SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA

Tuesday, January 26, 2016
(0015-FKM) SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA

BAB 2 
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pneumonia
2.1.1. Pengertian Pneumonia
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pnemonia pada anak seringkaii bersamaan dengan terjadinya proses infeksi akut pada bronkus dan disebut Broncho pneumonia. Dalam pelaksanaan program P2 ISPA semua bentuk pneumonia (baik pneumonia maupun brocho pneumonia) disebut pneumonia saja.2
2.1.2. Klasifikasi Pneumonia atau diagnosa pneumonia da fa in program P2 ISPA
Klasifikasi pneumonia dengan gejala klinisnya (berdasarkan kriteria Pneumonia pada
buku MTBS, DEPKES RI2002), terdiri dari:
Pneumonia sangat berat
Anak dengan batuk atau kesulitan bernafas yang disetai dengan sianosis sentral, tidak dapat minum, adanya tarikan dinding dada bagian bawah kedalam {Severe chest indrawing)
Pneumonia berat
Anak dengan batuk atau kesulitan bernafas, tarikan dinding dada tanpa disertai sianosis dan dapat minum.
Bukan pcnumonia
Anak dengan batuk atau kesulitan bernafas tanpa pernafasan cepat atau penarikan dinding dada.
Pernafasan dikatakan cepat bila > 50 kali per mentt pada anak umur 2 s/d 12 bulan, 2:
40 kali per menit pada anak umur 12 bulan s/d 5 tahun.
2,2. Epidemologi Pneumonia
2.2.1. Distribusi dan Frekwensi Pneumonia
Pada buku Sewamic Health Statistic, menunjukkan bahwa, setidaknya lima penyakit paru merupakan bagian dari sepuluh penyebab kematian utama di Indonesia, yaitu pneumonia Tuberkulosis, bronkitis, emfisema, dan asma serta bagian dari neoplasma ganas.4
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyebab utama pada bayi dan balita di Indonesia sebagian besar kematian tersebut diakibatkan oleh ISPA bagian bawah (Pneumonia) namun masyarakat masih awam dengan gangguan ini. Penderita cepat meninggal akibat pneumonia berat dan sering tidak tertolong. Lambatnya pertolongan ini disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat tentang gangguan ini,2.
ISPA merupakan padanan dari Acut Respiratory infektion, istilah ISPA mengandung tiga unsur yaitu infeksi, saluran pernafasan dan akut. Yang dimaksud dengan infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak hingga menimbulkan gejala penyakit. Saluran pernafasan adalah organ mulai hidung sampai dengan paru serta organ-organ seperti sinus, ruang telinga tengah dan pleura. Sedangkan yang dimaksud dengan infeksi akut yang berlangsung dari 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan berlangsung nya proses akut, walaupun pada beberapa kasus dapat melebihi 14 hari.2
2.2.2. Dcterminan Pneumonia
Terjadinya infeksi saluran pernafasan pada anak balita disamping adanya bibit penyakit, juga dipengaruhi oleh faktor anak itu sendiri, seperti anak yang belum mendapatkan imunisasi dan kontak dengan asap dapur, serta kondisi perumahan yang ditempatinya. Secara umum tersebut dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu :
1. Bibit Penyakit (Agent)
Etiologi pneumonia berdasarkan penelitian WHO yang menjadi acuan bahwa 73,9% dari isolasi aspirat paru dan 69,1% isolasi spesimen darah ditemukan bakteri Streptococcus Pneumonia dan Haemophylus Influensa.5
Pnemonia umumnya disebabkan oleh bakteri. Di negara berkembang yang sering sebagai penyebab pnemonia pada anak iaiah Streptococcus pnemonia dan Haemojhilus influenza. Sedangkan di negara maju, dewasa ini pnemonia pada anak umumnya disebabkan oleh virus.
Pada bayi dan anak kecil ditemukan Staphylococcus aureus sebagai penyebab pneumonia yang merupakan infeksi berat, serius, dan sangat progresif dengan mortalitas yang tinggi.
2, Pejamu (Host)
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang terserang, bibit penyakit, terutama faktor yang ada pada dirinya sendiri seperti: a. Umur
Terjadinya ISPA terutama pneumonia pada anak balita dipengaruhi oleh faktor usia anak yang berumur kurang dari 2 tahun mempunyai resiko yang lebih
tinggi untuk terkena pnemonia dibandingkan dengan anak umur 3 tabun sampai 5 tahun.6
Hasil analisis faktor resiko membuktikan bahwa umur merupakan salah satu resiko penyebab terjadinya kematian karena pnemonia pada balita. Semakin tua usia balita yang sedang menderita pnemonia, kecil resiko meninggal akibat pnemonia dibandingkan balita yang berusia muda.7
Dari beberapa hasil penelitan menunjukkan bahwa insidens paling tinggi terdapat pada bayi di bawah satu tahun dan insiden menurun dengan bertambahnya umur.3
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin laki-laki mempunyai resiko Iebih tinggi untuk terkena ISPA dibandingkan dengan anak perempuan.6
Hasil bahwa propersi kasus ISPA pneumonia menurut jenis kelamin tidak sama yaitu, laki-laki 59% dan perempuan 41%. Hal ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa ISPA lebih sering didapatkan pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan, terutama pada anak usia muda.8
c. Status Gizi
Keadaan gizi buruk muncul sebagai faktor resiko yang penting untuk ISPA, yang mana membuktikan adanya hubungan antara gizi buruk dengan infeksi baru sehingga anak-anak yang bergizi buruk mendapat penyakit pnemonia.7
Status gizi kurang / buruk pada anak balita mempunyai risiko untuk terkena Pneumonia 2,5 kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang bergizi baik/normal.8
Pengukuran berat badan balita disamping merupakan pengukuran yang dinilai tepat untuk penentuan satus gizi, juga dalam pelaksanaan operasionalnya lebih mudah dan relatif akurat. Berat badan merupakan ukuran yang sensitif yang sangat dipengaruhi oleh perubahan status gizi. Untuk pengukuran berat badan adalah WHO-NCHS {Wolrld Health Organization-National Centre for Health Statistic), sedangkan klasifikasi tingkat gizi yang digunakan adalah berdasarkan klasifikasi Status Gizi Masyarakat oleh Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI.9 Klasifikasi Status Gizi Balita Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI
1. Gizi Lebih ; Bilanilaizscor> + 2 SD
2. Gizi Normal : Bila nilai z csor £ -2 SD s/d +2 SD
3. Gizi Kurang : Bila nilai z scor > -3 SD s/d <> -2 SD
4. Gizi Buruk : Bila nilai z scor < -3 SD.
d. Berat Badan Lahir
Berat badan lahir rendah ditetapkan sebagai suatu berat lahir yang kurang dari 2500 gram. Bayi dengan berat lahir rendah (BBL) akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi, karena bayi rentan terhadap kondisi-kondisi saluran pernapasan bagian bawah.
Bayi dengan berat badan lahir rendah mempunyai angka kematian lebih tinggi dari pada bayi dengan berat lebih dari 2500 gram saat lahir selama tahun pertama kehidupan. Pneumonia adalah penyebab terbesar kematian akibat infeksi pada bayi yang baru lahir dengan berat badan rendah, bila dibandingkan dengan bayi yang beratnya di atas 2500 gram.
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi karena bayi rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran pernapasan bawah.
e. Status ASI
Menyusukan bayi harus dianjurkan bila bayi dan ibunya ada dalam keadaan sehat dan tidak terdapat kelainan-kelainan yang tidak memungkinkan untuk menyusu. Jika memungkinkan ASI diberikan sampai 2 tahun.
Dari penelitian-penelitian sepuluh tahun terakhir ini menunjukkan bahwa ASI bekerja membentuk faktor antibodi untuk melawan infeksi bakteri dan Virus. Terutama selama minggu pertama (4 sampai 6 hari) payudara akan menghasilkan kolostrum, yaitu ASI awal yang mengandung zat kekebalan {Imunoglobin, Komplemen, Lisozim, Laktoperin Jan sel-sel LeukosH) yang sangat penting untuk melindungi bayi dari infeksi. Penelitian di beberapa negara sedang berkembang menunjukkan bahwa ASI melindungi bayi terhadap infeksi saluran pernafasan berat.10
Pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian ASI sejak lahir sampai dengan 4-6 bulan tanpa pemberian cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa makan seperti pisang, pepaya, bubur, susu, biskuit, bubur nasi tim. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan, sedangkan ASI diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebth. Pada keadaan - keadaan tertentu dibenarkan memberikan bayi makanan padat setelah berumur 4 bulan tetapi belum mencapai 6 bulan. Misalnya karena peningkatan berat badan bayi yang kurang dari standar dan terdapat tanda-tanda yang menunjukkan
Universitas Sumatera Utara

Artikel Terkait

Previous
Next Post »