dapat memainkan bola dengan segala situasi dan posisi. Tidak mempergunakan gerakan - gerakan yang tidak perlu, kecuali memperlambat gerakan, juga membuang - buang tenaga. Pada waktu mendapat operan atau memberi operan. Pemain harus mempunyai ketrampilan menendang bola, tendangan operan kepada teman yang bergerak mudah diterima dan tanpa mendapatkan rintangan dari lawan, maupun tendangan tembakan kegawang lawan, maupun tendangan tembakan dengan sasaran tepat luang mulut gawang tanpa mendapat rintangan dari penjaga gawang.
Gambar 1. Cara menendang bola Prinsif teknik menendang bola, Menurut Soekatamsi (1988 : 45) :
a. Kaki tumpu
Kaki tumpu adalah kaki yang menumpu pada tanah pada persiapan menendang dan merupakan letak titik berat badan. Posisi kaki tumpu atau dimana harus meletakkan kaki tumpu terhadap bola, posisi kaki tumpu terhadap bola akan menentukan arah lintasan bola dan tinggi rendahnya lambungan bola. Lutut kaki tumpu kaki sedikit ditekuk dan pada waktu menendang lutut diluruskan. Gerakan dari lutut ditekuk kemudian diluruskan merupakan kekuatan mendorong kedepan.
b. Kaki yang menendang
Kaki yang menendang adalah kaki yang digunakan untuk menendang bola. Pergelangan kaki yang digunakan untuk menendang bola pada saat menendang dikuatkan atau ditengahkan, tidak boleh bergerak. Tungkai kaki yang menendang diangkat kebelakang kemudian diayunkan kedepan sehingga bagian kaki yang digunakan untuk menendang mengenai bola, kemudian diteruskan dengan gerak lanjutan kedepan, dan seterusnya bergerak lari untuk mencari posisi.
c. Bagaimana bola yang ditendang
Merupakan bagian sebelah mana bola yang ditendang, akan menentukan : Yaitu arah dan jalan bola, tinggi rendahnya lambungan bola.
d. Sikap badan
Sikap badan pada waktu menendang sangat dipengaruhi oleh posisi tumpu terhadap bola. Posisi kaki tumpu tepat disamping bola, maka pada saat menendang bola tepat diatas bola dan badan akan sedikit condong kedepan, sikap badan ini untuk tendangan bola menggulir rendah atau melambung sedang. posisi kaki tumpu berada disamping belakang bola, maka pada waktu menendang bola badan berada diatas belakang bola hingga sikap badan condong kebelakang, maka hasil tendangan bola melambung tinggi.
e. Pandangan mata
Pandangan mata terutama untuk mengamati situasi atau keadaan permainan, akan tetapi pada saat akan menendang bola mata harus melihat pada bola dan ke arah mana bola akan ditendang. 2). Menerima atau Menahan Bola
Menerima bola diartikan sebagai cara menangkap bola, menghentikan bola atau menguasai bola. Menerima bola dapat dilakukan dengan semua bagian badan dari kaki sampai dahi (kepala), kecuali dengan lengan dan tangan. Dalam menerima bola atau menghentikan bola pada dasarnya adalah dengan cara mengurangi kekuatan atau kecepatan bola hingga bola berhenti untuk kemudian
dikuasai.
Prinsip menerima bola, menurut Soekatamsi (1988 : 124) :
Gambar 2. Menerima Bola
1. Lari menjemput datangnya arah bola, pandangan mata tertuju kearah bola.
2. kaki tumpu menerima seluruh berat badan , lutut ditekuk sedikit.
3. Bagian badan atau bagian kaki yang dipergunakan untuk menerima bola, pada waktu kontak dengan bola digerakkan mengikuti arah lintasan bola hingga bola berhenti atau tidak mental (mantul) dan berhenti dekat badan, selanjutnya bola dikuasai.
4. Sebelum menerima bola harus segera dipikirkan bola akan diapakan setelah dikuasai, dioperkan kepada teman, digiring atau ditembakkan ke arah mulut gawang lawan.
2. Pendekatan Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran sehingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kongnitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta ketrampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik.
Pendekatan merupakan cara untuk mendekati agar hasil pembelajaran menjadi baik. Tujuan pembelajaran adalah agar anak mampu secara tepat menguasai dasar-dasar keterampilan yang diajarkan. Pembelajaran merupakan usaha untuk merubah perilaku anak, proses perubahan perilaku sebagai akibat anak mampu menerima informasi, meniru dan menguasai keterampilan yang diajarkan. Anak yang semula belum mampu melakukan gerak keterampilan dapat melukukan secara baik. Pendekatan pembelajaran merupakan aset yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Model pendekatan pembelajaran ditinjau dari
sisi interaksi guru dan siswa terdiri dari beberapa gaya mengajar. Dapat didefinisikan bahwa gaya mengajar adalah cara yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suatu bentuk pengajaran dengan kondisi yang diinginkan untuk membantu siswa dalam mencapai penguasaan keterampilan.
Belajar perlu dibedakan dengan konsep-konsep yang berhubungan seperti berpikir, berperilaku, perkembangan atau perubahan. Demikian pula Gagne dalam Brophy (1990 : 129), mengemukakan bahwa "Hirarki belajar adalah dimana belajar disusun berurutan dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks. Sebagai contoh hirarki mengandung tiga kategori yaitu : (1) Belajar signal adalah belajar suatu respon umum ke dalam bentuk isyarat, misalnya menyiapkan kelas dengan bunyi bel. (2) Belajar respon stimulus yaitu belajar suatu respon stimulus yang tepat ke suatu rangsangan yang dibedakan, misalnya memanggil orang dengan nama-nama yang dibedakan (3) Belajar diskriminasi yaitu belajar membedakan antara anggota dalam kumpulan stimulus yang sama supaya mempunyai respon pada perbedaan ciri individu, misalnya mengindentifikasi perbedaan jenis-jenis anjing yang berbeda, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwasannya metode mengajar adalah merupakan salah satu cara untuk menciptakan suatu bentuk pengajaran dengan kondisi yang diinginkan guna membantu tercapainya tujuan proses belajar mengajar secara efektif.
Piaget dalam Brophy (1990:134) menyatakan dalam pembelajaran gerak disebut "Skema Sensor Motorik" yaitu suatu pembelajaran lebih efisien bila diberikan contoh sehingga dapat meniru dan dengan instruksi verbal dan gambaran visual dapat menggunakannya sebagai penuntun terhadap penampilan
dan menjadi tambahan kesempatan dalam praktek dengan umpan balik yang korektif. Latihan merupakan hal yang sangat penting bagi peserta siswa sebagai umpan balik. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Adams (1991:134) bahwa "Umpan balik dalam belajar keterampilan gerak bersifat internal selain umpan balik internal ini keterampilan gerak juga menghasilkan umpan balik external melalui kejadian di lingkungannya. Pada pembelajaran keterampilan gerak penting untuk mencegah berkembangnya kebiasaan buruk. Bila siswa tidak diajarkan prinsip dasar dan bentuk yang tepat, maka mereka dapat mengembangkan keterampilan yang sangat berfungsi sampai pada tahap tertentu tetapi tidak efisien dan secara potensial tidak produktif.
Program yang diberikan kepada siswa harus disusun secara sistematis, berurutan, berulang-ulang dan kian hari bertambah bebannya dan yang mudah sampai dengan yang sulit sehingga dalam menyampaikan pesan dapat ditangkap oleh siswa dan memperoleh hasil belajar secara optimal yang berupa perubahan-perubahan kemampuan permainan ke arah peningkatan kualitas gerak, karena setiap individu memiliki kemampuan gerak dasar yang berbeda. Nana Sudjana (2002:109) bahwa Hakikat belajar-mengajar adalah peristiwa belajar yang terjadi pada siswa secara aktif berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru. Asumsi yang melandasi hakikat belajar-mengajar tersebut adalah : (a) proses belajar-mengajar yang efektif memerlukan strategi dan teknologi pendidikan yang tepat. (b) program belajar mengajar dirancang dan dilaksanakan sebagai suatu sistem. (c) proses dan produk belajar perlu memperoleh perhatian seimbang di dalam pelaksanaan kegiatan-belajar, (d) pembentukan kompetensi profesional
memerlukan pengintegrasian fungsional antara teori dan praktek serta materi