SKRIPSI TELEVISI DAN BUDAYA POPULER

Thursday, January 07, 2016
(0018-KOMUNIKASI ) SKRIPSI TELEVISI DAN BUDAYA POPULER
(Studi Korelasional Pengaruh Terpaan Tayangan Drama Asia (Korea) di Indosiar terhadap Perilaku Budaya Populer di Kalangan Siswa/i

BAB II 
URAIAN TEORITIS

II. 1 Komunikasi dan Komunikasi Massa
II.1.1 Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Massa
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communications berasal dari bahasa Latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama; sama disini artinya sama makna atau sama arti (Effendi, 2007: 9). Menurut Harold Lasswell cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: who (siapa), says what (mengatakan apa), in which channel (dengan saluran apa), to whom (kepada siapa), with what effect (dengan pengaruh bagaimana) (Mulyana, 2005: 62). Jadi berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
Jika kita berada dalam situasi komunikasi, maka kita memiliki beberapa kesamaan dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau kesamaan arti dari simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi. Seperti yang dinamakan Wilbur Schramm yaitu frame of reference atau dapat diartikan sebagai kerangka acuan, yaitu paduan pengalaman dan pengertian. Selain itu Schramm juga menyatakan bahwa field of experience atau bidang pengalaman merupakan faktor yang amat penting untuk terjadinya komunikasi. Apabila bidang pengalaman komunikator tidak sama dengan bidang pengalaman komunikan, maka akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain dan situasi akan menjadi tidak komunikatif.
Studi Joseph A. DeVito, dalam bukunya Communicatory, membagi komunikasi menjadi empat macam bagian yaitu komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok kecil, komunikasi publik, dan komunikasi massa (Cangara, 2006: 29). Komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 2005: 189). Sedangkan menurut Bittner (Ardianto, 2004: 3) komunikasi massa yakni pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Jadi pada dasarnya, komunikasi massa bertujuan untuk mempengaruhi orang lain dengan menggunakan berbagai media yang ada.
Studi tentang komunikasi massa termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan yang lebih luas berkenaan dengan komunikasi manusia. Bidang ilmu pengetahuan yang luas tersebut dapat dibagi menurut beberapa cara pembagian. Salah satunya berdasarkan peringkat organisasi sosial yang merupakan tempat berlangsungnya komunikasi. Dari perspektif tersebut, komunikasi massa berada pada puncak piramid (lihat gambar 2).
Proses Komunikasi dalam Masyarakat
Peringkat Proses Komunikasi:
- Masyarakat luas (misalnya komunikasi massa)
- Institusi/organisasi (misalnya sistem politik atau badan usaha)
- Antarkelompok atau asosiasi (misalnya komunitas setempat)
- Dalam kelompok (intergroup) (misalnya keluarga)
- Antarpribadi (interpersonal) (misalnya dua orang, pasangan)
- Dalam pribadi (intrapersonal) (misalnya proses informasi)
Sumber: Denis McQuail. 1996

II. 1.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Orang-orang yang akan menggunakan media massa sebagai alat untuk melakukan kegiatan komunikasi haruslah memahami karakteristik komunikasi massa. Adapun karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut:
1. Komunikator melembagakan. Komunikator dalam komunikasi massa bukanlah satu orang melainkan kumpulan orang-orang. Artinya gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuahlembaga.
2. Pesan bersifat umum. Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu.
3. Komunikan nya anonim dan heterogen. Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen.
4. Media massa menimbulkan keserempakan. Jumlah sasaran khalayak/komunikan yang relatif banyak dan tidak terbatas merupakan
kelebihan yang ada pada komunikasi massa. Bahkan, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.
5. Komunikasi massa bersifat satu arah. Merupakan salah satu kelemahan yang ada pada komunikasi massa. Ini berarti tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator.

II.1.3 Fungsi Komunikasi Massa
Ada beberapa fungsi komunikasi massa, yaitu:
1. Fungsi pengawasan
Fungsi pengawasan ini bisa berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti, pemberitaan bahaya narkoba bagi kehidupan manusia. Sedangkan fungsi persuasif sebagai upaya memberi reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukannya.
2. Fungsi social learning
Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung sehingga proses pencerahan itu berlangsung efektif dan efisien dan menyebar secara bersamaan.
3. Fungsi penyampaian informasi
Komunikasi massa yang mengandalkan media massa, memiliki fungsi utama, yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas dalam waktu cepat dan singkat.
4. Fungsi transformasi budaya
Fungsi informatif adalah fungsi-fungsi yang bersifat statis, namun fungsi-fungsi lain yang lebih dinamis adalah fungsi transformasi budaya. Fungsi transformasi budaya ini menjadi sangat penting dan terkait dengan fungsi-fungsi lainnya terutama fungsi social learning, akan tetapi fungsi transformasi budaya lebih kepada tugasnya yang besar sebagai bagian dari budaya global.
5. Hiburan
Fungsi lain dari komunikasi adalah hiburan, bahwa seirama dengan fungsi-fungsi lain, komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komunikasi massa menggunakan media massa (Bungin, 2008: 79-81).

II.2 Televisi sebagai Media Massa
Media massa merupakan saluran atau media yang dipergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan massa. Yang termasuk media massa disini adalah televisi, surat kabar, majalah, radio, dan film. Media massa dapat digolongkan sebagai media elektronik dan media cetak yang keseluruhannya sering juga disebut pers.
Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (Bahasa Yunani) yang berarti jauh, dan visi (Bahasa Latin-videra) berarti penglihatan. Dengan demikian televisi yang dalam Bahasa Inggrisnya television diartikan dengan "melihat jauh". Pada awalnya televisi lahir karena perkembangan teknologi. Bermula dari ditemukannya electrische teleskop oleh Paul Nipkov untuk mengirim gambar melalui udara dari satu tempat ke tempat lain. Sejak saat itu, televisi mulai dinikmati oleh publik Amerika Serikat (AS) pada tahun 1939 ketika berlangsungnya "World's Fair" di New York, namun sempat terhenti ketika terjadi Perang Dunia II. Baru setelah tahun 1946 itulah kegiatan dalam bidang TV tersebut tampak dimulai lagi (Kuswandi, 1996: 5-6).
Awalnya di tahun 1945, hanya terdapat delapan stasiun televisi dan 8000 pesawat televisi di seluruh AS. Namun, sepuluh tahun kemudian, jumlah stasiun televisi meningkat menjadi hampir 100 stasiun sedangkan jumlah rumah tangga yang memiliki pesawat televisi mencapai 35 juta rumah tangga atau 67% dari total rumah tangga. Semua program televisi pada awalnya ditayangkan ke dalam siaran langsung (live). Pesawat televisi berwarna mulai diperkenalkan kepada publik pada tahun 1950-an. Siaran televisi berwarna dilaksanakan pertama kali oleh stasiun televisi NBC pada tahun 1960 dengan menayangkan program siaran berwarna selama tiga jam setiap harinya (Morissan, 2008: 6).
Sedangkan di Indonesia, televisi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1962 dengan nama TVRI sebagai satu-satunya stasiun televisi milik pemerintah. Ketika itu akan dilangsungkan pesta olahraga Asian Games di Jakarta. Waktu itu siarannya terbatas hanya 3 jam sehari dengan wilayah liputan Jakarta dan Bogor.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »