Perusahaan atau lembaga dalam melaksanakan kegiatannya selalu melakukan interaksi dengan publiknya dan berusaha menjalin hubungan yang baik dengan publiknya. Publik yang dimaksud adalah public internal maupun eksternal. Hubungan yang dijalin ini untuk membentuk goodwill, mencapai pengertian yang baik dan mempertahankan eksistensinya dalam masyarakat.
Dalam membina hubungan tersebut, perusahaan membutuhkan suatu fungsi atau badan yang dapat menjalankan komunikasi yang efektif dengan public. Fungsi yang memenuhi tinjauan diatas adalah public relations yang berfungsi menciptakan , memelihara dan meningkatkan hubungan baik antara komponen dalam suatu lembaga untuk memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan opini public yang menguntungkan dalam mencapai kerjasama yang baik.
Praktek public relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Upaya yang perencanaan dan berkesinambungan ini berarti public relations adalah suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semua itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Jadi, public relations sama sekali bukanlah kegiatan yang sifatnya sembarangan atau dadakan. Tujuan utamanya adalah " menciptakan dan memelihara saling pengertian" maksudnya untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak lain yang turut berkepentingan. Dengan adanya satu penggal kata "saling" maka organisasi juga harus memahami setiap kelompok atau individu yang terlibat dengannya (istilah yang umum adalah "kyalayak" atau public) (jefkins, 1992 : 8)
Menurut Cutlip dan Center dalam Siswanto (1992 : 25), tahap-tahap atau proses public relations adalah:
1. Fact Finding ( Pengumpulan Data)
2. Planning (Perencanaan)
3. Communicating ( komunikasi)
4. Evaluating (Evaluasi)
Public relations merupakan suatu bidang memerlukan segi perencanaan yang matang (planned), sama dengan bidang periklanan yang melakukan " komunikasi" yaitu gabungan antara melakukan komunikasi dan sekaligus membujuk (persuasive). Penyandang profesi public relations officer (pejabat humas), dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus selalu berusaha memenuhi keinginan perusahaan atau lembaga yang diwakilinya, apa dan bagaimana aktivitas dan kegiatan organisasi tersebut harus diinformasikan, temanya apa, untuk berapa lama, sejauh mana dukungan dana, manajemen dan fasilitas, serta dapatkah memenuhi atau mencapai target (Ruslan, 1997 : 6).
Hal yang teramat penting bagi seorang public relations officer adalah harus mahir dalam berkomunikasi agar tujuan bisa dicapai secara efisien dan efektif komunikasinya dengan sasaran khalayak, dapat menjamin opini public dengan baik. Publikasi atau publisitas merupakan salah satu relasi komponen-komponen yang cukup berperan banyak untuk menunjang keberhasilan dalam publikasi, khususnya dalam kampanye public relations. Peranan pokok atau tanggung jawab public relations adalah bagaimana menciptakan kepercayaan, goodwill, dan kejujuran dalam menyampaikan pesan atau informasi, serta publikasi yang positif kepada khalayak yang didukung dengan kiat-kiat dan taktik serta teknik dalam berkampanye untuk memperoleh citra. Disamping itu public relations harus proaktif, dinamis, kreatif dan antisipatif untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dengan tepat baik dibidang komunikasi, informasi, politik, ekonomi dan social baik di dalam maupun di luar negeri. Oleh karena perusahaan, lembaga atau organisasi tidak akan lepas dari pengaruh dan persaingan serta kemungkinan adanya persoalan dan perubahan yang cepat yang ditunjang dengan teknologi serba canggih dalam era globalisasi (Ruslan, 1997 : 57).
2. 2 Pengertian Internal Relations
Di dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan akan berhadapan dengan publik yang beraneka ragam. Publik atau stakeholder perusahaan tersebut dapat digolongkan ke dalam dua bagian yaitu stakeholder internal dan stakeholder external. Stakeholder internal adalah stakeholder yang berada di dalam perusahaan sedangkan stakeholder external adalah stakeholder yang berada di luar perusahaan. Stakeholder internal dan stakeholder external meliputi:
TABEL 2.1 STAKEHOLDER INTERNAL DAN EXTERNAL
Stakeholders internal Stakeholders external
1. Pemegang saham 1. Konsumen
2. Manajemen dan Top Executive 2. Penyalur
3. Pemasok 3. Karyawan 4. Bank
4. Keluarga karyawan 5. Pemerintah
6. Pesaing
7. Komunitas
8. Pers
(Sumber : Kasali, 1996 : 65)
Internal relations dapat didefinisikan bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan cara menjalin kerjasama dengan seluruh lingkungan kerja, baik itu pemegang saham, manajer, atasan dan seluruh karyawan yang ada. Menurut Frank Jefkins, (1992) (dalam Ruslan, 2003:252), hubungan publik internal tersebut sama pentingnya dengan hubungan masyarakat eksternal, karena kedua bentuk hubungan masyarakat tersebut diumpamakan sebagai dua sisi mata uang yang mempunyai arti sama dan saling terkait satu sama lain.
Internal public relations yang salah satu bagian perusahaan serta biro konsultan yang berdiri sebagai perusahaan jasa yang secara eksklusif di bidang kehumasan. Besar kecilnya departemen Internal Public Relations dari suatu perusahaan bergantung pada tiga hal utama yaitu:
1. Ukuran atau skala perusahaan itu sendiri.
2. Nilai atau arti penting fungsi-fungsi humas di mata pihak manajemen atau pimpinan perusahaan yang bersangkutan.
3. Karakteristik khas kehumasan yang memang berbeda-beda bagi
masing-masing perusahaan ( Anggoro, 2001:211-212).
Tingkat efektivitas Internal Public Relations juga dapat dipengaruhi tiga hal pokok yaitu:
1. Keterbukaan pihak manajemen.
2. Kesadaran dan pengakuan pihak manajemen akan nilai dan arti penting komunikasi dengan para karyawan.
3. Keberadaan seorang manajer komunikasi yang tidak hanya ahli dan berpengalaman, tetapi juga didukung oleh sumber-sumber daya teknis yang modern.
Internal Relations menempatkan karyawan atau anggota perusahaan sebagai komponen yang penting dalam kerja humas. Karyawan yang mempunyai semangat kerja yang tinggi merupakan salah satu tujuan dari Internal Public Relations. Hubungan pimpinan dan bawahan akan berjalan dengan baik bila kedua belah pihak saling membutuhkan satu sama lainnya. Untuk menciptakan suasana yang harmonis seorang pimpinan harus berkomunikasi dengan bawahan baik secara vertical maupu horizontal.
Dalam usaha-usaha untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dalam perusahaan itu terutama bagi keuntungan perusahaan itu sendiri, komunikasi yang bersifat two way communications penting sekali dan mutlak